EpochTimesId – Pejabat Amerika Serikat mengungkapkan bahwa untuk pertama kalinya Korea Utara menyampaikan keinginannya untuk memanfaatkan pertemuan Kim Jong-un dengan Trump untuk membahas denuklirisasi Semenanjung Korea, Minggu (8/4/2018) waktu Amerika. Dengan demikian keraguan dunia luar tentang apakah Kim Jong-un akan berbicara tentang denuklirisasi menjadi sirna.
“Amerika Serikat telah memperoleh konfirmasi bahwa Kim Jong-un bersedia membahas denuklirisasi Semenanjung Korea dalam pertemuan dengan Trump bulan depan,” ujar seorang pejabat pemerintahan Trump, seperti dikutip dari Wall Street Journal.
Laporan itu menyatakan bahwa pejabat AS tidak mengungkapkan kapan dan bagaimana Korea Utara membuat jaminan ini kepada Amerika Serikat. Namun pejabat AS dan Korea Utara terus menjalin kontak.
Beberapa pejabat pemerintah AS yang akrab dengan urusan pertemuan tingkat tinggi Presiden AS, Donald Trump dengan Kim juga mengatakan kepada CNN bahwa Direktur Central Intelligence Agency (CIA), Pompeo dan sebuah tim rahasia CIA melalui saluran intelijen sedang dalam kegiatan persiapan menyongsong pelaksanaan KTT tersebut.
Para pejabat intelijen dari kedua negara telah melakukan beberapa percakapan dan bahkan bertemu di negara ketiga. Pertemuan ini berfokus pada penyelesaian soal lokasi pertemuan Trump dan Kim Jong-un.
Sumber-sumber tersebut juga mengatakan bahwa Korea Utara sedang mencoba untuk mengusulkan Pyongyang sebagai tempat pertemuan. Namun, masih belum jelas apakah Gedung Putih bersedia mengadakan pembicaraan di sana.
Dalam kontak dengan kedua belah pihak, ibukota Mongolia Ulaanbaatar juga dimunculkan sebagai alternatif pilihan pertemuan.
Para pejabat AS mengatakan bahwa setelah isu lokasi dapat diselesaikan, maka kedua pihak akan menetapkan tanggal pertemuan agar lebih mudah dalam menentukan agenda pembahasan yang lebih maksimal.
Pada 8 Maret saat delegasi Korea Selatan berkunjung ke Gedung Putih untuk melaporkan kepada Presiden Trump tentang keinginan Kim untuk bertemu Trump, Presiden Trump langsung menanggapi dengan sikap setuju.
Namun beberapa pekan kemudian, pemerintah Korut enggan menanggapi dan terkesan bungkam dengan rencana pertemuan tersebut. Sehingga muncul berbagai spekulasi baru di masyarakat internasional.
Bahkan, Korea Selatan sempat dituding terlalu bersemangat untuk meredakan situasi ketegangan di semenanjung Korea. Sehingga Selatan melebih-lebihkan dalam mengekspos soal kesediaan Korut untuk menempatkan masalah senjata nuklir di meja perundingan.
Joseph DeTrani, seorang pejabat utusan AS yang selama tahun 2003 hingga 2006 terlibat dalam pembicaraan enam pihak tentang program nuklir Korea Utara mengatakan, “Kim Jong-un bersedia untuk membahas denuklirisasi adalah suatu perkembangan situasi yang baik, karena di masa lalu, ia (Kim Jong-un) pernah mengucapkan bahwa denuklirisasi adalah hal yang ‘nonsense’, mustahil dan omong kosong.”
Joseph menambahkan bahwa hal yang perlu dibahas kemudian adalah apakah definisi denuklirisasi antara Kim Jong-un dengan Trump itu sama persis. Apakah denuklirisasi akan bersifat menyeluruh dan dapat diverivikasi, membongkar seluruh fasilitas dan senjata nuklir sebagai sebuah program ireversibel.
Meskipun tanggal KTT belum pasti, tetapi beberapa pejabat AS mengungkapkan bahwa targetnya masih sebelum akhir bulan Mei. Walau bisa juga KTT mundur bulan Juni. (Zhang Ting/ET/Sinatra/waa)
Video Rekomendasi :