Insiden ‘Gerakan Mata’ Reporter Viral di Tiongkok Ungkap Rahasia yang Lebih Gelap

Tertangkap di televisi pemerintah, seorang wartawan wannita Tiongkok menggerakkan matanya saat konferensi pers rezim Tiongkok yang sangat dapat diprediksi, hampir semua seremoni sesi-sesi legislatif stempel karet. Dia langsung menjadi sensasi internet di Tiongkok. Insiden tersebut juga secara tidak sengaja mengungkapkan bagaimana rezim memilih dengan rapi apa yang disebut “wartawan asing” untuk menghadiri acara persnya, yang sebenarnya terkait erat dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pada tanggal 13 Maret, seorang reporter berpakaian biru menunjukkan ketidakpuasannya saat reporter lain yang berpakaian merah di sebelahnya menghabiskan 45 detik untuk mengajukan pertanyaan yang sangat panjang dan secara jelas mudah dijawab tanpa rasa malu kepada pejabat Tiongkok, Xiao Yaqing.

Reporter yang menggerakkan mata tersebut kemudian diidentifikasi oleh para netizen sebagai Liang Xiangyi, dari situs berita keuangan Tiongkok Yicai, sementara reporter berbaju merah adalah Zhang Huijun, seorang reporter untuk American Multimedia Television (AMTV), sebuah stasiun televisi berbahasa Tionghoa yang berbasis di California.

Segera setelah penyiaran di CCTV negara, nama Liang menjadi salah satu yang paling dicari di Sina Weibo, sebuah platform yang mirip dengan Twitter. Pada malam hari, bagaimanapun, konten yang berkaitan dengan insiden tersebut telah diblokir oleh sensor.

Pada acara-acara politik besar, pertanyaan-pertanyaan wartawan biasanya disaring dan diatur sebelumnya.

Apa yang tidak diketahui oleh penonton Tionghoa adalah bahwa Zhang memiliki latar belakang kompleks yang terkait erat dengan para pejabat tingkat tinggi PKT.

Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh Radio Free Asia, identitas asli Zhang Huijun meragukan. Sejumlah besar fotonya yang telah beredar secara online menunjukkan bahwa dia tidak hanya terlibat dalam mesin propaganda Partai di luar Tiongkok, namun juga memiliki hubungan dekat dengan pejabat keamanan diplomatik, militer, dan nasional Partai.

Dia adalah mantan reporter untuk CCTV. Di media sosial, dia telah memberi beberapa nama akun sendiri yang berbeda, termasuk “pembawa acara TV yang terkenal,” “keindahan Lianghui [nama umum untuk merujuk pada sesi parlemen stempel karet],” “reporter CCTV dan China Education Television,” “guru yoga, “dan” Miss China.”

Seorang pengguna Twitter juga menggali foto Zhang dengan seragam militer Tiongkok, yang tampaknya berasal dari akun Weibo milik Zhang.

https://twitter.com/tangyongtao74/status/974277803418857478

Saluran AMTV yang telah dia akui bekerja di sana adalah didirikan di Los Angeles pada 2004, menurut situs webnya. AMTV juga menawarkan koneksi ke CCTV, yang menyatakan bahwa itu adalah “televisi lokal” pertama yang menandatangani sebuah perjanjian dengan CCTV untuk menyampaikan program berita di saluran internasional CCTV, yang disiarkan di luar Tiongkok.

Memiliki kurang dari 100 pengikut di YouTube dan videonya mendapatkan sekitar beberapa lusin penayangan (views) masing-masing. Ketika The Epoch Times mengunjungi alamat perusahaan yang terdaftar (530 S. Lake Ave., Unit 368) di Pasadena, California, ternyata telah menjadi P.O.Box.

Tokoh media veteran Tiongkok dan penulis lepas, Huang Jinqiu, mengatakan kepada New Tang Dynasty Television, sebuah organisasi media satu group dengan The Epoch Times, bahwa reporter semacam ini setara dengan reporter untuk corong Partai yang berada di luar negeri. “Mereka mewakili apa yang disebut media internasional, dan mereka akan diatur untuk mengajukan pertanyaan selama konferensi-konferensi pers. Ini adalah konvensi khas di dalam birokrasi [Komunis Tiongkok], dimana telah terungkap atas kejadian pergerakan mata ini. Jika belum terungkap, kebanyakan orang Tionghoa masih akan mengira mereka [wartawan] adalah media internasional yang sesungguhnya,” katanya.

“Mayoritas media berbahasa Tionghoa [internasional] dikendalikan oleh PKT sampai batas tertentu,” Heng He, seorang ahli Tiongkok senior, mengatakan kepada NTD. Beberapa di antaranya secara persahabatan dengan Beijing, sementara yang lain secara langsung dikelola oleh kantor propaganda rezim dengan berbagai samara yang berbeda.

Strategi propaganda PKT dapat dibagi antara domestik dan asing, dan dalam empat kategori: propaganda politik, ekonomi, budaya, dan sosial, menurut “Marketing Dictatorship: Propaganda and Thought Work in Contemporary China” oleh Anne-Marie Brady. Departemen Propaganda Pusat bertanggung jawab atas propaganda domestik, sementara Kantor Propaganda Asing, mengelola propaganda yang ditujukan untuk orang asing di Tiongkok, dunia luar, dan orang Tionghoa perantauan. “Tiongkok telah sangat berhasil dalam beberapa tahun terakhir untuk mendapatkan pengaruh dominan atas sekolah-sekolah berbahasa Mandarin yang berbasis di luar negeri; surat kabar; kelompok sosial, olahraga, dan komersial; stasiun televisi dan radio; bahkan ada pengelompokan orang-orang Tionghoa di luar Tiongkok,” menurut buku tersebut.

“[PKT melakukan ini] untuk membuatnya tampak seperti seluruh dunia mendukungnya,” kata Zheng Cunzhu, seorang aktivis demokrasi Tiongkok yang berbasis di Los Angeles, dalam sebuah wawancara dengan The Epoch Times.

Menurut laporan BBC 2016, mengutip analisis oleh cendekiawan David Shambaugh di George Washington University, anggaran tahunan rezim Tiongkok untuk menyebarkan propaganda di luar negeri diperkirakan mencapai $10 miliar. (ran)

ErabaruNews