Pejabat dan Masyarakat India Mengeluhkan Proyek Konstruksi Tiongkok yang Mencemari Sungai Brahmaputra

Epochtimes.id- Pejabat di India timur laut mengeluhkan aktivitas konstruksi Tiongkok di hulu salah satu sungai terbesar yang mengalir ke India kemungkinan mengubah air di hilir menjadi keruh dan tidak layak dikonsumsi oleh manusia.

Pada akhir pekan tahun lalu, Sarbananda Sonowal, Menteri Utama Negara Bagian Assam, India, mengatakan bahwa sungai Brahmaputra terkontaminasi bakteri dan besi.

Melansir dari Associated Press seperti dikutip ntdin.tv Jumat (29/12/2017) fakta ini setelah uji laboratorium yang menyatakan bahwa air di sungai tersebut tidak cocok untuk dikonsumsi manusia. Sonowal meminta agar pemerintah India menangani masalah ini dengan Beijing.

Aliran sungai Yarlung Tsangbo (Sebutan di Tibet) berasal dari Himalaya Tibet dan memasuki India disebut Sungai Siang di negara bagian Arunachal Pradesh sebelum mengalir ke hilir ke Assam. Sungai tersebut akhirnya bermuara ke Teluk Benggala melalui Bangladesh, tempat itu disebut Padma.

Pada Senin, 11 Desember 2017 dalam foto ini, para siswa dari negara bagian Assam di timur laut India berpegangan tangan di tepi sungai Brahmaputra saat melakukan demonstrasi menentang pencemaran sungai di Gauhati, India. (AP Photo / Anupam Nath)

Pekan lalu, Pema Khandu, Menteri Utama Arunachal Pradesh, yang berbatasan dengan Tiongkok, menulis surat kepada Menteri Dalam Negeri India Rajnath Singh, mengatakan bahwa perairan Sungai Siang telah “luar biasa keruh” selama dua bulan terakhir, dan meminta digelar penyelidikan federal

Keshab Mahanta, Menteri Sumber Daya Air Negara Assam, telah menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Sushma Swaraj yang mengungkapkan keprihatinan serius tentang kualitas air di Sungai Bhramaputra.

Penduduk setempat di Arunachal Pradesh menduga bahwa air sungai Siang terkontaminasi karena kegiatan konstruksi Tiongkok di hulu sungai, termasuk kemungkinan upaya untuk mengalihkan sungai ke daerah utara yang kering.

“Orang Tionghoa mungkin berusaha untuk membantah, tapi kami menduga ada kegiatan terowongan besar untuk mengalihkan Yarlung Tsangbo ke provinsi Xinjiang, khususnya kawasan gurun Taklamakan,” kata Lungkang Ering, Presiden Serikat Pekerja Bogong di distrik perbatasan Timur Sing, mengatakan dalam sebuah surat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi.

“Tiongkok sedang membangun beberapa bendungan di Yarlung Tsangpo. Satu bendungan besar, bendungan Zangmo, sudah beroperasi dan sekitar tiga sampai empat bendungan lainnya berada di bawah berbagai tahap konstruksi,”  menurut seorang ahli hidrologi terkemuka India di Institut Teknologi India Roorkee, Nayan Sharma.

Brahmaputra adalah sebuah sungai utama di Asia yang melintasi negara India, Bangladesh, dan wilayah Tibet. Dia disebut Tsangpo di Tibet, Siang di Arunachal Pradesh dan satu cabang utamanya disebut Sungai Jamuna di Bangladesh. Foto penampakan sungai Siang (Courtesy: thethirdpole.net)

“Bendungan Zangmo terletak hanya 3-4 kilometer dari perbatasan India dan tingginya 116 meter,” kata Sharma.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut pada Selasa (26/12/2017) bahwa mereka belum pernah mendengar proyek yang disebutkan oleh pejabat India di Assam dan negara bagian Arunachal Pradesh. Di masa lalu, Tiongkok telah menolak tuduhan tersebut tanpa memberikan rincian atau mengucapkan rencana jangka panjang untuk wilayah tersebut.

Juru bicara kementerian luar negeri India tidak menjawab pertanyaan apakah New Delhi telah menimbulkan kekhawatiran dengan Beijing.

Sharma mengatakan kekeruhan di segmen sungai di India bisa jadi karena puing-puing konstruksi yang mengalir ke hilir. Penyebab lainnya, kemungkinan dikarenakan gempa bumi bulan lalu di dekat Bendungan Besar di Yarlung Tsangpo tepat saat sungai tersebut masuk ke India dengan membawa sejumlah puing-puing.

dokumen Negara Bagian Arunachal Pradesh tentang sungai Siang (thewire.in)

“Investigasi federal adalah suatu keharusan karena ada hilangnya kehidupan akuatik di Siang dan Brahmaputra karena kontaminasi selama berminggu-minggu,” kata Arunav Goswami dari Pusat Studi Pembangunan dan Perdamaian Gauhati.

“Tiongkok irit dalam membagi informasi mengenai masalah sungai dan oleh karena itu New Delhi harus menghadapi masalah ini di tingkat tertinggi dengan Beijing, ” tambahnya.

Sharma dan pakar lainnya mengatakan India perlu menyelidiki penyebab pencemaran sungai tersebut. Kekotoran sungai tersebut mulai mempengaruhi kehidupan akuatik di sungai Siang dan Brahmaputra, karena Tiongkok tidak mungkin berbagi informasi dengan New Delhi.

Perbedaan antara bagian sungai yang berlumpur dan bersih, dekat Pasighat, sangat mencolok. Kredit: Toge Rina/thewire.in

Kameswar Sahani, seorang nelayan di Arunachal Pradesh, mengatakan kepada sebuah surat kabar lokal bahwa puluhan nelayan seperti dia terpaksa berhenti bekerja di sungai Siang.

Selama beberapa bulan terakhir, hasil tangkapannya turun hanya 3-4 kilogram dari 30-40 kilogram seperti biasanya.

Sahani juga mengatakan bahwa pelanggannya berhenti membeli ikan dari Sungai Siang karena khawatir sudah terkontaminasi.

“Bagaimana saya memberi makan keluarga saya?” tanyanya. (asr)

Sumber : ntdin.tv