oleh Shi Ping
Anggaran tahun baru ini, pemerintah daerah Kota New York sedang mempersiapkan dana sekitar 212 juta Dolar AS untuk subsidi tiket kereta bawah tanah setengah harga bagi keluarga yang pendapatan tahunannya berada di bawah garis kemiskinan.
Dengan satu keluarga yang terdiri dari empat anggota sebagai contoh. Jika pendapatan tahunan keluarga tersebut kurang dari 251,00 Dolar AS, maka ia berhak mendapatkan manfaat ini.
Walikota New York Bill de Blasio telah meminta Negara Bagian New York untuk membayar biaya kebutuhan program ini sekaligus sebagai anggaran untuk memperbaiki sistem kereta api bawah tanah dengan cara memungut pajak dari orang-orang kaya.
Namun, proposal ini tidak diadopsi dalam RAPBD yang baru saja disahkan. Untuk tujuan ini, kota New York sedang mempersiapkan program mengumpulkan dana demi kepentingan ini.
Bulan lalu, 35 anggota dewan kota bergabung untuk mengajukan kepada majelis kota yang meminta untuk memasukkan manfaat ini dalam anggaran mereka.
Sebuah wawancara siaran pers pada 10 April 2018 pagi, anggota dewan Corey Johnson mengatakan bahwa, pemberian tiket MRT bersubsidi (50%) kepada sekitar 800.000 orang warga New York berpenghasilan rendah dengan total biaya sebesar 88 miliar dolar.
Anggaaran ini sebagaimana yang telah disepakati antara anggota dewan dengan walikota dalam negosiasinya tahun ini, sedang dalam penggodokan serius.
Menurut Corey bahwa ini dapat menghemat 726 Dolar AS per tahun bagi warga berpenghasilan rendah.
Walikota Bill de Blasio juga setuju untuk mengalokasikan 250 juta dolar AS untuk keperluan tiket MRT berdiskon kepada warga berpenghasilan rendah, tetapi premisnya adalah dana tersebut diharapkan dapat dipungut dari pajak dibebankan kepada orang-orang kaya.
Bill de Blasio mengatakan bahwa rencana ini tidak layak karena membutuhkan undang-undang dari negara bagian. Oleh karena itu, ketua dewan berpikir bahwa subsidi transportasi untuk warga miskin kota harus berasal dari kotamadya bersangkutan. (Sinatra/asr)
