EpochTimesId – Kanker adalah salah satu pembunuh yang terus ‘diburu’ oleh ilmuwan medis. Paling tidak, ia bisa dideteksi lebih awal untuk pengobatan tepat waktu.
Baru-baru ini, peneliti Amerika Serikat mengembangkan sebuah cara tes darah baru. Metode yang mampu mendeteksi lebih awal 8 jenis penyakit kanker. Sehingga memberikan secercah harapan dalam perang melawannya.
Tumor ganas akan melepaskan sejumlah kecil DNA dan protein bermutasi ke dalam aliran darah. Kebanyakan tim riset dunia melakukan tes biopsi cairan.
Tujuan dari tes ini adalah untuk menemukan tanda-tanda apakah merupakan gejala kanker sebelum ia menyebar. Sehingga pasien dapat menerima pengobatan lebih dini, dan memberi mereka kesempatan lebih besar dalam penyembuhannya.
Sekitar 70 persen gejala dari 8 jenis kanker dapat terdekteksi melalui tes yang ditemukan oleh Ilmuwan Universitas Johns Hopkins AS. Penelitian itu diterbitkan pada hari Kamis, 18 Januari 2018. Dalam tes darah yang dilakukan kepada 1.005 orang pasien, peneliti mendapatkan nilai rata-rata 70 persen dari delapan jenis kanker dapat terdeteksi.
Tes darah yang disebut CancerSEEK ini dapat menemukan 16 gen dan 8 variasi protein yang umum ditemukan pada sel tumor. Jenis kanker yang dapat dideteksi CancerSEEK adalah kanker ovarium, kanker hati, kanker perut, kanker pankreas, kanker kerongkongan, kanker rektum, kanker paru-paru dan kanker payudara.
Lima dari delapan jenis kanker tersebut tidak mudah dideteksi sejak dini. Misalnya, kanker pankreas biasanya sewaktu ia ditemukan, sudah dalam stadium lanjut. Dan sebanyak 80 persen pasien kanker ini meninggal dalam setahun setelah terdeteksi.
CancerSEEK mendeteksi 5 jenis kanker ini dengan tingkat sensitivitas mencapai 69 hingga 98 persen.
Tingkatan yang terdeteksi bervariasi tergantung pada jenis penyakit kanker apa yang diderita pasien. Kemungkinan temuan terhadap kanker payudara pasien lebih rendah daripada kanker ovarium, hati, dan pankreas.
Dalam banyak hal, tes ini juga mampu mendeteksi lokasi dari sel kanker, seperti kanker kolon atau paru-paru. Dalam tes darah terhadap 812 orang yang mengaku bukan penderita penyakit kanker, hanya tujuh diagnosa kanker yang salah memberikan peringatan.
Tes darah ini adalah sebuah terobosan besar. Namun untuk dapat dipergunakan secara luas masih membutuhkan validasi lebih lanjut. Tes ini belum tersedia untuk penggunaan berskala besar, namun masih perlu melakukan validasi dan penelitian lanjutan yang lebih luas, dan bukan hanya validasi dari pasien kanker saja.
Dengan demikian para medis bisa menentukan apakah metode ini benar-benar bekerja efektif dan membantu menyelamatkan nyawa manusia.
CBS NEWS mengutip ucapan Nickolas Papadopoulos, salah satu kepala penelitian di Hopkins University, “Kami sangat, sangat gembira dan menganggap penemuan ini sebagai langkah pertama untuk bergerak lebih jauh.”
“Tetapi kami tidak ingin orang-orang menelepon kami, dan minta untuk dites sekarang. Karena perangkat tersebut belum dapat digunakan,” imbuh Nicolas.
Beberapa ahli independen berpikir bahwa penemuan ini memberikan harapan besar. Dr Peter Bach, seorang Spesialis Kebijakan Kesehatan dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center mengatakan, “Ini adalah langkah awal yang sangat bagus, mampu mendeteksi hingga 50 % atau 40 % hasil tes gejala kanker sudah bagus.”
Direktur asosiasi untuk American Cancer Society, Dr LenLichtenfeld mengatakan bahwa metode tes ini yang muncul pada saat belum ada pemeriksaan skrining untuk mendeteksi lebih dini gejala kanker termasuk hal yang sangat menggembirakan.
“Jika hasil tes darah seseorang sanggup menemukan sampai 98 % kemungkinan menuju kanker ovarium, seperti yang ditunjukkan oleh CancerSEEK ini, ini adalah langkah maju yang signifikan,” kata Dr LenLichtenfeld.
Tetapi ia juga mengingatkan, “Kita masih memiliki jalan panjang untuk membuktikan keefektifannya sebagai tes skrining kanker.”
Hasil tes menunjukkan bahwa metode tes ini dapat mendeteksi kemungkinan gejala kanker payudara sampai 33 %, gejala kanker kolon atau paru-paru sampai 60 %, dan hampir semua gejala kanker ovarium dan lever (hati).
Jika tumor membesar atau menyebar, efek pendeteksiannya akan lebih baik. Tetapi kinerjanya akan berkurang pada tahap awal tumbuhnya kanker.
Peneliti mengatakan bahwa pengujian pada populasi umum kemungkinan akan menghasilkan kinerja yang tidak sesuai dibandingkan dengan pengujian yang dilakukan kepada populasi yang sudah diduga menderita penyakit kanker.
Johns Hopkins University dan Geisinger Health System, telah memulai sebuah penelitian di Pennsylvania, AS yang rencananya akan melakukan pelacakan selama sedikitnya 5 tahun terhadap 10.000 orang pasien Geisinger Health System. (ET/Xu Jialin/Sinatra/waa)