Situasi Genting, Pemulangan Mahasiswa Tiongkok dari Korea Utara Mendesak

oleh Tang Feng

Ancaman rudal Korea Utara yang terus meningkat telah mempercepat kenaikan suhu ketegangan di Semenanjung Korea. Stabilitas keamanan kian terancam, perang sewaktu-waktu bisa meletus.

Akhir-akhir ini Dewan Mahasiswa Tiongkok (China Scholarship Council, CSC) secara berturut-turut menerima informasi dari badan intelijen Tiongkok yang melakukan pemantauan situasi di Korea Utara mengatakan bahwa dengan meningkatnya resiko perang pihak Beijing perlu mempertimbangkan untuk secepatnya mengevakuasi mahasiswa Tiongkok dari negara itu.

Media Hongkong ‘South China Morning Post’ mengutip hasil pemantauan Zhao Dong, seorang peneliti di Pusat Kebijakan Global Tsinghua-Carnegie pada 1 Desember melaporkan bahwa dilihat dari perkembangan situasi akhir-akhir ini, tampaknya kemungkinan AS menggunakan senjata untuk menghadapi  Korea Utara cukup tinggi. Dan hubungan Tiongkok – Korea Utara juga akan memburuk, mungkin serupa hubungan AS – DPRK.

Sebagaimana yang dilaporkan sumber bahwa Dewan Mahasiswa Tiongkok baru-baru ini secara berturut-turut menerima informasi dari badan intelijen Tiongkok yang merasa khawatir dengan meningkatnya frekuensi uji coba nuklir Korea Utara belakangan ini.

Badan Intelijen Tiongkok mengatakan bahwa pihak Beijing sebaiknya sudah mulai mempertimbangkan soal evakuasi dan segera menghentikan program pertukaran mahasiswa dengan negara tersebut.

Program pertukaran mahasiswa antara Tiongkok dengan Korea Utara sudah berlangsung hampir 20 tahun dan belum pernah terhenti. Setiap tahun masing-masing negara akan mengirim lebih dari 60 orang mahasiswa untuk belajar atau mendalami ilmu pengetahuan selama 7 bulan.

Atase Pendidikan Kedutaan Besar Tiongkok untuk Korea Utara, Zhao Tiejun kepada media Tiongkok mengatakan, sebagian besar mahasiswa Tiongkok dikirim belajar di Universitas Kim Il-sung dan Universitas Pendidikan Kim Hyong-jik di Pyongyang.

Pihak Tiongkok lebih memilih siswa yang ingin mendalami bahasa Korea karena selama belajar itu mereka bisa menikmati beasiswa yang diberikan pemerintah Korea Utara, serta subsidi dan tiket pesawat pulang-pergi yang disediakan oleh pihak Tiongkok.

Menurut statistik, sejauh ini sudah lebih dari 5.000 orang mahasiswa Korea Utara telah datang ke Tiongkok untuk belajar, begitu pula ada 1.700 orang pelajar Tiongkok telah pergi ke Korea Utara.

Dilaporkan bahwa pada 29 Nopember saat Korea Utara melakukan peluncuran rudal, Dutabesar AS untuk PBB Nikki Haley dalam sebuah pertemuan darurat di Dewan Keamanan PBB mengatakan : “Presiden Trump meminta Presiden Xi Jinping untuk menghentikan pasokan minyak mentah ke DPRK”.

Nikki Haley lebih lanjut mengatakan, jika Beijing tidak dapat mengambil tindakan tersebut, maka Amerika Serikat akan secara langsung mengambil tindakan untuk mengatasinya. Nikki memperingatkan Korea Utara : “Jika pecah perang, rezim Korut terancam punah”.

Sebelum ini, pihak berwenang Beijing telah memerintahkan perusahaan Korea Utara untuk menarik diri dari Tiongkok selambat-lambatnya pada akhir bulan Januari tahun depan.

Selain itu, visa kerja untuk para warga Korea Utara di Tiongkok juga tidak akan diperpanjang. Beijing juga membumikan pesawat udara Air China jurusan Beijing – Pyongyang pulang pergi dan menutup jembatan perbatasan antara Tiongkok dan Korea Utara. Analis percaya bahwa Beijing saat ini sedang bermain sungguhan terhadap Korea Utara.

Baru-baru ini, sebagian besar restoran makanan Korea Utara di kota-kota besar Tiongkok ditutup dan sebagian besar wanita pramusaji Korea Utara yang cantik-cantik beserta sejumlah tenaga kerja warga Korea Utara di Tiongkok juga berangsur-angsur dievakuasi dari Tiongkok.

Dilaporkan pula, Grup Angkatan Darat ke 78 dari Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang berpusat di kota Harbin, baru-baru ini bergabung dalam latihan militer ‘Yanhan 2017’ , grup militer ini bertanggung jawab untuk memantau situasi di wilayah perbatasan Tiongkok – Korea Utara.

Beberapa analisa menunjukkan bahwa latihan militer kali ini memiliki hubungan erat dengan perkembangan situasi di Semenanjung Korea, Mungkin saja mereka melakukan pemanasan untuk menghadapi perang. (Sinatra/asr)

Sumber : ntdtv