Ilmuwan mengatakan Artificial Intelligence (AI), kecerdasan buatan, bisa “mengambil alih kekuasaan” di masa depan seiring teknologi berkembang.
Dalam pesan video yang diputar selama “KTT Web” Lisbon pada tanggal 6 November, Profesor Stephen Hawking bersikeras bahwa AI pada akhirnya dapat mengalahkan manusia.
“Jika penalaran saya benar, komputer juga bisa, secara teori, meniru kecerdasan manusia dan melampaui itu,” katanya.
Fisikawan Max Tegmark, yang meneliti risiko eksistensial yang dihadapi umat manusia dalam hal kecerdasan buatan, mengatakan bahwa mesin bit demi bit bisa mengakali manusia.
“Mengapa kita manusia lebih kuat di tempat ini di planet ini daripada harimau? Ini bukan karena kita memiliki kuku yang lebih tajam atau otot yang lebih besar tetapi karena kita lebih pintar. Dan jika kita membuat mesin yang lebih pintar dari kita, maka sangat masuk akal apakah mesin tersebut bisa mendapatkan kekuasaan atas kita atau orang lain dapat menggunakan mesin tersebut untuk melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya.
Ben Goertzel, pendiri dan CEO SingularityNET, mengatakan bahwa kemajuan AI bukanlah sesuatu yang perlu dipandang negatif.
“Saya sering merasa reaksi orang terhadap AI yang tidak diketahui ini memberi tahu lebih banyak tentang riasan emosional mereka sendiri daripada soal AI itu sendiri. Maksud saya, saya cenderung optimis,” katanya kepada Reuters.
Ben Goertzel, yang juga ilmuwan di balik humanoid “Sophia Robot”, sedang membangun pasar di tempat pengembang AI dapat berbagi karya dan gagasan mereka. (ran)
Watch: Sophia the robot speaks to Reuters' @ewither at Web Summit in Lisbon and says 'I have feelings too'. Via: @ReutersTV pic.twitter.com/s5nXlgcal7
— Reuters (@Reuters) November 11, 2017
ErabaruNews