Citra Satelit Mengungkapkan Korea Utara Kembali Mengembangkan Lokasi Uji Coba Nuklir

Matthew Little

Epochtimes.id- Korea Utara tampaknya melakukan pekerjaan di dalam terowongna bawah tanah untuk melakukan uji coba bom nuklir di lokasi Uji Nuklir Punggye-ri seperti dalam rilis foto citra satelit terbaru.

Analisa dari citra satelit komersial yang baru-baru ini diambil menunjukkan sejumlah personil dan pekerjaan penggalian di lokasi tersebut, menurut tiga pakar yang bekerja dengan 38 North, sebuah laman yang mempublikasikan informasi pakar dan komentar mengenai Korea Utara.

Tentara Korea Utara melihat ke Selatan di sebelah sebuah tempat di mana seorang Korea Utara membelot melintasi perbatasan saat Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-moo berkunjung ke Panmunjom, Korea Selatan, pada 27 November 2017. (Korea Pool / Getty Images)

Lokasi ini telah sering beredar dalam erita selama bertahun-tahun. Ini adalah lokasi dari lima uji coba nuklir terakhir Korea Utara, pusat gelombang kejut berhasill mendeteksi ratusan mil jauhnya setiap kali rezim Kim Jong Un menggelar sebuah ledakan nuklir di bawah tanah.

Uji coba tersebut diyakini telah merusak lempeng tektonik di daerah tersebut, membuat uji coba lebih lanjut di daerah itu berbahaya karena menyebabkan ketidakstabilan geologi.

Setelah uji coba nuklir paling kuat Korea Utara pada 3 September 2017, dua gempa susulan terdeteksi.

Gempa yang lebih besar pada 23 September lalu memiliki magnitude 3,2 SR.

Pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Indonesia (BMKG) menunjuk ke peta Korea Utara yang menunjukkan mencatat gempa berkekuatan 6,2 yang disebabkan oleh uji coba nuklir Korea Utara pada 3 September 2017. (Adek Berry/AFP/Getty Images)

TV Jepang Asahi mengutip sumber-sumber dari Korea Utara yang tidak disebutkan namanya mengklaim sebuah terowongan di lokasi uji coba nuklir Korut runtuh hingga menewaskan 100 jiwa warga Korea Utara.

Kejadian ini membantu memberikan penjelasan mengapa pekerjaan terowongan bergeser dari Portal Utara ke tempat uji coba ke Portal Barat.

Citra satelit terbaru mengkonfirmasi apa yang diamati oleh gambar sebelumnya: Sementara Portal Utara tidak aktif, kecuali pengeringan air dari pintu masuk portal. Sedangkan Portal Barat memiliki sembilan gerobak pertambangan, tumpukan tanah yang meninggi setelah digali dari fasilitas bawah tanah dan rel baru.

“Sepanjang bulan Desember 2017, gerobak dan personil pertambangan secara konsisten hadir di sekitar Portal Barat dan ada perluasan tumpukan puing yang signifikan,” demikian analisis dari Frank V. Pabian, Joseph S. Bermudez Jr. dan Jack Liu.

Perbandingan sinyal seismik (untuk skala) dari enam uji coba nuklir Korut yang diumumkan, seperti yang diamati di stasiun IMS AS-59 Aktyubinsk, Kazakhstan. (Courtesy the Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization)

Penulis analisis tersebut mengatakan bahwa salah satu foto yang diambil pada 28 Desember mengungkapkan sejumlah besar personil (100 -120 jiwa) beraktivitas di tujuh formasi di daerah dekat Portal Barat.

Sementara analisis tidak dapat menentukan peran informasi para personil ini. Hnaya saja, para analis mencatat kejadian tidak biasa.

“Sangat jarang mengamati personil di daerah ini dan tujuan kegiatan mereka tidak diketahui.”

Wilayah Portal Selatan tetap tidak aktif, menurut para analisis. Lokasi ini tanpa aktivitas signifikan yang diamati di sana atau di tempat lain di dalam kompleks lokasi uji coba nuklir.

Korea Utara mengklaim rudal baru mencapai ketinggian sekitar 4.475 km (2.780 mil) – lebih dari 10 kali ketinggian Stasiun Luar Angkasa Internasional – dan terbang sejauh 950 km (590 mil) selama penerbangan 53 menit. (Reuters / KCNA)

Sebuah analisis sebelumnya terhadap foto satelit Portal Barat pada November mengungkapkan adanya aktivitas sebelumnya di lokasi tersebut.

Menurut analisis 38 North, implikasinya sangat jelas.

“Kegiatan ini menunjukkan bahwa penggalian terowongan sedang berlangsung di Portal Barat, karena Korea Utara memperluas potensi untuk melakukan pengujian nuklir di masa depan,” demikian analisis tersebut. (asr)

Sumber : The Epochtimes