oleh Li Bowen
Epochtimes.id- Tiongkok bagian utara sudah memasuki musim dingin. Namun, akibat pemerintah terus mendorong program anti batubara dan memaksa warga memakai gas atau listrik sebagai penggantinya dengan tanpa peduli kondisi di lapangan.
Akibatnya, jutaan penduduk di provinsi di Tiongkok bagian utara kedinginan tidak kebagian pemanas karena gas yang disuplai tidak mencukupi.
Penggunaan gas alam sebagai pengganti pembakaran batubaru dipaksakan pada musim dingin ini jelas kurang tepat, apalagi cadangan gas alam tidak mencukupi.
Di berbagai tempat sering terjadi suplaian gas terhenti di tengah malam, sehingga warga terpaksa kedinginan.
Larangan menggunakan batubara sudah dikeluarkan, untuk itu pemerintah menghendaki warga menggunakan gas alam atau listrik sebagai pengganti bahan bakar.
Tetapi konstruksi pembangunan pipa saluran gas tertinggal sehingga baik pasokan gas alam maupun listrik mengalami kekuaranga pasokan yang serius.
Hanya di daerah Langfang, Hebei dan kota Baoding saja, sudah ada 1 juta lebih rumah warga yang mengalami kekurangan bahkan sama sekali tidak memperoleh pasokan gas.
Di 28 kota propinsi bagian utara, sedikitnya puluhan juta penduduk kedinginan pada suhu minus 4 ~ 5 derajat celcius.
Selain itu, pengalihan batubara ke gas ini juga menyebabkan harga gas alam cair melonjak.
Pihak berwenang menganggap dengan pengalihan penggunaan batubara ke gas alam atau listrik dapat membuat kualitas udara menjadi lebih baik.
Lebih mudah untuk mengatasi masalah kabut polusi. Namun masyarakat umum belum melihat peningkatan kualitas udara yang signifikan meskipun ada larangan penggunaan batubara secara luas. (Sinatra/asr)
Sumber : ntdtv.com