EpochTimesId – Kontraktor pertahanan terbesar Inggris, BAE Systems, mengurangi hampir 2.000 pekerja. PHK terbanyak akan terjadi pada industri penerbangan. Sebanyak 1.400 pekerjaan akan hilang dalam cabang usaha penerbangan militer selama tiga tahun ke depan.
Selain itu, BAE juga akan memberhentikan 375 pekerja pada divisi bisnis angkatan laut. Sebanyak 150 pekerja pada divisi bisnis Intelijen Cyber juga akan dikurangi.
Keputusan tersebut diambil ketika perusahaan mengurangi produksi pesawat tempur jenis Typhoon. Sebanyak 750 pegawai diberhentikan pada cabang Warton dan Samlesbury. Pekerja di Brough, Yorkshire timur akan dikurangi sebanyak 400 orang, dan total 180 koresponden perusahaan akan ditutup di London, Guilford, dan lokasi lainnya.
Perusahaan tersebut sebelumnya mengharapkan pesanan dari pemerintah Qatar. Sayangnya, kedua pihak belum mencapai kata sepakat dalam proses negosiasi pemesanan.
“Negosiasi terus berlanjut untuk menyetujui sebuah kontrak dengan pemerintah Qatar, yang jika dijamin akan mempertahankan pekerjaan produksi Typhoon dan manufaktur sampai dekade berikutnya,” tulis BAE dalam pernyataan tertulis.
Serikat pekerja yang memiliki sekitar 1,42 juta anggota di berbagai cabang mengatakan bahwa mereka akan menggugat keputusan perusahaan yang dianggap berpikir pendek.
“Serikat tidak akan berhenti berjuang menyampaikan pembelaan, kita akan mempersatukan kekuatan dari seluruh cabang. Kebijakan-kebijakan sumbu pendek ini akan membahayakan masyarakat, pekerjaan dan keterampilan rakyat. Serikat akan berjuang untuk setiap pekerjaan dan mendukung setiap komunitas yang berada dalam ancaman PHK pada divisi penerbangan dan laut BAE,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Berbicara di Parlemen, Menteri Bisnis Claire Perry menegaskan bahwa keputusan PHK tersebut adalah kebijakan bisnis yang wajar. “Akan keliru jika Pemerintah mencampuri proses bisnis,” katanya.
Dia juga mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak terkait dengan keputusan anggaran pertahanan Inggris. Pelanggan utamanya adalah Kementerian Pertahanan, yang telah dikritik oleh serikat pekerja karena mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli senjata dan pesawat terbang dari Amerika Serikat, daripada membeli dari industri dalam negeri.
Pemerintah Inggris menegaskan bahwa BAE Systems telah mengambil keputusan restrukturisasi internal. Namun, pemerintah siap membantu pekerja yang terkena dampak.
Direktur Utama BAE yang baru menjabat, Charles Woodburn mengatakan bahwa restrukturisai akan mempercepat evolusi perusahaan menjadi lebih ramping dan gesit. Dia berharap BAE segera memiliki daya saing yang lebih tinggi karena adanya efisiensi, yang dibantu oleh penggunaan teknologi untuk menggantikan peran pekerja. (waa)