Gong Jian
Dari pintu berjalan keluar menuruni beberapa anak tangga, membuka pintu kayu hitam, di depan mata terlihat tiga baris gentong kayu yang tersusun rapi, langit-langit berwarna abu-abu yang berbentuk kurva itu terlihat celah bata, di atas tanah tersusun batu kecil yang tebal. “Inilah gudang anggur keluarga kami, sudah berusia 300 tahun”, demikian ujar pemiliknya Marc Vullien.
Tahukah Anda, wilayah Mont Blanc di Pegunungan Alpen Prancis juga merupakan wilayah penghasil minuman anggur dan memiliki sejarah cukup lama. Jenis anggur yang dihasilkan di daerah ini adalah jenis Vin de Savoie.
Selama 250 tahun terakhir, keluarga Marc Vullien dari generasi ke generasi telah tertaut erat dengan seni membuat anggur, sampai dirinya sudah delapan keturunan, bersama istrinya Françoise mereka bersama telah menanam kebun anggur seluas 8 hektar dan membuat minuman anggur selama 40 tahun.
“Bagi saya, ini adalah profesi paling hebat di dunia.” Vullien berkata, “Karena mulai dari muncul tunas sampai pohon anggur itu berbuah, lalu dibuat minuman, sampai akhirnya menuai hasil kerja keras kami sendiri yakni minuman anggur, adalah proses yang sungguh luar biasa. Tahukah Anda, orang Prancis paling mementingkan hidangan di atas meja makan, ditambah dengan sebotol minuman anggur bikinan sendiri, ini adalah bagian yang paling penting dalam hidup.”
Vullien menetap di kota kecil Fréterive yang berpenduduk kurang dari 600 jiwa, ini adalah satu dari belasan desa unggul lainnya sebagai tempat penghasil anggur Savoie, yang juga merupakan daerah penghasil bibit anggur Prancis, mencakup 15%-20% kapasitas nasional.
Berkat Pegunungan Alpen yang memiliki banyak lapangan ski salju, tempat itu pun menjadi pasar utama untuk menjual minuman anggur jenis Savoie. Ia berkata, “Pagi ini keluar rumah mengantarkan barang ke lapangan ski, melihat pemandangan salju di atas gunung sungguh indah, saya sangat menyukainya.”
Ruangan pencicip anggur milik Vullien didekorasi dengan gaya klasik. Sebagai petani anggur, ia kaya akan wawasan minuman anggur, setiap saat ia dapat menceritakan dengan lancar kisah sejarah minuman anggur Prancis: Tahukah Anda mengapa anggur Prancis selalu disimpan dengan gentong kayu? Pada zaman Galia Romawi, orang Roma menggunakan keramik untuk menyimpan anggur, namun dalam proses pengirimannya sangat mudah pecah, sehingga orang-orang Galia pun timbul gagasan untuk menggunakan gentong kayu, di atasnya ditutup rapat sehingga tidak mudah rusak.
Terhadap jenis tanaman anggur, Vullien sangat menguasainya, ia mengatakan bahwa sejarah budidaya anggur Savoie sudah sangat lama, banyak varietas anggur bersumber dari tempat ini. Anggur jenis Syrah dan Viognier yang banyak dikenal berinduk dari jenis Mondeuse Blanche, yang merupakan jenis anggur unik yang dihasilkan di wilayah Savoie.
Sekarang, jenis Syrah dan Viognier adalah varietas anggur utama di Lembah Sungai Rhone, Prancis. Mengenai jenis Viognier, pertama kali tercatat muncul pada tahun 1781, namun menurut penuturan, sejak lebih dari 2000 tahun silam, jenis ini telah dibudidaya oleh orang Romawi kuno.
“Di dalam anggur merah terdapat banyak zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia, terutama mineral, kulit buah anggur juga memiliki fungsi pengobatan”, begitu berbicara soal anggur, Vullie tidak bisa berhenti menceritakannya.
Ia juga sangat menaruh minat pada kuliner dari minuman anggur, “Saya memiliki beberapa jenis lauk pauk untuk minuman anggur yang dibuat bersama istri saya secara khusus, yang tidak akan bisa ditemukan di tempat lain.”
Vullien menekankan, dalam teknik memasak lauk pauk untuk anggur harus dimasak dengan baik. Ia memberi contoh, “Seperti anggur putih jenis Chardonnay, cocok untuk memasak ikan dari danau, sedangkan anggur Mondeuse lebih cocok dengan masakan yang beraroma kuat.” Untuk memudahkan pelanggan, Vullien secara khusus memasak lauk pauk bagi jenis minuman anggur yang berbeda.
Bagi seorang pemilik kebun anggur, empat musim dalam setahun adalah sama pentingnya, namun, musim dingin tahun ini akan menjadi terakhir kalinya bagi Vullien untuk mengirimkan minuman anggur ke lapangan ski, “Saya akan pensiun”, kata Vullien. Karena kedua putrinya tidak tertarik untuk meneruskan usahanya, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menjual atau menyewakan kebun anggurnya.
Usaha turun temurun yang telah diwariskan dari generasi ke generasi akan segera berakhir, tak urung Vullien sangat menyayangkannya, “Akan tetapi, saya telah memutuskan, sebelum saya pensiun, saya akan memasang papan nama nenek moyang saya Louis Vullien di depan gudang anggur saya.” (SUD/WHS/asr)