WASHINGTON – Departemen Perdagangan AS akan melarang perusahaan-perusahaan Amerika menjual komponen-komponen ke produsen peralatan telekomunikasi Tiongkok terkemuka ZTE Corp selama tujuh tahun, setelah melanggar ketentuan hukuman pengadilan sebelumnya, kata pejabat AS pada 16 April.
Perusahaan Tiongkok tersebut, penjual smartphone teratas di Amerika Serikat, telah mengaku bersalah tahun lalu di pengadilan federal di Texas karena bersekongkol melanggar sanksi AS dengan secara ilegal mengirim barang-barang dan teknologi AS ke Iran. Ia membayar denda $890 juta dan penalti, serta penalti tambahan sebesar $300 juta yang dapat dikenakan.
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, ZTE Corp yang bermarkas di Shenzhen berjanji untuk memecat empat karyawan senior dan mendisiplinkan 35 orang lainnya dengan mengurangi bonus atau menegur mereka, kata pejabat senior Departemen Perdagangan kepada Reuters. Tetapi perusahaan Tiongkok tersebut telah mengaku pada bulan Maret bahwa sementara ia telah memecat empat karyawan senior tersebut, ia tidak mendisiplinkan atau mengurangi bonus pada 35 orang lainnya.
ZTE “telah memberikan informasi balik kepada kita secara dasar mengakui bahwa mereka telah membuat pernyataan-pernyataan palsu ini,” kata seorang pejabat departemen senior. “Itu sebagai tanggapan atas permintaan AS untuk informasi tersebut.”
“Kita tidak percaya apa yang mereka katakan pada kita itu jujur,” kata pejabat itu. “Dan dalam perdagangan internasional, kebenaran itu sangat penting.”
Pejabat ZTE tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Douglas Jacobson, seorang pengacara kontrol ekspor yang mewakili para pemasok untuk ZTE, menyebut larangan tersebut sangat tidak biasa dan mengatakan itu akan sangat mempengaruhi perusahaan tersebut.
“Ini akan menghancurkan perusahaan, mengingat ketergantungan mereka pada produk dan perangkat lunak AS,” kata Jacobson. “Ini tentu akan membuat sangat sulit bagi mereka untuk memproduksi dan akan memiliki dampak negatif jangka pendek dan panjang yang berpotensi signifikan terhadap
perusahaan.”
“Ini akan menimbun stok mereka,” Jacobson menambahkan.
ZTE telah menjual perangkat handset ke perusahaan seluler AS, AT & T, T-Mobile, dan Sprint. Ia telah mengandalkan perusahaan-perusahaan teknologi AS termasuk Qualcomm, Microsoft, dan Intel untuk komponen-komponennya.
Tindakan AS terhadap ZTE kemungkinan akan semakin memperparah ketegangan saat ini antara Washington dan Beijing atas perdagangan.
Penyelidikan federal lima tahun yang telah menyimpulkan tahun lalu menemukan bahwa ZTE telah bersekongkol untuk menghindari embargo-embargo AS dari pembelian komponen-komponen AS, memasukkannya ke dalam peralatan ZTE dan secara ilegal mengirimnya ke Iran.
ZTE, yang telah merancang skema-skema kotor yang rumit untuk menyembunyikan kegiatan ilegal tersebut, setuju untuk mengaku bersalah setelah Departemen Perdagangan mengambil tindakan yang mengancam akan memutus rantai pasokan globalnya.
Pemerintah AS telah mengizinkan perusahaan tersebut melanjutkan akses ke pasar AS berdasarkan perjanjian 2017. Perusahaan-perusahaan Amerika diperkirakan menyediakan 25 persen hingga 30 persen dari komponen yang digunakan dalam peralatan ZTE, yang mencakup perlengkapan jaringan dan smarthphone.
Investigasi pemerintah AS di dalam sanksi-sanksi pelanggaran melalui laporan-laporan yang mengikuti kasus ZTE oleh Reuters pada tahun 2012 bahwa perusahaan tersebut telah menandatangani kontrak-kontrak untuk mengirimkan perangkat keras dan perangkat lunak bernilai jutaan dolar dari beberapa perusahaan teknologi AS yang paling terkenal ke perusahaan telekomunikasi terbesar di Iran. (ran)
ErabaruNews