EpochTimesId – Para pemimpin negara-negara Baltik yaitu Latvia, Estonia, dan Lithuania mengunjungi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada 3 April 2018 lalu. Mereka datang untuk meminta bantuan militer lebih banyak dari Amerika Serikat guna melawan ekspansionisme Rusia.
Presiden Raimonds Vejonis dari Latvia, Presiden Kersti Kaljulaid dari Estonia, dan Presiden Dalia Grybauskaite dari Lithuania bertemu dengan Trump di Gedung Putih. Mereka sekaligus membahas masalah keamanan dan meningkatkan kerja sama dalam bidang pertahanan dan energi.
Negara-negara Baltik dengan populasi gabungan 6 juta jiwa menghadapi masa depan yang tidak pasti dalam hubungan mereka dengan Rusia. Mereka telah meningkatkan kekhawatiran tentang niat Presiden Rusia Vladimir Putin di wilayah tersebut, terutama sejak Rusia merebut Semenanjung Krimea dari Ukraina pada tahun 2014.
Mereka khawatir bahwa Moskow dapat menggunakan kekuatan militer terhadap negara-negara Baltik.
Negara-negara ini telah menekan Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mengambil langkah-langkah keamanan tambahan di kawasan itu. Dengan harapan agar upaya itu dapat mencegah upaya agresi potensial dari Rusia.
Para pemimpin Baltik menyerukan kehadiran militer permanen AS di wilayah tersebut. Namun, selama pertemuan Trump tidak menyinggung secara spesifik penempatan pasukan AS.
Video Pilihan Erabaru Chanel :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA
Akan tetapi, Gedung Putih mengumumkan rencana untuk menyediakan hampir 100 juta dolar AS (sekitar 1,3 Triliun rupiah) untuk pengadaan amunisi berkaliber besar. Amerika juga menyediakan lebih dari 70 juta dolar untuk pelatihan dan melengkapi program peningkatan kapasitas militer negara-negara Baltik.
“Tidak ada yang lebih tangguh menghadapi Rusia selain saya,” kata Trump, menanggapi sebuah pertanyaan dalam konferensi pers dengan para pemimpin Baltik, apakah dia melihat Putin sebagai musuh atau bukan.
“Saya pikir saya bisa memiliki hubungan yang sangat baik dengan Rusia dan dengan Presiden Putin, dan jika saya melakukannya, itu akan menjadi hal yang hebat. Dan ada kemungkinan besar bahwa itu tidak akan terjadi. Siapa yang tahu?”
Trump dan para pemimpin Baltik juga setuju untuk meningkatkan kerja sama dalam keamanan energi dan kemandirian. “Negara-negara akan berkolaborasi untuk diversifikasi sumber energi, pasokan, dan rute di seluruh wilayah Baltik, termasuk memperluas ekspor gas alam cair AS,” kata Trump.
Terlalu banyak ketergantungan pada gas alam Rusia telah memungkinkan Moskow untuk mengenakan harga tinggi kepada negara-negara Baltik. Itu membuat kawasan menjadi rentan terhadap pengaruh Rusia.
Negara-negara Baltik telah bergerak untuk meningkatkan kemandirian mereka dari gas Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Lithuania mulai mengimpor gas alam cair dari Amerika Serikat pada tahun 2017.
Tahun ini, negara-negara Baltik merayakan ulang tahun ke-100 kemerdekaan mereka setelah Perang Dunia I. Kemerdekaan itu berumur pendek, karena Uni Soviet menduduki dan mencaplok wilayah tersebut selama Perang Dunia II.
Latvia, Estonia, dan Lithuania berada di bawah kekuasaan Soviet selama Perang Dingin sampai mereka memperoleh kembali kemerdekaannya pada tahun 1991. Mereka bergabung dengan Uni Eropa dan NATO pada 2004. (Emel Akan/The Epoch Times/waa)