Di Tengah Gejolak, Aksi Ribuan Dukungan untuk Komandan Militer Sebagai Pemimpin Libya

Epochtimes.id- Komandan Militer Libya Timur Khalifa Haftar di mana pasukannya menguasai sebagian wilayah termasuk Benghazi mengatakan pemerintahan yang didukung PBB sudah usang.

Jenderal Khalifa Haftar mengatakan dia akan mendengarkan kehendak rakyat. Pernyataan ini menjadi petunjuk penting atas penyelengaraan pemillu pada tahun depan

Haftar memiliki daftar prestasi sebagai orang kuat yang mampu mengakhiri kekacauan faksi-faksi bersenjata mencengkram Libya pasca penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011 silam.

Pernyataan Haftar saat upacara wisuda militer, mengingatkan kepada Jenderal Abdel Fattah al-Sisi saat dia sebelumnya menjadi kandidat presiden. Sisi akhirnya terpilih menjadi Presiden pada 2014.

Sama halnya Jenderal Sisi yang membangun dukungan luas pasca tergulingnya Mohamed Mursi pada tahun 2013, pendukung Haftar menyampaikan situasi serupa yang berkembang di Libya dengan menggelar aksi massa di beberapa kota di Timur dan meminta Haftar mencalonkan diri.

Komandan Libya timur Khalifa Haftar menghadiri konferensi Keamanan Umum, di Benghazi, Libya, 14 Oktober 2017. (Reuters / Esam Omran Al-Fetori)

“Kami menyatakan dengan jelas dan tegas kepatuhan penuh kami terhadap perintah orang-orang Libya yang bebas, wali diri mereka sendiri dan penguasa tanah air mereka,” kata Haftar dalam sebuah pidato.

Dia berbicara di kota timur Benghazi, di mana pasukannya berhasil mengusir militan garis keras selama pertempuran tiga tahun.

Haftar juga menolak serangkaian perundingan yang dipimpin PBB untuk menjembatani perbedaan antara dua pemerintahan Libya berseteru, satu yang terkait dengannya di Timur dan satu didukung oleh PBB di ibukota Tripoli.

“Terlepas dari semua slogan brilian selama pembicaraan antara rival untuk mendapatkan wewenang dari dialog Ghadames (Libya) dan berakhir di Tunisia melalui Jenewa, Skhirat (Maroko) dan yang lainnya, semua hanya ada di atas tinta kertas,” katanya, menyebutkan tuan rumah dialog yang diprakarsai oleh PBB

Sekitar 1.000 pendukung Haftar berkumpul di Benghazi, menuntut pengambilalihan secara meluas setelah kesepakatan PBB untuk kehilangan solusi politik dalam batas waktu yang ditentukan pada Minggu lalu.

PBB mengatakan tidak ada batas waktu seperti itu dan mediasi akan terus berlanjut.

Jumlah pemilih lebih kecil dari perkiraan semula

Di Tripoli, rumah bagi pemerintah oposisi Haftar, sebuah faksi bersenjata yang tak dikenal melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan ratusan pendukung Jenderal Haftar di Martyrs Square seperti dituturkan beberapa saksi mata. Namun, tak ada yang terluka.

Rintangan

PBB meluncurkan sebuah babak baru perundingan pada September di Tunis antara faksi-faksi yang berseteru untuk mempersiapkan pemilihan presiden dan parlemen pada tahun 2018. Namun mereka akhirnya memutuskan selama satu bulan tanpa adanya kesepakatan.

Pendukung komandan militer Libya Timur Khalifa Haftar ikut ambil bagian dalam sebuah demonstrasi pada hari Minggu, di Benghazi, Libya, 17 Desember 2017. (Reuters / Esam Omran Al-Fetori)

Rintangan perkembangan lebih lanjut adalah masalah peraturan Haftar sendiri. Dia tetap populer di kalangan beberapa warga Libya di Timur yang lelah menghadapi kekacauan. Namun menghadapi tentangan dari banyak pihak di Libya Barat.

Dalam sambutannya Haftar mengatakan pasukannya, yang dikenal sebagai Tentara Nasional Libya (LNA), hanya dapat ditempatkan di bawah wewenang yang telah dipilih oleh rakyat Libya – sebuah indikasi lebih lanjut bahwa dia mungkin akan ikut dalam pemilihan tersebut.

Negara di Afrika Utara ini mengalami gejolak dan kekacauan pasca tumbangnya Gaddafi membuka ruang bagi militan Islamis dan jaringan penyelundupan yang telah mengirim ratusan ribu imigran melintasi Laut Tengah ke Eropa.

Haftar hanyalah salah satu dari sekian banyak pemain di Libya, di negara yang dikendalikan oleh kelompok bersenjata yang terbagi dalam garis politik, agama, regional dan jaringan bisnis.

Menurut sebuah video di media sosial, Presiden Parlemen Libya Timur yang mendukung Haftar, mengatakan sudah waktunya untuk mulai mempersiapkan pemilihan anggota parlemen dan presiden. (asr)

Oleh Ayman al-Warfalli/Reuters via NTDTV