Menhan AS Mendesak Pakistan Meningkatkan Tindakan Terhadap Kelompok Ekstremis

Epochtimes.id- Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis bertemu dengan pemimpin sipil dan militer Pakistan, Senin (4/12/2017) dalam lawatan resminya.

Mattis mendesak Pakistan untuk melipatgandakan tindakan mengatasi kelompok-kelompok ekstremis yang dituduh menggunakan negara tersebut sebagai basis serangan di negara tetangga, Afghanistan.

Mattis, dalam kunjungan satu hari ke Pakistan, mengatakan bahwa negara Asia Selatan telah membuat kemajuan dalam perang melawan militansi dengan negara perbatasan namun perlu dilakukan lebih meluas.

Lebih dari 100 hari sejak Presiden A.S Donald Trump mengumumkan strategi Asia Selatan, dia menyerukan agar lebih tegas terhadap Islamabad.

Pejabat dan analis Amerika Serikat mengatakan bahwa hanya ada sedikit keberhasilan dan tidak jelas bagaimana perkembangan mengatasi ekstremis akan terus dicapai.

Pejabat Amerika Serikat menyatakan telah lama merasa frustrasi dengan  yang mereka lihat dikarenakan keengganan Pakistan untuk bertindak melawan kelompok-kelompok seperti Taliban Afghanistan dan jaringan Haqqani.

Kelompok-kelompok radikal ini dipercayai memanfaatkan tempat berlindung yang aman di wilayah Pakistan untuk melancarkan serangan ke Afghanistan.

“Pakistan harus melipatgandakan upayanya untuk menghadapi gerilyawan dan teroris yang beroperasi di dalam negeri, “kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Mattis, mengunjungi Pakistan untuk pertama kalinya sebagai Menteri Pertahanan, mengatakan sebelum perjalanan bahwa tujuan pertemuannya dengan pejabat Pakistan adalah menemukan kesamaan.

Dalam diskusi dengan Mattis, Perdana Menteri Pakistan, Shahid Khaqan Abbasi mengatakan bahwa kedua sekutu tersebut memiliki tujuan bersama.

“Kami berkomitmen perang melawan teror,” katanya.

“Tidak ada yang menginginkan perdamaian di Afghanistan lebih dari Pakistan,” tambahnya.

Mattis juga bertemu dengan pejabat tinggi dari militer Pakistan yang berkuasa, termasuk panglima militer Jenderal Qamar Javed Bajwa dan Letnan Jenderal Naveed Mukhtar, Kepala Badan Intelijen Inter-Services Intelligence yang menurut pejabat AS memiliki hubungan dengan Haqqani dan gerilyawan Taliban.

Seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa percakapan Mattis ‘langsung “dan spesifik.

Pejabat tersebut mengatakan bahwa salah satu topik pembicaraan membuat Pakistan membantu mengajak Taliban ke meja perundingan.

Pada Agustus lalu, Trump menggariskan strategi baru untuk perang di Afghanistan, mengkritik Pakistan atas dugaan dukungannya terhadap teroris Afghanistan. Tapi di luar itu, pemerintahan Trump tidak banyak mengartikulasikan strateginya.

Pejabat A.S. mengatakan bahwa mereka belum melihat adanya perubahan dalam dukungan Pakistan untuk teroris, meskipun menerima kunjungan dari pejabat senior Amerika Serikat termasuk Rex Tillerson.

“Kami sangat langsung dan jelas dengan orang-orang Pakistan, kami belum melihat perubahan tersebut diterapkan,” Jenderal John Nicholson, selaku Jenderal tertinggi A.S. di Afghanistan.

Pejabat Pakistan mengembalikan kembali tuduhan Amerika Serikat. Paksitan mengatakan pihaknya telah melakukan banyak hal untuk membantu Amerika Serikat dalam mengejar teroris.

Pejabat Amerika Serikat menyatakan harapan atas hubungan dapat membaik setelah pasangan AS-Kanada yang diculik di Afghanistan dibebaskan di Pakistan pada Oktober lalu dengan ketiga anak mereka.

Sementara pemerintahan Trump menggunakan kata-kata yang lebih keras lagi dengan Pakistan. Namun Islamabad belum mengubah sikapnya. Beberapa ahli mengatakan AS kehilangan pengaruh di Pakistan jika dilihat sebagai intimidasi.

Sementara Mattis menggelar perjalanan ke wilayah tersebut awal tahun ini. Dia tak mengakhiri kunjungannya di Pakistan. Mattis juga mengunjungi saingan utama Pakistan, India.

“Tidak ada tongkat yang efektif lagi karena Pakistan tidak terlalu peduli dengan bantuan AS, namun jumlahnya terus berkurang dan mendapatkan uang yang dibutuhkan di tempat lain,” kata Madiha Afzal dari Institusi Brookings.

Kunjungan singkat Mattis ke Islamabad terjadi seminggu setelah kelompok garis keras di Pakistan membatalkan demonstrasi nasional setelah pemerintah memenuhi permintaannya bahwa seorang menteri yang dituduh menghujat telah mengundurkan diri.

Secara terpisah, seorang tokoh radikal Pakistan yang dituduh mendalangi serangan berdarah tahun 2008 di kota Mumbai, India dibebaskan dari tahanan rumah.

Gedung Putih mengatakan pembebasan tersebut dapat menimbulkan dampak bagi hubungan Amerika Serikat -Pakistan.

“Saya pikir untuk Pakistan, waktunya sangat buruk. Ada pembicaraan tentang kemajuan yang dibuat melawan ekstremis dan di sini Anda memiliki situasi di mana kelompok garis keras pada dasarnya telah menyerahkan semua yang mereka inginkan, “kata Michael Kugelman, dari Woodrow Wilson think tank di Washington. (asr)

(Idrees Ali/Reuters via NTD.TV)