Gonjang Ganjing Seputar Bitcoin, Bagaimanakah Masa Depannya?

Zang Shan

Lebih dua bulan lalu, rekening bank di perusahaan kami mengalami masalah, rekan sekantor bergurau, di kemudian hari gaji mungkin akan diberikan dalam bentuk bitcoin. Waktu itu nilai satu bitcoin adalah sekitar USD 7000-8000, rata-rata rekan sekantor cukup digaji dengan satu buah bitcoin saja sebulan. Dan dua bulan kemudian, nilai bitcoin telah mencapai USD 16000-17000, berarti gaji rata-rata teman sekantor telah jatuh hingga kurang dari setengah bitcoin.

Bitcoin adalah semacam mata uang virtual, yang baru “diciptakan” pada tahun 2009, dan di tahun 2011 baru naik sampai 1 dolar AS. Sejak saat itu sampai sekarang, lelucon yang kerap oleh banyak orang dianggap sebagai permainan penipuan, kini telah meningkat nilainya sebesar lebih dari sepuluh ribu kali lipat.

Teknologi inti dari teknologi bitcoin bagi orang awam bisa dikatakan cukup rumit. Gampangnya, bitcoin adalah serangkaian angka sandi, setiap kali terjadi transaksi dan bitcoin berpindah tangan, maka akan bertambah serangkaian sandi baru yang tercatat.

Peredaran bitcoin sebenarnya dilakukan terhadap akuntansi transaksi yang terjadi di komputer, yakni jika komputer Anda terlebih dulu mensertifikasi transaksi dan bitcoin yang digunakan untuk bertransaksi adalah benar, maka akan mendapat “hadiah”, hadiahnya tentu saja berupa bitcoin.

Perhitungan semacam ini disebut “menambang (mining)”, dan komputer yang digunakan khusus disebut sebagai “mesin penambang (mining machine)”.

Keunikan dari bitcoin adalah yang disebut sebagai “desentralisasi”, tidak ada seorang pun bisa mengendalikan bitcoin, pembayaran transaksi dilakukan secara sertifikasi publik, namun identitas pemiliknya dirahasiakan.

Yang terpenting adalah, karena bitcoin tidak memiliki instansi yang mengedarkannya dan instansi penyelesaian, oleh karena itu biaya transaksi sangat rendah, dan terbebas dari kondisi dilanggarnya kepentingan perorangan oleh bank sentral dengan peredaran mata uang konvensional, juga terbebas dari monopoli perbankan untuk mengenakan biaya tinggi.

Keunikan lain dari bitcoin adalah, pada akhirnya hanya akan ada 21 juta buah bitcoin yang beredar. Saat ini di seluruh dunia telah “tergali” sebanyak 15 juta buah bitcoin, menurut peraturan mereka, setiap bertambah satu kali lipat kemampuan kalkulasi di internet (kemampuan menambang), maka hadiah (jumlah bitcoin yang beredar) akan berkurang setengah.

Oleh karena itu hingga tahun 2040 nanti, bitcoin akan menghentikan beredarnya koin baru, dan jumlah total yang beredar adalah 21 juta buah bitcoin.

Setelah memahami keunikan ini, maka akan bisa dipahami mengapa nilai bitcoin terus meroket.

Dalam sejarah manusia mayoritas kejadian umumnya menggunakan mata uang berbasis logam berat, seperti emas, perak dan lain-lain. Karena pertumbuhan kegiatan ekonomi lebih cepat daripada produksi emas dan perak (penambangan).

Jadi selama ini yang terjadi adalah harga produk kian lama kian murah, dengan kata lain harga emas dan perak menjadi relatif semakin lama semakin “mahal”.

Seperti pada masa akhir berbagai dinasti dan kerajaan di Tiongkok, masyarakat selalu mengumpulkan emas dan perak, karena nilai yang terkandung di dalamnya kian hari kian tinggi.

Paham kapitalis modern berawal dari Italia dan satu penemuan yang terpenting adalah penemuan akan mata uang kredit. Yakni seseorang yang kaya memberikan jaminan, untuk membayar suatu transaksi dengan bukti hutang.

(Shutterstock*)

Berkisar dari inovasi tersebut, baru mulai ada sistem mata uang modern saat ini. Di saat peredaran mata uang dimonopoli oleh negara atau suatu rezim, surat hutang (sekarang telah menjadi uang kertas) dijamin oleh pemerintah.

Sayangnya pemerintah bisa menambah hutang dengan niat untuk menurunkan beban hutang yang sesungguhnya, oleh karena itu di masa modern ini, inflasi pun menjadi tumor ganas bagi perekonomian.

Di sisi lain, karena monopoli besar-besaran oleh perbankan, bank di setiap negara (terutama bank di Amerika) selalu berdalih berinovasi, untuk terus menciptakan surat hutangnya sendiri, akhirnya berbagai jenis instrumen keuangan derivative pun bermunculan, dan biaya transaksi pun menjadi membengkak.

Idealisme dari bitcoin untuk menciptakan desentralisasi adalah karena adanya permasalahan ini.

Jika bitcoin betul-betul bisa menggantikan mata uang negara dan menjadi alat pembayaran utama di internet, maka nilai yang selayaknya dimilikinya akan menyerupai kondisi mata uang logam berharga setelah perekonomian menjadi makmur.

Gampangnya, jika transaksi elektronik di internet setiap tahunnya sebesar USD 10 triliun dan setengahnya dilakukan pembayarannya dengan bitcoin, maka setiap bitcoin akan bernilai sekitar USD 230.000 (asumsi jumlah bitcoin yang beredar adalah 21 juta buah). Inilah alasan bitcoin bisa digoreng harganya agar terus melonjak.

Tidak ada yang tahu bagaimana masa depan bitcoin, ada yang menghujatnya sebagai alat penipuan, tapi ada orang yang mendeskripsikannya sebagai inovasi terpenting sejak abad ke-16 (coba pikirkan mata uang kredit dari Italia).

Apa pun itu, munculnya bitcoin sangat mengancam sistem moneter modern saat ini, ancaman terhadap negara yang memonopoli mata uang akan semakin besar, ancaman bagi negara yang membendung semua aliran uang juga akan sangat besar. Inilah yang dikhawatirkan oleh banyak elit politik dan finansial di berbagai negara di dunia. (SUD/WHS/asr)