Kejadian Tak Biasa Pembelotan Tentara Penjaga Perbatasan Korea Utara

Oleh Paul Huang

Seorang tentara Korea Utara di desa perbatasan Panmunjom membelot ke Korea Selatan pada Senin (13/11/2017). Tentara itu akhirnya ditembak oleh militer Korea Utara saat lari ke perbatasan.

Walaupun demikian masih banyak yang belum bisa dijelaskan tentang pembelotan tersebut. pasalnya, merupakan kejadian yang tak biasa. Apalagi terjadi di daerah perbatasan yang dijaga ketat. Tentunya peristiwa ini sangat memalukan bagi rezim totaliter Kim Jong-un.

Menurut seorang pejabat kementerian pertahanan Korea Selatan, tentara Korea Utara itu membelot dari sebuah pos penjaga Korea Utara di dekatnya.

Tentara itu ditemukan di sisi selatan desa perbatasan Panmunjom, sekitar 50 meter di sebelah selatan Zona Demiliterasi.

Tentara korut itu ditemukan dalam kondisi terluka kena tembakan di bahu dan sikunya. Kini dia dirawat di rumah sakit Korea Selatan.

Reuters mencatat rata-rata lebih dari 1.000 orang Korea Utara membelot ke Korea Selatan setiap tahun. Sebagian besar warga Korut melarikan diri melalui Tiongkok.

Namun demikian, kejadian yang tidak biasa bagi warga Korea Utara melintasi perbatasan darat yang memisahkan kedua Korea. Wilayah ini dikenal sebagai Zona Demiliterisasi Korea atau DMZ.

Tim medis yang diyakini sedang merawat tentara Korea Utara yang tertembak di sebuah rumah sakit di Suwon, Korea Selatan, pada 13 November 2017. (Hong Ki -won / Yonhap via AP)

Catatan yang lebih tak biasa adalah tentara Korea Utara ini membelot melalui Panmunjom, desa dengan pengawasan tingkat tinggi di jalur DMZ yang memisahkan kedua Korea.

Pentingnya simbolis Panmunjom dapat diamati dari fakta tentang sejumlah pejabat tinggi dari Korea Selatan dan Amerika Serikat sering mengunjungi desa tersebut.

Belum lama ini minggu lalu, Presiden Donald Trump merencanakan untuk mengunjungi Panmunjom saat dia datang ke Korea Selatan pekan lalu sebagai bagian dari tur kelilingnya di Asia. Namun kunjungan tersebut dibatalkan karena kabut tebal yang mencegah helikopternya mendarat di daerah perbatasan.

“Pengawal perbatasan Korea Utara di Panmunjom diperiksa secara ekstensif untuk kesetiaan mereka terhadap rezim tersebut dalam upaya untuk menggagalkan rasa malu semacam ini,” kata Sung-Yoon Lee, seorang profesor Studi Korea di Sekolah Fletcher of Law and Diplomacy di Tufts University.

Seorang tentara Korea Utara berjaga di Jalur Demarkasi Militer di desa perbatasan Panmunjom antara Korea Selatan dan Korea Utara di Panmunjom, Korea Selatan pada 9 Oktober 2016. (Jeon Heon-Kyun-Pool / Getty Images)

Lee juga mengatakan tentara Korea Utara yang dipilih untuk menjaga Panmunjom harus memiliki profil tinggi, sehingga sesuai dengan tentara Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Tentara elit Korea Utara yang menjaga pos perbatasan ketika membelot ke selatan telah menarik perhatian internasional. Tidak ada komentar langsung atas kejadian ini dari Korea Utara.

Tidak diketahui sampai sejauh mana efek pembelotan tersebut pada level moral di kalangan militer Korea Utara.

Sementara para ahli mengatakan adanya ketidakpuasan yang terjadi di kalangan militer Korut.

“Apakah negara Korea Utara masih mampu mengendalikan militer melalui ketakutan dan indoktrinasi?” tanya Sung-Yoon Lee.

Identitas tentara Korea Utara yang membelot masih terus diteliti. BBC melaporkan, keberhasilan pembelotan tentara ini dari Zona DMZ merupakan kasus keempat selama tiga tahun terakhir.

Pembelotan terjadi di tengah ketegangan antara kedua Korea dan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara. (asr)

Sumber : The Epochtimes

FOKUS DUNIA

NEWS