ErabaruNews – Presiden Guatemala, Jimmy Morales mengatakan telah memberikan instruksi untuk memindahkan kedutaan di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Kebijakan itu diambil hanya beberapa hari setelah pemerintahnya mendukung Amerika Serikat dalam keputusannya untuk memindahkan kedutaan besarnya.
Dalam sebuah posting singkat di akun Facebook resminya, Morales mengatakan bahwa dia memutuskan untuk memindahkan kedutaan ke Yerusalem setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (24/12/2017) lalu.
https://www.facebook.com/JimmyOficial/posts/1768696663202133
Bulan ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Trump bertindak atas perintah Undang-Undang Kedudukan Yerusalem yang dikeluarkan tahun 1995. UU itu mengamanatkan agar Amerika pindah lokasi kedutaan.
Langkah Donald Trump ini juga merupakan janji kampanye yang disampaikan oleh mantan presiden AS Bill Clinton, George W. Bush, dan Barack Obama. Namun janji mereka tidak pernah ditepati.
I fulfilled my campaign promise – others didn’t! pic.twitter.com/bYdaOHmPVJ
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 8, 2017
Status Yerusalem, kota suci umat Islam, Yahudi dan Kristen, adalah salah satu rintangan paling sulit untuk negosiasi kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota mereka.
Menurut BBC, Presiden Trump berencana untuk melakukan perundingan kesepakatan damai antara Israel dan Palestina. Upaya tersebut akan dipimpin oleh menantunya dan penasihat Presiden, Jared Kushner.
Keputusan Trump untuk memindahkan kedutaan AS tidak berarti bahwa kebijakan mereka akan dirancang untuk mendukung Israel, kata seorang pejabat pemerintah kepada BBC. Langkah itu hanyalah pengakuan realitas oleh pemerintah AS.
“Status situs suci di kota itu tidak akan terpengaruh,” kata seorang pejabat AS kepada BBC.
Pembangunan kedutaan bisa memakan waktu beberapa tahun.
Sebelumnya, sebanyak 128 negara memilih untuk mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang tidak mengikat. Resolusi itu meminta Amerika untuk mencabut pengakuannya kepada Yerusalem sebagai Ibukota Israel.
Sebanyak 35 negara abstain dan 21 negara lainnya absen pada pemungutan suara PBB tersebut.
https://twitter.com/IsaacBink/status/943921984261550080
Guatemala dan negara tetangganya, Honduras adalah dua dari segelintir negara yang bergabung dengan AS dan Israel. Mereka memberikan suara menentang resolusi terkait Yerusalem tersebut.
Amerika Serikat adalah sumber bantuan penting bagi Guatemala dan Honduras. Trump sebelumnya telah memperingatkan, dia akan memotong bantuan keuangan ke negara-negara yang mendukung resolusi PBB.
Morales, mantan komedian televisi dengan basis penting dukungan Kristen konservatif, awal tahun ini terlibat dalam sebuah perdebatan yang sengit dengan PBB. Penyebabnya, sebuah badan anti-korupsi yang didukung PBB di Guatemala mencoba untuk memakzulkan dan menurunkannya dari kursi presiden.
Meskipun Morales lolos dari pemakzulan, dia gagal dalam usaha untuk mengusir kepala badan dari Komisi Internasional melawan Impunitas di Guatemala. (waa)