Sebuah yayasan hukum berbasis di Washington telah meminta mereka yang dicurigai terlibat dalam praktekk-prakte transplantasi yang brutal dan kejam di Tiongkok untuk dimintai pertanggungjawaban.
Dipimpin oleh sekelompok pengacara profil tinggi, Yayasan Hukum Hak Asasi Manusia, Human Rights Law Foundation (HRLW), yang berfokus pada Tiongkok telah mengeluarkan sebuah pernyataan yang menjelaskan mengapa tindakan melawan pejabat Tiongkok diperlukan dengan terlebih dahulu menjelaskan apa yang telah terjadi di Tiongkok.
“Sejak tahun 2000, Republik Rakyat Tiongkok telah melakukan upaya yang dipimpin negara untuk melakukan industrialisasi sistem pengadaan dan transplantasi organ,” kata pernyataan yang dikeluarkan pada 10 Februari.
HRLW meneruskan untuk menjelaskan lingkup industrialisasi medis semacam itu.
“Ini telah melibatkan berbagai upaya intensif untuk memodernisasi sistem transplantasinya, memberikan pelatihan klinis kepada para dokter dan perawat, mengembangkan industri imunosupresan domestik, dan terlibat dalam sains dasar serta penelitian dan pengembangan transplantasi organ,
“Ini bersamaan dengan perluasan besar-besaran dalam jumlah operasi transplantasi yang dilakukan.”
International Coalition to End Transplant Abuse in China (ETAC), Koalisi Internasional untuk Mengakhiri Pelanggaran Transplantasi di Tiongkok, adalah sebuah koalisi para pengacara, akademisi, ahli etika, profesional medis, periset dan advokat hak asasi manusia yang didedikasikan untuk mengakhiri pengambilan organ paksa brutal di Tiongkok. Untuk membantu hari ini: https: //t.co/AAdMqFpoAH pic.twitter.com/is5ucPxR5B
– DAFOH (@DAFOH_org) 22 Februari 2018
Pernyataan tersebut menunjukkan mengapa hal ini merupakan permasalahn yang mengkhawatirkan.
“Semua upaya ini dilakukan selama periode dimana Tiongkok hampir tidak memiliki donor sukarela, dan jumlah donor hidup terkait yang langka. Jadi, satu-satunya sumber organ selama periode tersebut adalah para tahanan,” kata pernyataan tersebut.
“Pada tahun 2005 dan 2006, setelah bertahun-tahun menyangkal, para pejabat Tiongkok mengklaim bahwa antrian para narapidana terhukum mati adalah pasokan utama donor untuk jumlah transplantasi yang sangat besar tersebut yang telah terjadi.”
HRLW menjelaskan mengapa para tahanan terpidana mati dapat dijadikan sumber organ transplantasi.
“Namun selama periode yang sama, tahun 2000 sampai sekarang, jumlah tahanan kriminal yang dijatuhi hukuman mati di Tiongkok telah mengalami penurunan yang stabil. Sementara itu, jumlah para tahanan hati nurani dalam tahanan, termasuk para praktisi disiplin spiritual yang dianiaya Falun Gong, serta Muslim Uighur, tumbuh dengan cepat,” kata pernyataan tersebut.
“Ada bukti signifikan yang menunjukkan bahwa para tahanan ini menjadi andalan utama badan-badan donor yang mendorong perkembangan transplantasi organ Tiongkok yang pesat di Tiongkok.”
Berikut adalah mantan anggota parlemen Kanada David Kilgour sedang berbicara tentang bentuk-bentuk bukti tentang pengambilan organ di Tiongkok dalam video yang diterbitkan oleh End Organ Pillaging:
Bukti tersebut dipaparkan dalam laporan “Bloody Harvest / The Slaughter: An Update” yang terbit pada 2016, yang mengatakan bahwa diperkirakan sekitar 60.000 sampai 100.000 transplantasi dilakukan setiap tahun di Tiongkok. Sasaran utama pengambilan organ tersebut, kata laporan tersebut, adalah orang Tiongkok yang mengikuti latihan meditasi Falun Gong. Sedikitnya, orang Uyghur, orang Tibet, dan pilih House Christians juga telah dibunuh untuk mendapatkan organ transplantasi, kata laporan tersebut.
Bukti tersebut termasuk mencatat penerimaan telepon dari dokter-dokter Tiongkok, tes darah tahanan politik dalam tahanan, ancaman-ancaman dan pengakuan-pengakuan dari para penjaga penjara yang menyinggung praktek ini, keterlibatan ahli bedah transplantasi di dalam menjalankan anti Falun Gong, dan keterlibatan para pejabat keamanan anti Falun Gong di dalam pekerjaan transplantasi organ,” kata HRLW.
“Pembunuhan di luar hukum adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, pelanggaran menurut hukum internasional, dan pembatalan konstitusi dan undang-undang hukum pidana milik Tiongkok sendiri,” kata pernyataan tersebut.
“Bagaimanapun pengambilan organ hidup, membunuh orang yang tidak bersalah demi bagian-bagian tubuh mereka, adalah sesuatu yang tidak pernah mungkin saya ingin miliki … https://t.co/rtyewb5vnM
– OrganHarvestingTruth (@OrganHarvesting) 15 Februari 2018
“Yayasan Hukum Hak Asasi Manusia meminta para pelaku kejahatan ini, pembunuhan di luar hukum terhadap warga Tiongkok yang tidak bersalah untuk tujuan pengadaan organ, dikenai sanksi pidana dan pidana internasional, dan terlibat dalam upaya untuk mendokumentasikan kegiatan pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia tersebut dan membantu upaya global untuk membawa mereka ke pengadilan.”
Di antara kasus-kasus proses pengadilan (litigasi) yang melibatkan HRLW adalah yang melawan Cisco Systems karena membangun sistem penyensoran “Golden Shield” tersebut untuk pemerintah komunis Tiongkok yang berkuasa dan untuk mengajukan kasus yang berhasil baik di Spanyol melawan pemimpin Partai Komunis masa lalu Jiang Zemin dan pejabat partai top lainnya yang terlibat dalam penganiayaan Falun Gong. (ran)
Berikut episode China Uncensored untuk informasi lebih lanjut terkait pengambilan organ di Tiongkok:
Rekomendasi video:
https://www.youtube.com/watch?v=0x2fRjqhmTA&t=27s
ErabaruNews
Comments are closed.