EpochTimesId – Gunung api supervolcano Yelow Stone bisa meletus secara tiba-tiba. Gunung api super itu bisa memberikan tanda-tanda akan meletus yang amat jauh lebih singkat daripada yang dipikirkan oleh para ahli.
Potensi tersebut disampaikan dalam sebuah penelitian baru-baru ini, seperti dilaporkan grup Media The Epoch Times.
Terakhir kali Yellow Stone meletus, abu menutupi sebagian besar Amerika Serikat. Abu vulkanik bahkan menghalangi sinar matahari dalam waktu lama, sehingga menyebabkan musim dingin vulkanik.
Dia meledak dan memuntahkan sekitar 240 mil kubik batu, debu, dan material abu-abu vulkanik lainnya menuju atmosfir bumi. Kapasitasnya bahkan sekitar dua kalilipat dari Danau Erie.
Ketika kebanyakan orang berharap untuk tidak pernah melihatnya meletus lagi, beberapa ilmuwan akan merasa puas karena setidaknya melihat peristiwa alam yang langka datang kembali. Hannah Shamloo seorang mahasiswa pascasarjana dan Christy Till, yang juga asisten profesor di Arizona State University, adalah satu diantara ilmuwan itu.
Dalam usaha untuk memprediksi letusan super besar berikutnya, mereka meneliti sisa-sisa ledakan terakhir yang telah berusia 631.000 tahun.
Mereka menemukan indeks yang menyebabkan secara dramatis mempertimbangkan kembali bagaimana tiba-tiba gunung berapi bisa mencapai titik kritis. Jawabannya adalah, menunggu mereka di bawah permukaan kristal kecil batuan vulkanik.
Kristal 1-2 milimeter yang disebut fenokrif terbentuk dari lapisan demi lapisan dengan mendinginkan magma di dalam ruang magma gunung berapi. Mereka kemudian dilempar keluar saat letusan.
Karena komposisi magma berubah dengan suhu, tekanan, dan kadar air, Shamloo dan Till dapat melihat elemen jejak di lapisan kristal yang berbeda untuk memberi tahu kondisi di dalam ruang magma pada waktu yang berbeda-sama seperti perubahan iklim dari tahun-ke-tahun. Bisa ditebak dari ring lapisan pohon.
Mereka menemukan bahwa lapisan terluar kristal, yang terbentuk tepat sebelum letusan, mengandung lebih banyak barium. Itu menunjukkan letusan tersebut disebabkan oleh suntikan magma baru dari lapisan kerak bumi yang lebih dalam.
Tapi penemuan yang paling mengejutkan adalah bagaimana tiba-tiba barium itu melonjak, mungkin hanya dalam beberapa dekade.
Sebelumnya, para ilmuwan berpikir bahwa akan membutuhkan perubahan geologi selama ribuan tahun untuk menyebabkan letusan lain. Ini tentu memberi banyak waktu untuk memperhatikan apa yang sedang terjadi.
Sekarang sepertinya hanya tersisa waktu sekian puluh tahun untuk mempersiapkan diri menghadapi mega letusan terbaru. Sebab, ilmuwan mendeteksi perubahan itu kini terjadi lebih cepat.
Awal tahun ini gunung berapi super tersebut diguncang oleh ratusan gempa tremor kecil. Itu, bagaimanapun, tidak cukup membuat para ilmuwan khawatir tentang ancaman ledakan yang akan terjadi.
Walau demikian, gunung berapi ini tetap yang paling terpantau di dunia. Shamloo dan Till pun berharap untuk lebih banyak penelitian guna memperluas dan memperkuat temuan mereka, yang belum diulas oleh para peneliti lainnya. (waa)