EpochTimesId – Selain Amerika Serikat, kini makin banyak negara lain yang khawatir dengan perusahaan telekomunikasi raksasa Tiongkok, Huawei. Perusahaan itu dikhawatirkan membawa risiko keamanan nasional.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa debat minggu ini di Parlemen Kanada berfokus pada kekhawatiran resiko keamanan nasional. Resiko itu diduga dibawa oleh Huawei.
Korea Selatan juga mengalami kekhawatiran yang sama. Park Jung-ho, Presiden dan CEO SK Telecom, Korea Selatan, baru-baru ini mengatakan bahwa Huawei adalah perusahaan yang menimbulkan kekhawatiran.
Kemudian, pemerintah Australia baru-baru ini meminta pemerintah Kepulauan Solomon untuk mengakhiri kontrak kerjasama dengan perusahaan Huawei. Australia meminta untuk tidak memberikan proyek pekerjaan pemasangan kabel bawah laut antara Kepulauan Solomon dan Australia kepada perusahaan Huawei.
Australia berjanji akan memberikan dana ganti rugi untuk pemasang kabel lainnya.
Pejabat Australia mengatakan bahwa Australia sedang berkonsultasi dengan negara lain tentang masalah keamanan, jika pemerintah melibatkan perusahaan Huawei dalam pemasangan perangkat nirkabel 5G generasi mendatang.
Huawei saat ini merupakan pemasok peralatan nirkabel terbesar dan pemasok ponsel pintar terbesar ketiga di dunia.
Pejabat Washington menyatakan bahwa Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mendengar pemaparan terkait Huawei ketika mengunjungi Amerika Serikat pada bulan Februari lalu. Dia mendengarkan laporan singkat dari Badan Keamanan Nasional AS dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dalam sebuah ruang tertutup.
Salah satu topik laporan singkat itu mengenai masalah resiko Huawei menimbulkan ancaman terselubung bagi keamanan nasional AS. Kongres AS pada tahun 2012 menerbitkan sebuah laporan yang menyebutkan bahwa perusahaan Huawei yang berbasis di kota Shenzhen dapat memproduksi peralatan telekomunikasi untuk keperluan kegiatan spionase.
Setelah itu, operasi perusahaan Huawei di pasar telekomunikasi AS terhambat.
Amerika Serikat baru-baru ini mengambil serangkaian tindakan terhadap perusahaan tersebut. Antara lain, pada bulan Januari lalu, perusahaan AT&T membatalkan rencana untuk menjual telepon seluler Huawei di Amerika Serikat.
Presiden Trump dengan alasan mempertimbangkan keamanan nasional, pada 12 Maret 2018 menandatangani sebuah perintah eksekutif. Isinya berupa meminta perusahaan AS, Qualcomm menghentikan rencana penjualan saham perusahaan yang bernilai 117 miliar dollar AS kepada perusahaan Singapura, Broadcom.
Kekhawatiran utama yang dipertimbangkan Washington adalah takut dengan pengaruh Huawei dalam industri telekomunikasi.
Qualcomm dan Huawei sama-sama ingin mendominasi teknologi nirkabel 5G. Perusahaan Broadcom Corporation tidak didanai oleh investor Tiongkok, tetapi Komite Investasi Asing (Committee on Foreign Investment in the United States) khawatir jika Broadcom kekurangan dana pengeluaran R&D usai pengambilalihan saham Qualcomm.
Sehingga hal itu akan mempengaruhi Qualcomm dalam merebut posisi pimpinan dalam teknologi komunikasi 5G. Dengan demikian, maka dapat diartikan bahwa Qualcomm menyerahkan posisi tersebut kepada Huawei.
Huawei mempekerjakan lebih dari 400 orang peneliti dan insinyur di Kanada. Media Kanada melaporkan bahwa beberapa mantan pejabat senior keamanan dan intelijen Kanada khawatir dengan ancaman keamanan nasional yang dibawa oleh Huawei.
Pada hari Senin (19/3/2018), anggota Partai Konservatif Kanada mendesak pemerintah Partai Liberal untuk memperhatikan masalah ini.
Ralph Goodale, Menteri Keamanan Publik Kanada dalam sebuah pertemuan pada hari yang sama kemudian mengatakan bahwa pemerintah akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi keamanan cyber. Tetapi ia tidak secara khusus menyebutkan atau menunjuk Huawei.
Ward Elcock, mantan kepala Dinas Intelijen Keamanan Kanada kepada wartawan Wall Street Journal mengatakan, “Saya pikir kita harus sangat berhati-hati dengan masalah popularitas peralatan produk Huawei.”
Park Jung-ho, Presiden dan CEO SK Telecom, Korea Selatan mengatakan bahwa dia tidak yakin apakah akan membiarkan Huawei menjadi pemasok jaringan 5G.
Ketika Park menghadiri sebuah acara di Barcelona, Spanyol ia mengatakan kepada Korea Herald, “Huawei adalah sebuah masalah.”
Seorang juru bicara SK mengatakan bahwa perusahaannya sampai saat ini tidak menggunakan peralatan Huawei.
Penanggungjawab keenam lembaga keamanan AS yakni Central Intelligence Agency (CIA), National Security Agency (NSA),dan Federal Bureau of Investigation (FBI). Kemudian ada Defense Intelligence Agency (DIA), Director of National Intelligence (DNI), National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) memberikan kesaksian dalam pertemuan Komite Intelijen Senat pada 13 Februari.
Mereka sepakat mengatakan bahwa, perangkat telekominikasi buatan Huawei dan ZTE dapat menimbulkan ancaman keamanan bagi pelanggan Amerika. Oleh sebab itu, maka mereka telah mengeluarkan peringatan keras kepada warga Amerika Serikat untuk tidak membeli ponsel pintar produk kedua perusahaan tersebut. (ET/Sinatra/waa)
https://youtu.be/fTKcu82AtsA