oleh Li Yun
Pada 1 Desember 2017 dini hari, telah terjadi kebakaran pada lantai ke 38 dari Gedung Kota Tianjin, Tiongkok. Menurut media lokal bahwa korban meninggal dunia mencapai 10 orang.
Sekretaris Komite Partai Kota Tianjin Li Hongzhong tiba di lokasi kebakaran dan menekankan bahwa pemerintah perlu segera menyelidiki bahaya yang tersembunyi.
Analis berpendapat, ucapannya itu mengisyaratkan bahwa Li Hongzhong jangan-jangan ingin mengambil kesempatan dari kejadian untuk melakukan kampanye anti-Tionghoa meniru cara yang dilakukan Beijing yaitu mengusir para penduduk musiman.
Hingga pukul 10.00 pagi, korban meninggal diketahui ada 10 orang dan 5 orang terluka yang sedang dirawat di rumah sakit.
Penyebab kebakaran sedang dalam pengusutan dan pihak yang bertanggung jawab sudah diamankan.
Setelah kejadian itu, Li Hongzhong tiba di lokasi dan menekankan : “Perlu cepat mencari tahu hal-hal yang tersembunyi di balik peristiwa ini, terutama dengan melakukan pemantauan terhadap penduduk dan mengambil langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.”
Para analis berpendapat bahwa setelah kejadian ini, Li Hongzhong akan mengambil langkah seperti Beijing, mengambil kesempatan untuk membersihkan penduduk musiman yang berpenghasilan rendah.
Kampanye anti-Tionghoa seperti Beijing
Seperti halnya kebakaran yang terjadi di Beijing pada 18 November lalu, Sekretaris Komite Partai Kota Beijing Cai Qi dan wakilnya Chen Jining langsung datang ke lokasi kebakaran.
Cai Qi juga menekankan bahwa kebakaran ini telah memberikan pelajaran yang tidak sedikit kepada mereka. Katanya, tim pemeriksa penyebab kebakaran harus segera melakukan pengusutan.
Aparatur kota semuanya harus terlibat terjun ke lapangan untuk mensukseskan ‘3in1’ , ‘Multi in 1’ , masuk ke kompleks industri, usaha-usaha kecil tak teratur, ke bangunan-bangunan yang melanggar izin untuk melakukan pembersihan, dari rumah ke rumah, dari kampung ke kampung untuk mencegah kecelakaan terulang kembali.
Tak lama setelah ucapan Cai Qi itu, Beijing mengadakan pembersihan besar-besaran berupa pengusiran dan pembenahan selama 40 hari.
Dalam beberapa hari terakhir, jutaan orang yang dianggap oleh pemerintah sebagai penduduk berpenghasilan rendah telah diusir dari rumah-rumah kos mereka dengan membawa barang bawaan seadanya.
Dikarenakan petugas yang melakukan pemeriksaan berskala besar itu mengenakan seragam polisi, mereka melakukan pengrusakan, menjebol pintu dan dinding tempat tinggal penduduk demi pengusiran.
Akibatnya banyak penduduk musiman kehilangan tempat untuk beristirahat di malam musim dingin seperti saat ini.
Operasi besar-besaran ini telah memicu kemarahan publik, mereka menuduh pihak berwenang Beijing sedang kampanye anti-Tionghoa.
Dalam sebuah rekaman video, tampak sekretaris dari walikota Beijing Wang Xiansui dalam pembicaraan internal mengatakan : “Apa itu jurus kekerasan, tadi saya katakan, para penegak hukum dari Keamanan Publik, Kotapraja, penegak hukum, kejaksaan, semua aparatur dari partai termasuk bagian propaganda, kita semua saling berkoordinasi.”
“Ambil langkah keras ! bagi mereka yang terlibat membahayakan keamanan, tangkap, cepat dilakukan, jangan menunggu. Tidak berlaku itu katanya menunggu turunnya dokumen, menunggu rapat, laporan dan sebagainya. Itu tidak diperlukan. Mulai hari ini, yang bisa dibongkar, bongkar saja, dobrak saja, jangan menunggu sampai besok, semakin diulur mimpi akan semakin panjang.”
Saat ini, kemarahan publik yang disebabkan operasi pembersihan yang dilakukan pihak berwenang Beijing ini masih berkobar, memicu solidaritas warga etnis Tionghoa di Amerika, Hongkong untuk ikut protes. (Sinatra/asr)
Sumber : ntdtv