WASHINGTON / BEIJING — Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk membantu ZTE “kembali ke bisnis, secepatnya” setelah larangan AS baru-baru ini melumpuhkan perusahaan telekom Tiongkok tersebut, menawarkan konsesi yang menyelamatkan pekerjaan ke Beijing menjelang pembicaraan perdagangan berisiko tinggi minggu ini.
Trump membuat pengumuman tak terduga tersebut melalui Twitter pada 13 Mei. Ini adalah pembalikan yang menakjubkan, mengingat sikap keras Washington dalam beberapa minggu terakhir pada praktik perdagangan Tiongkok yang telah meningkatkan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
President Xi of China, and I, are working together to give massive Chinese phone company, ZTE, a way to get back into business, fast. Too many jobs in China lost. Commerce Department has been instructed to get it done!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) May 13, 2018
Sumber-sumber yang menjelaskan masalah ini mengatakan bahwa Beijing telah menuntut agar masalah ZTE diselesaikan sebagai prasyarat untuk negosiasi-negosiasi perdagangan yang lebih luas.
“Terlalu banyak pekerjaan di Tiongkok yang hilang. Departemen Perdagangan telah diperintahkan untuk menyelesaikannya!” Trump menulis di Twitter, mengatakan dia dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping sedang bekerja sama dalam sebuah solusi untuk ZTE.
Bulan lalu, Departemen Perdagangan AS melarang perusahaan-perusahaan Amerika menjual ke perusahaan tersebut selama tujuh tahun, sebagai hukuman bagi ZTE melanggar perjanjian 2017 setelah tertangkap secara ilegal melakukan pengiriman barang-barang AS ke Iran dan Korea Utara. Investigasi AS terhadap ZTE tersebut dimulai jauh sebelum Trump menjabat.
Hukuman pemutusan akses ZTE ke komponen-komponen teknologi kunci seperti semikonduktor, mendorong pembuat peralatan telekomunikasi terbesar kedua di Tiongkok tersebut mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah menghentikan operasi utamanya.
Selama pembicaraan perdagangan di Beijing awal bulan ini, Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Liu He, mengatakan kepada Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin bahwa Tiongkok tidak akan melanjutkan pembicaraan tentang perselisihan perdagangan bilateral yang lebih luas kecuali Washington setuju untuk meringankan sanksi-sanksi penghancuran atas ZTE, dua orang memberi penjelasan pada pertemuan tersebut.
“Pesannya adalah, ‘kita harus berurusan dengan ZTE sebelum kita melanjutkan pembicaraan’,” kata salah seorang dari mereka.
Kedua sumber, yang menolak untuk diidentifikasi karena sensitivitas masalah ini, mengatakan Tiongkok pada prinsipnya ingin mengimpor lebih banyak produk pertanian AS sebagai imbalan untuk Washington memuluskan jalan menyangkut hukuman terhadap ZTE, tetapi mereka tidak menawarkan rinciannya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Tiongkok, Lu Kang, mengatakan dalam sebuah konferensi pers yang dijadwalkan secara teratur pada 14 Mei bahwa Tiongkok “sangat menghargai posisi AS yang positif tentang masalah ZTE.”
Dia mengatakan bahwa Liu akan melakukan perjalanan ke Washington dari Selasa hingga Sabtu (15-19 Mei) untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan. Delegasi AS telah melakukan perjalanan ke Beijing minggu lalu, tetapi kompromi definitif belum tercapai.
Untuk pembuat chip AS, Qualcomm, yangg telah terlihat pengambilalihannya oleh perusahaan pembuat chip Belanda NXP semikonduktor senilai $44 miliar tertunda oleh peninjauan antitrust yang panjang oleh Kementerian Perdagangan Tiongkok, pertimbangan kembali terhadap hukuman ZTE dapat memuluskan jalan bagi kesepakatan tersebut untuk bergerak maju.
Bloomberg melaporkan pada 14 Mei bahwa Kementerian Perdagangan Tiongkok telah diminta untuk mempercepat peninjauan tentang kesepakatan dan solusi-solusi yang diusulkan Qualcomm untuk melindungi perusahaan-perusahaan lokal, setelah sebelumnya menangguhkan proses peninjauan di tengah ketegangan perdagangan. Mengutip orang-orang yang akrab dengan masalah ini sebagai sumbernya. Bloomberg tidak mengatakan siapa yang meminta kementerian itu untuk mempercepat peninjauan tersebut.
Sengketa perdagangan
Di dalam Departemen Perdagangan, dan di kalangan bisnis AS, penalti AS terhadap ZTE secara luas dilihat berdasarkan bukti nyata dari sebuah perusahaan yang secara sadar melanggar peraturan-peraturan AS, terpisah dari deretan perdagangan yang sangat dipolitisasi, kata sumber tersebut.
Tetapi pembalikan Trump telah mengejutkan banyak pejabat AS, yang telah melihat hukuman pada ZTE sebagai final dan tidak terbuka untuk naik banding, kata sumber tersebut.
ZTE, yang sahamnya masih ditangguhkan, tidak memiliki komentar langsung.
Departemen Perdagangan AS tidak memiliki komentar langsung dan Kementerian Perdagangan Tiongkok tidak membalas permintaan untuk komentar.
Juru bicara Gedung Putih Lindsay Walters menegaskan bahwa pejabat AS telah melakukan kontak dengan Beijing tentang ZTE. Dia mengatakan, tweet Trump menggarisbawahi pentingnya hubungan “bebas, adil, seimbang dan saling menguntungkan” antara Amerika Serikat dengan Tiongkok mengenai isu-isu yang melibatkan ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Trump mengharapkan Menteri Perdagangan Wilbur Ross “untuk menerapkan penilaian independennya, konsisten dengan hukum dan peraturan yang berlaku, untuk menyelesaikan tindakan pengaturan yang melibatkan ZTE berdasarkan fakta-faktanya,” kata Walters.
Washington dan Beijing telah mengajukan puluhan miliar dolar dalam tarif dalam beberapa pekan terakhir. Pejabat dari kedua negara tersebut telah melakukan negosiasi untuk mengatasi ketegangan perdagangan.
Dalam tweet kedua pada 13 Mei, Trump mengatakan pembicaraan-pembicaraan perdagangan AS dengan Tiongkok yang baru lalu telah menghasilkan rintangan yang harus diatasi yang dia prediksi akan ditanggulangi oleh kedua negara tersebut.
China and the United States are working well together on trade, but past negotiations have been so one sided in favor of China, for so many years, that it is hard for them to make a deal that benefits both countries. But be cool, it will all work out!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) May 13, 2018
“Tiongkok dan Amerika Serikat akan bekerja sama dengan baik dalam perdagangan, karena negosiasi-negosiasi sebelumnya telah sangat menguntungkan Tiongkok, selama bertahun-tahun, bahwa sulit bagi mereka untuk membuat kesepakatan yang menguntungkan kedua negara,” tulis Trump di Twitter.
“Tetapi tenanglah, semuanya akan berhasil!” Tambahnya.
Tak lama setelah tweet Trump, seorang anggota parlemen Demokrat, Perwakilan Adam Schiff, di Twitter mempertanyakan langkah untuk membantu perusahaan Tiongkok tersebut, yang telah memberikan banyak peringatan tentang dugaan ancaman ZTE terhadap keamanan nasional AS.
“Agen-agen intelijen kita telah memperingatkan bahwa telepon-telepon teknologi ZTE menimbulkan ancaman besar keamanan siber,” kata Schiff.
Pukulan Mengejutkan
Komentar-komentar Trump tentang ZTE dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap saham pembuat komponen-komponen optik Amerika seperti Acacia Communications dan Oclaro, yang jatuh ketika perusahaan-perusahaan AS dilarang mengekspor barang-barang ke ZTE.
ZTE telah membayar lebih dari $2,3 miliar kepada 211 eksportir AS pada tahun 2017, kata pejabat senior ZTE pekan lalu.
Pemerintah AS telah meluncurkan investigasi ke ZTE setelah Reuters melaporkan pada tahun 2012 perusahaan tersebut telah menandatangani kontrak untuk mengirimkan perangkat keras dan perangkat lunak senilai jutaan dolar ke Iran dari beberapa perusahaan teknologi AS yang paling terkenal.
ZTE bergantung pada perusahaan-perusahaan AS seperti Qualcomm, Intel, dan Google untuk komponen dan perangkat lunak. Perusahaan-perusahaan Amerika diperkirakan menyediakan 25 hingga 30 persen komponen dalam peralatan ZTE, yang mencakup smartphone dan peralatan untuk membangun jaringan telekomunikasi.
Claire Reade, pengacara perdagangan yang berbasis di Washington dan mantan asisten Perwakilan Perdagangan AS untuk urusan Tiongkok, mengatakan larangan ZTE tersebut mungkin telah menyebabkan lebih banyak alarm peringatan di Beijing daripada ancaman-ancaman Trump dalam mengenakan tarif sebesar $50 miliar untuk barang-barang Tiongkok.
“Bayangkan bagaimana Amerika Serikat akan merasakan jika Tiongkok memiliki kekuatan untuk menghancurkan salah satu dari perusahaan besar kita dan membuatnya keluar dari bisnis,” kata Reade. (ran)
ErabaruNews