Di Balik Penolakan Negara Lain Terhadap Beijing Baru-Baru Ini

Delegasi Uni Eropa menghimbau agar PKT membebaskan para tokoh HAM yang ditawan, termasuk  pengacara HAM yang bernama Jiang Tianyong dan akademisi suku Uyghur bernama Ilham Tohti.

PM Kanada Trudeau yang berkunjung ke Tiongkok mulai tanggal 3 sampai 8 Desember 2017 lalu juga telah menyampaikan masalah HAM pada Li Keqiang.

pelanggaran HAM
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengikuti Menteri Tiongkok Li Keqiang di Aula Besar Rakyat di Beijing pada 4 Desember 2017. (Fred Doufour / AFP / Getty Images)

Kunjungan Trudeau adalah karena sama sekali tidak tercapai kesepakatan dagang apa pun antar kedua negara terkait perbedaan pandangan soal perlindungan tenaga kerja.

Namun saat konferensi pers di Beijing ketika mendadak mikrofon “mengalami kerusakan”, olokan PM Kanada yang mengatakan “apakah ini dikarenakan tadi saya membicarakan soal kebebasan pers?” sempat memicu gemuruh tawa di ruang konferensi pers dan pujian dari para warganet yang berpendapat bahwa “PM Trudeau benar-benar sangat memahami karakteristik PKT”.

Para politisi Barat tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap PKT, sementara negara di sekitarnya yang selama ini tergantung pada RRT juga telah mulai mengatakan “tidak”.

Menurut berita terbaru VoA, dalam beberapa minggu saja, Pakistan, Nepal dan Myanmar telah membenarkan pihaknya membatalkan proyek PLTA dengan RRT.

Pakistan telah membatalkan proyek bendungan Damoa Bassa senilai USD 14 milyar dengan alasan persyaratan pembiayaan yang diajukan PKT terlalu memberatkan.

Nepal memutuskan menghentikan proyek PLTA Budhi Gandaki  yang dikerjakan oleh Grup Gezhouba RRT senilai USD 2,5 milyar dengan alasan pelanggaran dan tidak melalui proses tender yang memadai.

Sementara tiga tahun lalu Myanmar menghentikan proyek dam bernilai USD 3,6 milyar dan bulan lalu telah dipastikan Myanmar sama sekali tidak tertarik lagi pada proyek PLTA ini.

Tidak salah lagi, lenyapnya tiga proyek bernilai total USD 20 milyar bagi rencana “One Belt One Road” PKT yang penuh ambisi itu adalah suatu pukulan telak. Dan dilihat dari alasan penolakan ketiga negara, mereka seharusnya telah menyadari: meminta PKT membangun proyek infrastruktur berskala besar akan membuat mereka membayar harga mahal, dan jika dilihat secara jangka panjang, proyek ini akan merugikan kepentingan warga setempat.

Meneliti penyebab terpukulnya Beijing berkali-kali di masyarakat internasional, tidak sulit didapati faktor utamanya karena PKT yang telah meninggalkan nilai-nilai universal dan berambisi mendoktrinkan konsepnya ke seluruh dunia.

PKT kini tengah dikupas penampilan munafiknya oleh para politisi, pemerintah, dan juga media massa berbagai negara yang telah semakin mengenal sisi sesat PKT. Dan setelah masyarakat dunia semakin mengenali Beijing, akan semakin sering pula bagi PKT untuk menerima “tidak” dari seluruh dunia. (SUD/WHS/asr)

Sumber : Epochtimes.com

ErabaruNews