Rusia mengirim pasukan ke wilayah yang berbatasan dengan Korea Utara dan Tiongkok. Pasukan Rusia tampak di Bukit Zaozyornaya, dekat pertemuan perbatasan Korea Utara, Tiongkok, dan Rusia baru-baru ini.
Ditulis oleh Colin Fredericson – EpochTimes Group
Tentara-tentara Rusia dengan senapan dan anjing penjaga difoto sedang berada di dekat persimpangan perbatasan tenggara Rusia yang penting, seperti dilaporkan oleh Daily Mail.
Baik Vladimir Putin maupun pemerintah Rusia, belum memberi pernyataan tentang apa yang tentara Rusia akan hadapi. Mungkin orang-orang menduga akan terjadi sebuah perang, namun Daily Mail mendapat petunjuk mengenai persiapan untuk arus masuk pengungsi Korea Utara. Baik Rusia dan Tiongkok memiliki kebijakan resmi untuk melakukan deportasi terhadap orang-orang Korea Utara kembali ke negaranya, di mana mereka bisa saja menghadapi eksekusi.
Kehadiran tentara datang tepat setelah Putin memberikan pandangannya tentang seperti apa perang di Korea Utara akan terlihat. Dia memberikan komentar saat berada di sebuah konferensi di Tiongkok untuk negara-negara BRIC.
“Merangsang histeria militer tidak akan menghasilkan apapun yang baik. Ini bisa mengakibatkan bencana global,” kata Putin.
Amerika Serikat belum mengumumkan perang terhadap Korea Utara, namun pejabat Korea Utara yang gelisah dan kantor berita negara Korea Utara mengklaim bahwa mereka telah mendengar sebuah deklarasi perang. Berita negara Korea Utara menyiarkan rekaman terkomputerisasi, sebuah video penembakan jatuh jet militer Amerika Serikat dan juga kapal angkatan laut.
Tapi Putin mungkin akan mengantisipasi aksi militer di Korea Utara. Fyodor Lukyanov, editor Rusia di Global Affairs mengatakan bahwa Rusia memahami tindakan yang mungkin akan diambil oleh Korea Utara.
Dia mengklaim melalui sebuah artikel Financial Times, “Kremlin memahami psikologi Korea Utara.” Dia menambahkan “Bagi Korea Utara, ini bukan tentang tawar-menawar, tapi tentang kelangsungan hidup – Kim Jong Un mengetahui nasib Saddam Hussein, Irak dan Moammar Gadhafi, Libya dan memandang rudal nuklir sebagai asuransi hidupnya. ”
Pandangan lainnya dari Putin, yang diklaim saat konferensi BRIC di Tiongkok, melalui Kebijakan Luar Negeri, bahwa Korea Utara “Akan lebih memilih makan rumput daripada meninggalkan program senjata nuklir mereka, kecuali jika mereka merasa aman.”
Lukyanov dan Putin tidak menyebutkan pilihan lain yang dimiliki Korea Utara, selain bagaimana membersihkan tindakan yang sudah dilakukannya, menghentikan retorika yang mengancam, sungguh-sungguh mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia dan penyalahgunaan kekuasaan di seluruh negeri, hanya hal-hal tersebut yang dapat membantu Korea Utara menjalin hubungan damai dengan dunia.
Terlepas dari ancaman Korea Utara saat ini, sebuah dengar pendapat baru-baru ini dengan Jenderal Amerika, Joseph Dunford, menyatakan bahwa semua ini mungkin hanya sekedar basa-basi. Dunford adalah pemimpin di Kepala Staf Gabungan dan anggota tertinggi militer Amerika.
“Sementara ruang politik jelas-jelas telah sangat padat saat sekarang ini, kami belum melihat perubahan pada posisi tubuh pasukan Korea Utara,” kata Dunford di depan Komite Senat Angkatan Bersenjata, pada 26 September, melalui CNBC. “Kami memandang hal itu dengan sangat hati-hati.”
Dia juga meyakinkan tentang keamanan warga Amerika dan sekutu mereka, menjamin bahwa militer Amerika telah “memberi tekanan kepada pasukan kami untuk segera merespon jika terjadi provokasi ataupun konflik. Kami juga telah mengambil semua tindakan yang tepat untuk melindungi sekutu-sekutu kami – orang-orang Korea Selatan, Jepang, pasukan serta orang-orang Amerika di wilayah tersebut.” (Jul)