Wu Shaohua
Dalam masyarakat modern terutama di Tiongkok, hal-hal yang terjadi setiap hari kelihatannya biasa-biasa saja, tapi ternyata jika didalami merupakan berita heboh yang membuat orang terpana.
Menurut laporan media daratan Tiongkok, pada 17 Januari lalu kepala biara kuil Shaolin Shi Yongxin mendatangi keluarga miskin di Desa Shuimowan dan Desa Lingou, Pedesaan Junzhao, Kota Dengfeng untuk acara “Mengentas Kemiskinan.”
Biksu ini menyumbang selimut, beras, mie, minyak goreng dan lain-lain hadiah tahun baru serta angpao (amplop merah).
Sebelum pergi Shi Yongxin wanti-wanti berpesan bahwa jika mereka menjumpai kesulitan apa saja, bisa segera memberitahu relawan binaan kuil Shaolin dan pasti akan segera membantu mereka.
Selama kegiatan kali ini Shi Yongxin mengunjungi lima keluarga miskin dan kuil Shaolin telah memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari senilai 20.000 Yuan ( setara 43 juta rupiah). Dia juga masih memberikan dana salam hormat senilai 2.000 Yuan (setara 4,3 juta rupiah) untuk setiap keluarga.
Baca juga : 12 Instansi Pemerintahan di Tiongkok Mengecam Komersialisasi Keagamaan
Selama ribuan tahun, biksu yang seharusnya meminta sedekah untuk sesuap nasi. Sangat mengherankan, telah berubah menjadi bhiksu kaya yang mengamalkan uang kepada orang awam, dunia ini sudah benar-benar terbalik dan kacau!
Berita aneh kepala biara kuil Shaolin Shi Yongxin “mengentas kemiskinan”mengandung makna tentang dua permasalahan.
Satu masalah tentang mengentas kemiskinan. Terlepas dari faktor obyektif, status kemiskinan Tiongkok saat ini terutama disebabkan oleh sistem dan pejabat PKT (Partai Komunis Tiongkok).
Poin ini bahkan pemerintah RRT pun tidak menyangkal. Pada tahun 2017, laporan dari Kantor Audit Nasional PKT mengungkapkan bahwa dana sejumlah 3,26 miliar Yuan disalurkan dalam bidang “Pengentasan Kemiskinan”, ada 970 pejabat yang dimintai pertanggungjawabannya, sedangkan lebih dari 100.000 orang di seluruh negeri direkayasa telah mendapatan dana bantuan ‘Pengentasan Kemiskinan’.
Pengentasan Kemiskinan PKT itu sendiri adalah sebuah penipuan, pengentasan kemiskinan menjadi alat memperkaya kantung pejabat korup PKT dari segala tingkatan.
Masalah lain adalah Shi Yongxin, seorang biksu politik yang mempertontonkan show politik.
Shi Yongxin adalah seorang biksu politik yang direkayasa oleh PKT, dipromosikan oleh Zhao Puchu mantan ketua Asosiasi Buddhis PKT. ejak tahun 1997 Shi mulai memimpin pekerjaan kuil Shaolin, pada tahun 1999 menjadi kepala biara hingga sekarang sudah 19 tahun.
Jabatan yang pernah ia emban dari PKT ialah: wakil ketua Asosiasi Buddhis Tiongkok, ketua Asosiasi Buddhis Provinsi Henan dan pernah menjadi anggota Kongres Rakyat Nasional PKT ke 9, 10, 11 dan 12, serta sebagai anggota Federasi Pemuda Nasional PKT.
Baca juga : Mengkomersilkan Agama di Tiongkok
Dunia luar memperhatikan bahwa dalam daftar wakil Kongres Rakyat ke 13 provinsi Henan yang akan diselenggarakan pada Maret mendatang, nama Shi sebagai kepala biara kuil Shaolin Songshan provinsi Henan sudah hilang dari daftar seiring dengan makin memudarnya pengaruh Jiang Zemin.
Sejak agama Buddha dari India tersebar ke Tiongkok pada Dinasti Han (206SM – 220M), para biksu dalam biara kebanyakan benar-benar sangat mematuhi ajaran Buddha. Para biksu hanya menerima sumbangan umat mereka juga sebatas mempertahankan kehidupan dasar dan operasional normal dari biara. Kaum biarawan semuanya miskin materi dan harus mencari sedekah.
Mencari sedekah juga adalah bagian kultivasi (pertapaan) seorang biksu, tidak diizinkan menyimpan uang dan materi, di satu sisi bisa membuat seorang biksu melepaskan keduniawian dan menjauh dari godaan materi; di sisi lain membuat penyumbang sedekah mendapatkan pahala beramal.
Sebagai biksu politik binaan PKT, tak heran Shi Yongxin menyerukan “agama Buddha harus maju seiring perkembangan zaman.” Di bawah dukungan pemerintah setempat Shi Yongxin dengan cepat menyelesaikan pengelolaan komersial dan promosi terhadap tempat yang asalnya adalah tempat suci Buddhisme.
Untuk hal ini Shi Yongxin pernah mendapatkan mobil mewah SUV senilai 1 juta Yuan yang diberikan oleh pemerintah kota Dengfeng.
Shi Yongxin mengkomersilkan Shaolin dengan tujuan dasar mengambil keuntungan harta, memperalat kewibawaan yang dibentuk susah payah oleh para biksu suci selama ribuan tahun dan menyalahgunakan keyakinan khalayak terhadap kuil Shaolin.
Dan Shi Yongxin mengenakan busana Kasaya namun bersikap sebagai bos besar memasarkan kepopuleran Shaolin ke seluruh dunia, Shi Yongxin membawa iPad terbaru menghadiri pertemuan Kongres Rakyat Nasional, mengendarai mobil sedan mewah yang dilengkapi sopir khusus, dalam keseharian berhubungan dengan pejabat tinggi berkuasa, menerima wawancara dari berbagai media bahkan berhubungan erat dengan selebriti Hollywood.
Tidak diragukan lagi hal itu adalah ironi besar bagi para biarawan dan penghancuran serius dari internal terhadap agama Buddha.
Backing Shi Yongxin adalah anak mas Jiang Zemin yakni almarhum Zhao Puchu mantan ketua Asosiasi Buddhis PKT. Setelah Jiang Zemin dan PKT menindas Falun Gong sejak bulan Juli 1999, berkali-kali ia berpidato menfitnah Falun Gong dan menggunakan kuil Shaolin berkoordinasi dengan PKT untuk menindas Falun Gong.
Beberapa tahun terakhir ini, Shi Yongxin berkali-kali dilaporkan dengan tuduhan melecehkan perempuan dan memiliki anak haram serta minimal memiliki 3 miliar USD deposito di luar negeri, mengangkangi harta kuil Shaolin dan aneka skandal lain.
Di bulan Juli 2015 sekali lagi Shi Yongxin dilaporkan oleh seorang biksu yang bernama Shi Zhengyi namun kasusnya dipetieskan. (LIN/WHS/asr)
Sumber : Epochtimes.com