Epochtimes.id- Seorang wanita berusia 27 tahun dari Pantai Gading ditangkap di pulau Thailand, Phuket setelah sinar-X bandara menemukan lebih dari 1 kg kokain di perutnya terbungkus dengan puluhan paket kecil.
Seperti dilansir Channelnewsasia, Jumat (29/12/2017) wanita tersebut dihentikan oleh petugas pada Rabu malam di bandara internasional Phuket setelah mendarat dalam penerbangan dari Doha.
Sekretaris Jenderal kantor Pengawas Narkotika Thailand, Sirinya Sitdhichai mengatakan deteksi sinar X menunjukkan lebih dari 60 paket kecil ada di perut wanita itu. Total dalam perutnya diisi dengan 1.2 kg kokain
“Obat-obatan itu kemungkinan ditujukan untuk klien kaya di Bangkok,” tambahnya.
“Tidak seperti methamphetamine, kokain dan Ice (crystal meth) untuk kelompok pelanggan orang kaya,” katanya kepada AFP.
Dia mengatakan bahwa pedagang obat-obatan terlarang yang berbasis di Afrika Barat, secara rutin mempekerjakan wanita Afrika atau Asia sebagai “mule” atau bagal (hewan persilangan antara kuda dan keledai) untuk menyelundupkan narkotika ke Thailand.
Menurut dia, penyelundup sering terbang ke bandara yang lebih kecil di luar Bangkok dan kemudian melakukan perjalanan darat untuk menjual obat-obatan di ibukota.
Thailand, negara dengan jumlah penduduk sekitar 68 juta jiwa. Negara ini memiliki populasi penjara terbesar ke enam di dunia gara-gara pemberlakuan Undang-Undang Obat-obatan keras selama satu dekade. Namun demikian, gagal membongkar perdagangan narkoba atau menurunkan kecanduan narkoba.
Lebih dari 70 persen narapidana di negara tersebut dipenjara karena pelanggaran terkait narkoba.
Sejumlah kurir dan penyelundup tingkat rendah lainnya berhasil diciduk secara rutin, pihak berwenang Thailand kini berjibaku untuk memburu gembong narkoba dan membongkar jaringan perdagangan narkoba.
Tablet yang paling populer di Thailand adalah meth yang dikonsumsi dalam bentuk tablet yang mengandung kafein yang dikenal sebagai “yaba”, yang berarti “obat gila”.
Seperti ditulis Channelnewsasia, Pil ini, dan versi yang paling murni dikenal dengan “Ice”, diracik di laboratorium obat-obatan terlarang di Golden Triangle Zone di perbatasan Thailand utara dengan Myanmar dan Laos. (asr)
Sumber : Channelnewsasia