Kapal Tiongkok secara konsisten telah memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang untuk tujuan buruk. ZEE adalah area laut di sekitar garis pantai suatu negara dimana negara tersebut memiliki hak dan yurisdiksi eksklusif, menurut Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun melaporkan pada tanggal 14 April bahwa rezim Tiongkok mengirim kapal ke ZEE Jepang berulang kali tanpa persetujuan pemerintah Jepang, atas nama melakukan survei di dasar laut, namun kenyataannya secara diam-diam mengumpulkan endapan-endapan mineral, endapan-endapan tanah langka, dan menangkap makhluk laut langka di kedalamanan laut.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Penjaga Pantai Jepang telah mengungkap motivasi sebenarnya kapal-kapal Tiongkok tersebut, tetapi tidak menyebutkan secara spesifik apa yang diklaim kapal-kapal itu sebagai survei.
Menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature pada tanggal 10 April, tim peneliti Jepang baru saja menemukan cadangan sekitar 16 juta ton material-material tanah langka, yang terletak di bawah Pulau Minamitorishima, sekitar 1.150 mil dari Tokyo.
Mineral-mineral tanah langka tersebut dapat digunakan dalam pembuatan baterai, kendaraan listrik, dan perangkat berteknologi tinggi lainnya seperti smartphone, kendaraan hibrida, perangkat radar, dan sistem rudal.
Cadangan tersebut berisi pasokan yttrium global selama 780 tahun, digunakan untuk membuat layar ponsel, lensa kamera, dan superkonduktor, europium senilai 620 tahun, terbium senilai 420 tahun, dan dysprosium senilai 730 tahun, menurut Nature.
Ia “memiliki potensi untuk memasok bahan-bahan ini secara semi tak terbatas kepada dunia,” menurut makalah tersebut.
“Ini adalah sebuah pengubah permainan untuk Jepang,” Jack Lifton, seorang pendiri utama dari firma riset pasar, Technology Metals Research, mengatakan kepada The Wall Street Journal. “Perlombaan untuk mengembangkan sumber daya ini berjalan dengan baik.”
Elemen-elemen tanah langka sangat penting dalam ekonomi teknologi global. Tiongkok telah mendominasi pasokan dunia selama beberapa dekade dan memegang monopoli harga. Pada tahun 2010, Tiongkok mengurangi ekspor mineral tanah langka, menghasilkan kenaikan harga sebesar 10 persen, menurut Journal tersebut.
Pada tahun 2015, satu-satunya tambang tanah langka di Amerika Serikat, tambang Mountain Pass Mine di California, didorong menuju kebangkrutan oleh harga rendah dan dijual ke konsorsium yang dipimpin Tiongkok, Shenghe Resources, pada Juni 2017, melaporkan Miner.com, sebuah situs web yang mencakup sektor pertambangan.
Sekarang, Jepang kemungkinan akan menjadi pemasok global utama, menghancurkan monopoli rezim Tiongkok. Tantangan bagi Jepang adalah menemukan cara mengekstrak mineral-mineral tersebut dengan cara yang lebih efektif dibanding metode-metode yang ada saat ini. (ran)
Fang Xiao berkontribusi pada laporan ini.
ErabaruNews