oleh Li Ming
Epochtimes.id- Pada bulan Desember 2013, diktator Korea Utara Kim Jong-un telah memerintahkan eksekusi terhadap pamannya Jang Sung-taek, Wakil Ketua Komite Pertahanan DPRK yang dituduh melakukan percobaan subversi.
Banyak misteri yang belum terpecahkan berada di balik peristiwa ini.
Baru-baru ini, media Jepang menerbitkan sebuah artikel yang mengatakan bahwa dalam proses pembersihan Jang, 2 orang wanita yakni istri Jang bernama Kim Kyong-hui dan putri Kim Jong-il bernama Kim Sul-song telah memainkan peran khusus.
Yahoo Jepang baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel yang mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Jang Sung-taek yang dipandang sebagai orang nomor 2 di Korea Utara bukan masalah sederhana, karena Jang sendiri juga bertindak kejam terhadap musuh politiknya. Salah-salah kekuasaan Kim Jong-un malahan yang akan terancam.
Artikel tersebut mengutip penjelasan Lee Joon-ji, seorang pembelot asal Utara yang memahami sistem intelijen pusat Pyongyang melaporkan bahwa Kim Jong Il-lah orang yang telah memutuskan untuk mengeksekusi mati Jang Sung-taek.
Sebagaimana diungkapkan bahwa semasa Kim Jong-il masih hidup ia sudah mencium gelagat tidak beres Jang yang ingin mengekspansi kekuatannya, terutama menyangkut campur tangan Jang yang terlampau dalam di urusan personalia kepemimpinan partai.
Akibatnya Kim Jong-il mengatur beberapa orang untuk memantau Jang sebelum dia meninggal dunia. Di antaranya terdapat nama putrinya, Kim Sul-song yang saat itu menjabat sebagai sekretaris Jang, khusus untuk memantau gerak gerik Jang dan melaporkannya kepada sang ayah.
Selain itu, istri Jang yang pada saat itu menjabat sebagai sekretaris di bidang organisasi dari Partai Buruh Korea merangkap kepala markas organisasi partai juga memainkan peran tidak kecil.
Tanpa persetujuan wanita yang menjadi bibi dari Kim Jong-un ini rencana untuk menghabisi Jang bisa jadi gagal terlaksana.
Menurut pembelot : Tahun 2013 kesehatan istri Jang, Kim Kyong-hui mengalami penurunan drastis dan Jang tidak pernah menjenguknya, tapi bermanja diri dalam kesenangan dengan 7 orang wanita simpanannya.
Berita yang disampaikan oleh seseorang ke telinga Kim Kyong-hui ini membuatnya naik pitam.
Artikel ini menyimpulkan bahwa dalam proses menghabisi Jang Sung-taek, Kim Kyong-hui dan Kim Sul-song memang memerankan peran tertentu.
Kalau Jang tidak dihabisi, Kim Jong-un juga tidak memiliki kekuasaan diktator seperti sekarang ini. Ini mungkin juga merupakan ‘sumbangsih’ dari kedua wanita tersebut untuk memantapkan kedudukan Jong-un.
Terkait isu eksekusi Jang ini, di luaran beredar sebuah berita angin yang menyebutkan bahwa ia dieksekusi gara-gara Jang Sung-taek ingin mendukung Kim Jong-nam naik tahta menggantikan adik lain ibu, Kim Jong-un.
Dan ia kemudian dituduh menggunakan kesempatan berkunjung ke Beijing untuk meminta sponsor petinggi Tiongkok.
Media Jepang ‘Nikkei’ pernah memberitakan, ketika Jang Sung-taek berkunjung ke Beijing dan menemui Presiden Hu Jintao pada bulan Agustus 2012, Dalam pertemuan itu, ia menyajikan sebuah rencana untuk mengganti kedudukan Kim Jong-un dengan Kim Jong-nam dengan bantuan Beijing. Saat itu Hu Jintao tidak memberikan tanggapan.
Kim Jong-nam adalah putra sulung Kim Jong-il yang pernah dianggap sebagai pewaris tahta.
Namun kemudian Kim Jong-il hilang ketertarikan kepadanya sehingga dipaksa merantau ke Makau dan Beijing.
Kim Jong-un buru-buru naik tahta begitu ayahnya meninggal dunia pada bulan Desember 2011.
Bulan Januari 2012, Kim Jong-nam yang hidup dalam rantau menerima wawancara sebuah media Jepang dan ia secara terbuka mengkritik kebijakan Korea Utara.
Pembicaraan tentang rencana Jang Sung-taek untuk melakukan ‘kudeta’ berhasil disadap oleh Zhou Yongkang yang pada saat itu memegang kekuasaan penuh atas sistem hukum dan politik Tiongkok.
Setelah hal itu dibicarakan dalam internal faksi Jiang Zemin, mereka kemudian memutuskan untuk memberitahu Kim Jong-un.
Kabarnya, Kim Jong-un sangat marah saat mendengar berita itu. Pada bulan Desember 2013 ia memerintahkan bawahan untuk menangkap dan mengeksekusi mati Jang.
Hingga saat ini tidak diketahui apakah kematian Kim Jong-nam berkaitan langsung dengan isu kudeta itu, tetapi pembunuhan dengan menggunakan gas VX yang dilakukan di Bandara Kuala Lumpur pada bulan Februari tahun ini jelas merupakan upaya Kim Jong-un untuk ‘menumpas musuh sampai akar-akarnya’. (Sinatra/asr)
Sumber : ntdtv