Tentara Korea Utara Menjarah Hasil Pertanian Setelah Jatah Makanan Dipangkas

Oleh Matthew Little

Epochtimes.id- Sebuah laporan menyebutkan tentara Korut menjarah hasil pertanian di Korea Utara seiring rezim Kim Jong Un terus terhuyung-huyung akibat dampak sanksi ekonomi.

Kondisi ini tejadi bersamaan dengan tibanya musim semi yang membuat hasil panen menjadi sedikit.

Penjarahan terjadi setelah laporan sebelumnya bahwa rezim komunis telah memerintahkan militer untuk memenuhi persediaan pasokan makanannya secara mandiri.

Biasanya, rezim tersebut memobilisasi warga untuk mengumpulkan persediaan makanan untuk tentara. Namun pada Oktober, militer diperintahkan untuk menyediakan sendiri bekal makanan.

“Kepemimpinan militer mengeluarkan perintah bulan lalu yang merinci jatah yang harus dikumpulkan,” kata seorang sumber di Provinsi Ryanggang kepada Daily NK pada 18 Oktober.

Tentara Korea bekerja di lahan pertanian dekat sebuah bendera Korea Utara di pinggiran kota Sinuiju, Korea Utara, dalam gambar ini yang diambil pada tanggal 18 Oktober 2006. (Foto oleh Cancan Chu / Getty Images)

“Sangat tidak masuk akal bahwa personil militer harus memenuhi ketentuan ini sendiri. Dan perintah semacam itu diturunkan di semua provinsi, mencakup semua divisi militer di seluruh negeri. ”

Sejak perintah tersebut diturunkan, laporan penjarahan meningkat, sebuah sumber di Provinsi Ryanggang mengatakan kepada Harian NK pada 2 November.

Dalam satu kejadian di wilayah Kapsan, sumber tersebut mengatakan bahwa tentara dari Brigade ke-43 menggerebek pada suatu malam di awal Oktober.

“Mereka semua berkumpul untuk serangan mendadak, menyebar ke seluruh pertanian dan mengambil semua jagung.”

“Ini bukan kejadian sehari-hari bagi Brigade ke-43 untuk merampok pertanian, tapi mereka menjadi jauh lebih berani tahun ini,” katanya.

Penjarahan ini menjadi catatan khusus karena melibatkan brigade pasukan khusus.

Brigade ke-43 dibentuk sebagai unit pasukan khusus yang dilatih untuk peperangan di gunung dan pertempuran pada malam hari setelah mendapat pujian dari mantan diktator Korea Utara Kim Jong Il.

Petani Korea Utara bekerja di ladang mereka di luar ibukota Pyongyang pada 2008. Kekurangan pangan dan uang saat ini telah memaksa tentara Korea Utara untuk menjarah pertanian agar tetap diberi makan. (Mark Ralston / Getty Images)

Sementara sumber tersebut mengatakan bahwa mereka mempermalukan tentara yang mencuri makanan. Sumber itu menjelaskan kesalahannya terletak pada rezim dan ketidakmampuannya untuk menyediakan bekal, sehingga militer kekurangan persediaan makanan.

Pengerahan tentara untuk penjarahan yang terorganisir telah menimbulkan julukan baru untuk militer Korea Utara.

Sumber di dalam negeri mengatakan kepada Harian NK bahwa orang telah mulai menyebut militer sebagai “Pasukan Penindas,” dan “Angkatan Darat Bandit”.

Penjarahan tersebut menunjukkan rezim Korea Utara menghadapi krisis kepercayaan.

Kim Jong Un, penguasa ketiga dinasti Kim di Korea Utara, memimpin sebuah negara komunis sebagai “pemimpin tuhan.”

Tapi puluhan tahun kesalahan manajemen ekonomi dan korupsi pemerintah membuat warga Korea Utara semakin sinis terhadap rezim tersebut.

Seorang sumber, berbicara dengan Daily NK mengatakan bahwa selama rezim Kim sebelumnya, militer setidaknya berpura-pura setia kepada pemimpin tersebut.

“Akhir-akhir ini mereka hanya khawatir untuk mendapatkan makanan dan menghasilkan uang. Tidak masalah jika militer Anda 1 atau 2 juta orang kuat jika hampir tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar mengikuti rutinitas militer sebenarnya, “kata sumber itu secara terpisah di Provinsi Ryanggang.

Perintah untuk memenuhi jatah makanan sendiri telah menyebabkan hilangnya tingkat kedisiplinan di antara tentara Korea Utara. Situs berita tersebut juga menambahkan angka kriminal juga terus meningkat di Korut.

“Melanjutkan pengabaian terhadap militer kemungkinan akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan di antara masyarakat,” tulis laporan Harian NK. (asr)

FOKUS DUNIA

NEWS