EpochTimesId – Siapa yang tidak tau kopi? Rasanya sangat sulit untuk menemukan orang yang tidak tau kopi.
Walau ada yang tidak pernah minum kopi, setiap orang pasti pernah setidaknya melihat orang lain minum kopi atau mencium bau kopi. Namun, kopi yang lumrah diminum masyarakat pastilah kopi yang tidak murni.
Kopi yang diminum masyarakat biasanya sudah bercampur. Minimal sudah dicampur gula, susu, atau pemanis lainnya.
“Padahal jika ditambah gula atau zat aditif lain, notes asli kopinya akan sulit dirasakan,” ujar salah seorang pendiri komunitas #Ngopidikantor, Aji Yuliarto.
Karena keprihatinan dengan kondisi inilah, Aji bersama dua orang temannya, Eko Punto Pambudi dan Ijar Karim mendirikan komunitas #Ngopidikantor.
“Karena tujuan utamanya adalah menikmati dan mengapresiasi kopi spesialti single origin lokal. Kopi yang ditanam di daerah yang berbeda akan berbeda rasanya, belum lagi proses pascapanen dan roasting-nya. Semua akan berpengaruh pada notes kopi. Percaya atau tidak tanpa tambahan apa pun kopi yang kami seduh kadang akan terasa manis, fruity, asam, cokelat, dan rasa lainnya,” tutur Aji.
Pekerja media ini menjelaskan, Kopi spesialti adalah bean atau biji kopi yang sudah memenuhi beberapa syarat. Seperti buah kopi yang dipetik sudah berwarna merah, jumlah bean cacatnya kurang dari 3%, dan mendapat cupping score 80-90.
“Bean atau biji kopi yang berasal dari satu kebun di daerah tertentu, jadi tidak dicampur dengan bean dari daerah lain. Dari situ kita dapat memetakan notes kopi dari tiap daerah,” sambungnya.
Komunitas ini mengkampanyekan minum kopi asli dengan menerima undangan dari kantor-kantor untuk menyeduh kopi asli, dan kemudian di minum tanpa dicampur pemanis.
“Karena kopi Indonesia tidak kalah enak dengan yang dari luar, kami sepakat kopi Indonesia bisa sama dahsyat bahkan–beberapa jenis–lebih kaya rasa daripada kopi luar. Jadi jika sama-sama dahsyat, kenapa kita tidak bersepakat untuk mengenalkan dan mencicipi kopi dalam negeri. Prinsip kami juga bukan sekedar menyeduh kopi dalam negeri. Lebih spesial lagi, #ngopidikantor hanya menyajikan Arabika bukan kopi sachet,” jelasnya berbuih-buih.
komunitas ini bermula ketika, Eko membeli sebuah alat pembuat kopi. Aji menyumbang biji kopi yang dibeli dari Pasar Jatinegara. Sedangkan Ijar membawa cerita-cerita lucu khas dia.
Tentu, Kopi yang enak adalah kopi yang dinikmati bersama. Ketiganya mulai menularkan virus single origin kepada rekan-rekan sekantornya. Sambutan hangat. Ada kawan yang pulang dari Vietnam membawakan Vietnam drip. Sampai kemudian, mereka memutuskan membuat gerakan #ngopidikantor.
Debut mereka di atas panggung adalah medio 2015. Sukses di kantor sendiri. Ketiga pria ini mulai melebarkan sayap ke kantor orang. Tempat pertama yang mereka sambangi adalah sebuah perusahaan asuransi di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.
Kemudian #ngopidikantor juga pernah nyeduh kopi di KPK, Kedutaan Besar Amerika, dan kantor-kantor elit lainnya di kawasan segitiga emas Jakarta.
Nah, kalau pembaca berminat minum kopi murni, namun khawatir rasanya pahit, silahkan menghubungi komunitas #Ngopidikantor. (waa)