Suasana Canggung Saat Berlangsungnya Perundingan Kedua Korea di Panmunjom

oleh Huan Yu

Epochtimes.id- Perundingan kedua Korea di Balai Kedamaian Panmunjom sudah berakhir dengan hasil seperti dugaan banyak kalangan masyarakat internasional, selain urusan tentang keikutsertaan Korea Utara dalam Olimpiade Pyeongchang, hal lain tidak ada berkembangan yang signifikan. Perundingan berlangsung dalam suasana canggung sejak dimulai.

Media CNN yang disebut-sebut Presiden Trump sebagai media tukang menyebarkan ‘berita palsu’ memberitakan, bahwa pagi itu Selasa (9/1/2018) 5 orang delegasi Korea Utara yang mengenakan jas dan sepatu berwarna gelap berjalan kaki melewati perbatasan di Panmunjom sekitar pukul 9.30 waktu setempat.

Meskipun sudah mempersiapkan dengan baik, tetapi pertemuan yang baru diadakan kembali setelah 2 tahun lebih ‘jedah’ membuat suasana perundingan sejak awal sudah berada dalam suasana canggung atau lebih banyak dihiasi obrolan.

Ketua Komisi Unifikasi Korea Utara Ri Son-gwon membuka percakapan dengan mengatakan : “Semua sungai dan pegunungan saat ini tertutup salju tebal” setelah itu ia baru masuk ke rel yang mengarah ke perundingan dengan menyebut : “Tidaklah berlebihan bila saya katakan bahwa dibandingkan dengan cuaca alami ini, situasi di internal semenanjung terasa jauh lebih dingin”.

Perundingan berjalan hingga pukul 20.00 waktu setempat.

Siaran pers yang diadakan usai perundingan menyebutkan bahwa dipastikan Korea Utara akan mengirim kontingennya untuk mengikuti pertandingan di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang dan ada rencana untuk menyelenggarakan pertemuan militer demi menyelesaikan ketegangan militer antar kedua Korea.

Namun, terhadap usulan dari pihak Korea Selatan untuk reuni keluarga masyarakat dan isu program pengembangan nuklir, delegasi Korea Utara belum memberikan tanggapan apapun.

Masyarakat percaya bahwa rencana ambil bagian dalam Olimpiade dan meminta kesempatan berunding yang disampaikan Kim Jong-un itu merupakan strategi Kim untuk meretakkan hubungan aliansi Korsel dengan AS dalam rangka mengejar waktu untuk mengembangkan senjata nuklir.

Media Jepang ‘Nikkei’ berbahasa Mandarin memberitakan, Jepang – AS – Korea Selatan terjebak dalam perangkap ‘dialog’ Korea Utara, 25 tahun untuk menyelesaikan isu Korea Utara sudah disia-siakan, dan kini kesalahan yang sama cenderung diulangi lagi.

Komentator politik Chen Pokong kepada Radio Free Asia mengatakan bahwa, penggunaan ‘satu tangan keras’ dan ‘satu tangan lemah’ adalah taktik umum rezim totaliter PKT dan Korea Utara. Dan terhadap Korea Selatan yang selalu menerapkan paham peredaan (appeacement), rela memberi ‘upeti’ kepada Korut asal tidak merepotkan.

Sedangkan PKT yang blusak-blusuk di kedua Korea. Dibarengi oleh AS yang mengharapkan uluran tangan serta ragu-ragu dalam bertindak, telah memberikan kesempatan kepada Korea Utara untuk naik pentas pertunjukan. (Sinatra/asr)

Sumber : ntdtv.com