EpochTimesId – Lava dari letusan gunung api Kilauea di Hawaii, Amerika Serikat, menghancurkan rumah warga. Setidaknya sembilan rumah warga terbakar dan hancur diterjang lahar panas itu, Minggu (6/5/2018) waktu setempat.
Ilmuwan dari Badan Survei Geologi AS (USGS) melaporkan gunung api memuntahkan lava setinggi lebih dari 200 meter ke udara. Lebih dari 1.700 warga dilaporkan sudah dievakuasi sebelum gunung memuntahkan lahar panas.
Para pejabat Hawaii mengatakan rumah-rumah yang hancur itu berada di subbagian Leilani Estates. Pada kawasan itu, batuan cair, gas beracun dan uap panas juga menerobos melalui celah-celah di tanah yang dibuat oleh gunung berapi Kilauea.
Gumpalan lava yang terbakar terlontar ratusan kaki ke udara. Batu cair itu pun menghantam dan mengalir di beberapa titik jalan raya.
USGS dan otoritas Hawaii belum mengetahui sampai kapan letusan akan terjadi. Mereka juga tidak berani memastikan seberapa jauh jangkauan lahar panas pada letusan susulan.
“Ada lebih banyak magma di dalam sistem (kawah) yang akan meletus. Selama pasokan itu ada, letusan akan terus berlanjut,” kata vulkanolog USGS, Wendy Stovall, Minggu pagi waktu setempat.
Kepercayaan tradisional Hawai menyatakan bahwa intensitas letusan ditanyakan pada Pele, dewi gunung api. Cerita rakyat mengatakan Dewi Pele tinggal di Kilauea, dan penduduk asli Hawaii bukan satu-satunya komunitas suku yang meyakininya.
“Anda harus bertanya pada Pele,” kata Steve Clapper ketika ditanya apakah dia tahu kapan dia akan kembali ke rumahnya di Leilani.
Clapper harus memapah ibunya yang berusia 88 tahun yang sakit ke dalam mobil dan segera pergi setelah mendengar suara gemuruh dari belakang rumah. Dia yakin, rumahnya selamat dan tidak terkena lahar panas dari foto-foto yang beredar.
Walau demikian, dia tidak dapat memastikan keakuratan dari waktu pengambilan foto tersebut. Namun, penduduk asli California itu optimis ketika dia menilai situasinya.
“Apa yang bisa kita lakukan? Anda tidak punya kendali atas (bencana) itu,” kata Clapper ketika dia memulai harinya di tempat penampungan evakuasi terdekat. “Pele adalah bosnya, tahu?”
Warga lainnya, Cherie McArthur bertanya-tanya apa yang akan terjadi dengan pertanian kacang macadamia di Lanipuna Gardens, lingkungan lain yang dievakuasi dekat Leilani Estates. Salah satu panen pertama tahun ini telah direncanakan pada akhir pekan ini.
“Jika kami kehilangan pertanian kami, kami tidak tahu ke mana kami akan pergi. Anda kehilangan penghasilan Anda dan Anda kehilangan rumah pada saat yang sama,” kata McArthur, yang sudah bertani selama sekitar 20 tahun.
“Yang bisa Anda lakukan hanyalah berdoa dan berharap, dan mencoba mendapatkan semua informasi yang Anda bisa.”
Sekitar 240 orang dan 90 hewan peliharaan menghabiskan Sabtu malam di tempat pengungsian terdekat, menurut Palang Merah Amerika.
Otoritas setempat memberikan ijin kepada beberapa warga untuk kembali secara singkat, Minggu siang untuk mengambil hewan peliharaan, obat-obatan dan dokumen. Meskipun juru bicara Hawaii County, Janet Snyder memperingatkan bahwa rencana bisa berubah dengan situasi yang berubah dengan cepat.
Jumlah celah lava-venting di kawasan tersebut tumbuh lebih dari delapan menjadi 10 titik dalam semalam. Akan tetapi, beberapa celah sudah tenang dan berhenti mengeluarkan lava dan uap panas di beberapa titik.
Akan tetapi, para ilmuwan USGS mengharapkan celah yang muncul di lereng gunung itu terus memuntahkan lava, air dan uap panas.
“Mereka akhirnya bisa mengkonsolidasikan ke dalam satu ventilasi yang kuat, seperti yang terjadi pada beberapa letusan Hawaii sebelumnya,” kata Stovall.
Kilauea adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia. Dia telah meletus terus menerus sejak 1983.
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA
Observatorium Gunung Api USGS Hawaii mengeluarkan pemberitahuan pada pertengahan April bahwa ada tanda-tanda tekanan meningkat di bawah tanah magma. Celah Ventilasi baru bisa terbentuk pada kerucut atau sepanjang apa yang dikenal sebagai East Rift Zone. Leilani Estates berada tepat di sepanjang zona itu.
Lantai kawah mulai runtuh sejak pekan lalu. Hal itu memicu gempa bumi dan mendorong lava ke ruang bawah tanah baru yang membawanya ke arah Leilani Estates dan komunitas perkampungan di dekatnya. Gempa terbesar di Hawaii dalam lebih dari 40 tahun, berkekuatan 6,9 skala Richter, menghantam daerah itu Jumat (4/5/2018) lalu.
Michael McGuire menceritakan, gempa membuat mobilnya berayun ketika melintas di jalan raya. Gempa menjatuhkan barang-barang dari rak dan memecahkan kaca lemari di sebuah area dekat Leilani Estates.
Dia berharap bisa mengecek kondisi rumahnya. Namun dia menyadari bahwa terlalu dini untuk memastikan kapan, atau apakah, itu akan aman dari lava yang masih terus bergerak.
“Saya agak fatalistik: jika itu terjadi, maka terjadilah,” katanya. “Dan saya menikmati hidup di sini, jadi Anda tahu, Anda bertahan dengan banyak hal di sini.” (Associated Press/NTD/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA