EpochTimesId – Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada perusahaan komunikasi Tiongkok, ZTE Corporation. Organisasi perlindungan konsumen dan teknologi Amerika Serikat kemudian menyarankan agar konsumen untuk sementara tidak membeli ponsel yang diproduksi ZTE. Sebab, sistem operasi ponsel ZTE tidak dapat menjamin adanya peningkatan layanan di masa depan.
Presiden Consumer Watchdog, Jamie Court, mengatakan baru-baru ini bahwa ZTE, Google dan operator wajib memberi tahu konsumen tentang dampak larangan AS terhadap ponsel ZTE. Seperti dikutip dari Reuters pada 19 April 2018, Presiden organisasi perlindungan konsumen Amerika Serikat yang berbasis di Los Angeles itu mengatakan, ZTE juga seharusnya tidak menjual ponsel baru.
“Jika mereka tidak yakin mengenai apakah mampu memperbarui sistem, mereka seharusnya tidak boleh menjual ponsel baru,” tegas
Jamie Court.
Beberapa analis teknis juga menyarankan kepada konsumen bahwa sebelum memperoleh kejelasan soal upgrade sistem, mereka sebaiknya untuk sementara waktu tidak membeli telepon seluler buatan perusahaan ZTE.
John Jackson, seorang analis teknologi konsumen di perusahaan IDC yang berkecimpung dalam riset pasar mengatakan, “Terdapat banyak ketidak-pastian. Jadi membeli ponsel ZTE bukanlah langkah yang cerdas.”
Departemen Perdagangan AS pada 16 April menerbitkan peraturan yang melarang perusahaan-perusahaan AS menjual komponen, perangkat lunak, dan teknologi lainnya kepada ZTE. Sebab, ZTE melanggar persyaratan kesepakatan penyelesaian masalah dengan pemerintah AS.
Sistem operasi yang digunakan oleh ponsel ZTE adalah Android. Sehingga, peraturan Deperdag itu mungkin memaksa Google menghentikan pemberian ijin kepada ZTE untuk menggunakan IOS tersebut.
Bloomberg News dan Reuters sebelumnya juga telah melaporkan, bahwa besar kemungkinan smartphone ZTE tidak lagi diperkenankan menggunakan sistem operasi Android.
Saat ini, Microsoft dan HP tidak lagi menyediakan sistem operasi untuk ponsel cerdas. iOS milik Apple, digunakan secara eksklusif pada peralatannya sendiri. ZTE sendiri tidak memiliki sistem operasinya sendiri.
Satu-satunya pilihan bagi ZTE adalah sistem operasi Tizen milik Samsung. Tetapi sistem tersebut belum diimplementasikan dalam skala besar dan hanya mendukung sejumlah aplikasi terbatas.
Hilangnya hak penggunaan Android akan menjadi pukulan mematikan bagi ZTE. Karena hampir tidak ada lagi alternatif penggantinya.
Beberapa konsumen sudah mulai mengajukan pertanyaan pada forum di situs web ZTE tentang masalah garansi, perbaikan dan patch keamanan di masa depan, tetapi belum memperoleh jawab.
Beberapa pengguna mulai ragu dengan, apakah ZTE dapat menemukan solusi untuk mengatasi larangan AS itu dan kesulitan yang mereka hadapi.
Laporan mengutip Rocon Entner, seorang analis di perusahaan konsultan Recon Analytics yang memprediksikan bahwa operator dan pengecer AS akan menghentikan penjualan telepon seluler ZTE setelah cuci gudang terhadap merk tersebut.
Meskipun smartphone ZTE masih bisa digunakan dengan sistem lama, tetapi jika tidak memperoleh ijin upgrade, maka pengguna tidak dapat menambahkan fitur baru atau memasang tambalan untuk mencegah ancaman keamanan yang baru ditemukan. Demikian menurut Roger Entner. (Liu Yi/ET/Sinatra/waa)
Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA