Epochtimes.id- Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), Nurul Izzah Anwar Ibrahim mengungkapkan kekesalannya atas tindakan polisi menggeledah kediaman mantan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak pada Rabu dini hari hingga Kamis (17/05/2018).
Nurul Izzah mengatakan sebagai mantan korban target penggeledahan yang dialami oleh dirinya sebelumnya, ia menolak tindakan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) mendatangi kediaman tokoh politik ini pada dini hari.
Menurut putri sulung Tokoh PKR, Datuk Seri Anwar Ibrahim ini semestinya prinsip keadilan dan kebijaksanaan polisi harus selalu diterapkan.
Dia mengatakan PDRM perlu ‘mendakwa, menginvestigasi secara hati-hati.’
Pada tahun 1998, sebuah tim polisi yang mengenakan pasukan komando pernah menggeledah kediaman Anwar Ibrahim di Bukit Damansara, Petaling Jaya dan melakukan operasi mereka pada pagi hari ini.
As former victims of early dawn police raids, I must stress my disagreement in ransacking any home at such an ungodly hour. Charge, investigate, prudently. Prinsip keadilan & berhikmah sentiasa terpakai @PDRMsia https://t.co/vnl17mmwqm
— Nurul Izzah (@n_izzah) May 17, 2018
Nurul Izzah tampaknya masih mengingat memori yang terjadi 16 tahun silam ketika kediaman Ayahnya di Bukit Damansara, Petaling Jaya digerebek oleh personil polisi dan menjadi fokus kerumunan sehingga gerakan reformasi dimulai.
Penggeledahan yang dilakukan oleh aparat kepolisian berkaitan dengan skandal 1MDB yang menjerat Najib Rajak. Dia diduga terlibat korupsi terkait skandal sejumlah aset 1MDB di berbagai negara.
Ayah Nurul Izza, Anwar Ibrahim adalah musuh terbesar Najib Rajak dalam pergulatannya selama menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia. Anwar dijebloskan ke penjara oleh Najib untuk menyingkirkannya dari dunia politik Malaysia.
Namun demikian, partai pendukung Najib di koalisi Barisan Nasional kalah dalam pemilu yang digelar 9 Mei 2018 lalu. Hingga akhirnya Najib lengser dari kekuasaanya dan kini menghadapi segala tuntutannya hukum yang menjeratnya. (asr)