oleh Qin Yufei
Tiongkok dan Rusia menerapkan operasi rahasia di Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam rangka untuk melemahkan upaya PBB melindungi hak asasi manusia di seluruh dunia.
The Guardian mengutip ucapan para diplomat dan aktivis melaporkan bahwa Tiongkok bersama Rusia menggunakan komite anggaran PBB (juga dikenal sebagai Komite Kelima) untuk memotong pendanaan bagi posisi senior lembaga pemantauan HAM dan Kantor Sekjen PBB yang mengurusi HAM (OHCHR).
Menyusul serangkaian kegagalan PBB dalam upaya untuk mencegah terjadinya tindak kekejaman di dunia, “Prakarsa Hak Asasi Manusia PBB” didirikan pada tahun 2014.
Kantor Sekretaris-Jenderal telah menetapkan posisi senior untuk memastikan kemajuan “prakarsa proaktif”. Namun, anggaran komite untuk kegiatan tahun ini telah dihapus setelah dilobi oleh Tiongkok dan Rusia.
Pendanaan untuk Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia di Jenewa juga telah berkurang. Komisaris saat ini Zeid Hussein mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri tahun ini dan tidak bersedia dipilih kembali. Dia menjelaskan kepada bawahan bahwa kurangnya dukungan global untuk melindungi HAM membuat pekerjaannya menjadi sulit.
Pekan lalu, Hussein yang siap untuk berbicara tentang nasib warga sipil Suriah di pertemuan Dewan Keamanan PBB.
Saat ia mulai berbicara, Rusia meminta pemungutan suara prosedural untuk menghentikannya topik pembicaraannya dengan mengatakan bahwa Dewan Keamanan bukanlah tempat yang cocok untuk membahas hak asasi manusia.
“Komite Kelima telah menjadi medan perang bagi hak asasi manusia” kata Louis Charbonneau, direktur Human Rights Watch PBB. “Rusia, Partai Komunis Tiongkok dan negara-negara lain menyatakan perang terhadap hak asasi manusia”
“Anda mengusulkan proyek hak asasi manusia di Dewan Keamanan. Rusia dan Tiongkok komunis akan menghancurkan proyek tersebut dari segi pendanaannya nanti” Louis Charbonneau mengatakan : “Haruskah kita membuat mereka berhasil?”
Richard Gowan, seorang ahli PBB dari Komisi Eropa untuk Hubungan Internasional mengatakan bahwa Tiongkok komunis teterus berusaha merusak kegiatan-kegiatan perlindungan hak asasi manusia PBB, sebaliknya, dalam forum-forum PBB mereka akan mendorong agendanya sendiri, yakni menekankan apa yang disebut keharmonisan, bukan hak-hak individu.
Seorang diplomat Barat PBB mengakui bahwa hak asasi manusia sedang kehilangan landasannya di PBB.
Ini sebagian diakibatkan oleh Tiongkok yang secara aktif terlibat dalam kegiatan lobi, berinvestasi besar-besaran di negara-negara berkembang, dan mengumpulkan suara pro-mereka di Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Komite Kelima adalah medan perang yang sangat penting” Diplomat itu mengatakan : “Tim kami berjuang di parit. Kami berharap tidak menyia-nyiakan uang pembayar pajak dari masyarakat, tetapi juga untuk memastikan bahwa di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa, masalah-masalah penting seperti dana untuk kegiatan hak asasi manusia tidak mengalami pemotongan,” ujarnya. (Sinatra/asr)