Reuters mengutip sumber yang mengetahui masalah mengungkapkan sikap AS dan Tiongkok masing-masing dalam berbagai masalah yang dibicarakan dalam negosiasi sebagai berikut :
Hambatan pada tarif dan non-tarif
AS : Amerika Serikat meminta Tiongkok untuk memotong tarif pada semua produk ke tingkat yang tidak lebih tinggi dari tarif AS, jika Tiongkok tidak bisa melakukannya, Washington akan memberlakukan tarif tambahan pada komoditas ekspor Tiongkok ke AS.
Tiongkok : Hanya akan menurunkan tarif impor komoditas AS tertentu termasuk mobil.
Perdagangan bilateral
AS : Meminta Tiongkok menurunkan ketidakseimbangan dalam neraca perdagangan sebesar 200 miliar Dolar AS sebelum tahun 2020. Meminta Tiongkok untuk tidak mendistorsi pasar melalui pembatasan investasi, pembatasan atau kondisi untuk memastikan pengurangan investasi, dan meningkatkan transparansi.
Tiongkok : Meningkatkan jumlah impor barang dari AS, meminta pemerintah AS mengijinkan instansinya dan perusahaan swasta untuk bebas membeli dan menggunakan produk dan layanan teknologi Tiongkok, dan meminta Amerika Serikat memulihkan ijin impor daging unggas Tiongkok yang sudah dimasak.
Investasi bilateral
AS : Atas pertimbangan keamanan nasional, Tiongkok membatasi investasi dan memimpin perusahaan Tiongkok untuk investasi di sektor teknologi sensitif (termasuk yang berfokus pada pengembangan program ‘Made in China 2025’), meminta Tiongkok untuk tidak menentang, menantang atau sebaliknya membalas kebijakan AS yang membatasi investasi pada sektor teknologi sensitif. Meminta Tiongkok menyediakan akses dan perlakuan pasar yang adil, efektif, dan tidak diskriminatif kepada investor AS.
Tiongkok : Meminta Amerika Serikat dalam pemeriksaan terhadap keamanan nasional, memperlakukan investasi dari Tiongkok secara adil, dan meminta AS untuk membatalkan pembatasan baru terhadap investasi Tiongkok. Tiongkok setuju untuk memenuhi komitmennya untuk membuka pasar keuangan dan manufaktur; mengusulkan agar kedua belah pihak membahas soal peningkatan kuota film impor, dan membuka lebih lanjut kesempatan untuk berinvestasi di Area perdagangan bebas Hainan.
Hak Kekayaan Intelektual
AS : Meminta Tiongkok melindungi hak kekayaan intelektual milik Amerika Serikat, segera menghentikan subsidi dan jenis-jenis dukungan pemerintah lainnya yang mendistorsi pasar. Langkah-langkah dukungan tersebut dapat menyebabkan produksi industri yang difokuskan pada program “Made in China 2025” mengalami kelebihan kapasitas.
Meminta Tiongkok membatalkan kebijakan khusus dan praktek dalam transfer teknologi. Meminta Tiongkok sepakat untuk segera menghentikan kegiatan spionase ekonomi, pemalsuan. pembajakan dan cara lain untuk menyerang teknologi AS dan kekayaan intelektual, dan menghormati undang-undang kontrol ekspor AS.
Tiongkok : Meminta AS menghentikan investigasi ‘Special 301 Reprt’ dan tidak memaksakan kenaikan tarif impor yang 25 %.
Sengketa di bidang pertanian
AS : Meminta Tiongkok untuk tidak melakukan pembalasan melalui produk pertanian AS, tidak juga memberlakukan ketentuan baru terhadap investasi AS atau produk yang diimpor dari AS. Meminta Tiongkok untuk meningkatkan akses pasar bagi produk dan jasa pertanian AS.
Tiongkok : akan mempertimbangkan informasi baru yang diberikan oleh perusahaan AS tentang penyelidikan anti-dumping yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan papan atas.
ZTE dan Embargo 7 tahun
Tiongkok : AS seharusnya mendengar pendapat ZTE
AS : Tidak ada konten soal ZTE.
Untuk menerapkan hasil dari negosiasi, Bloomberg pada April 29 merilis koresponden Michael Schuman artikel review berjudul ‘Dalam Negosiasi Perdagangan, Tiongkok Sok Pintar’, menyebutkan bahwa reformasi ekonomi Tiongkok hanya menuju seorang pemenang, hal yang sering terjadi di Tiongkok sekarang adalah kebijakan tidak sinkron dengan pelaksanaan.
Artikel menganalisis langkah-langkah reformasi pasar yang baru-baru ini diumumkan PKT, semua itu mengacu pada penerima manfaat nyata dari kebijakan itu adalah pemerintah Tiongkok. Tujuannya tak lain adalah untuk membantu pemerintah Tiongkok mengalahkan pesaing asing dalam ekonomi global dengan membuka pasar untuk mengkoordinasikan perusahaan asing, modal asing dan teknologi asing.
Trump telah berjaga-jaga terhadap komitmen kosong Tiongkok. Seorang pejabat AS mengatakan pada Reuters pada awal bulan April bahwa Presiden Trump tidak akan lagi mentolerir janji-janji kosong, Dia akan menuntut setiap hasil negosiasi perdagangan yang dapat diverifikasi, dapat dilaksanakan, dan dapat diukur.
Menperdag AS : Perbedaan pandangan cukup jauh
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross sebagai salah satu delegasi perundingan, 9 Mei dalam suatu kegiatannya mengungkapkan bahwa perbedaan pandangan dalam perundingan perdagangan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok cukup jauh.
Setelah kembali ke AS, delegasi melaporkan situasi pertemuan kepada Presiden Trump pada 7 Mei dan menginformasikan bahwa delegasi Tiongkok yang dipimpin Liu He dalam beberapa minggu mendatang akan datang ke AS untuk melanjutkan diskusi.
Ini adalah untuk pertama kalinya delegasi tertinggi pemerintah AS memberikan informasi pembicaraan kepada dunia luar. Ross mengatakan : “Kabar baiknya adalah bahwa ini adalah dialog yang bermakna, tingkat tinggi, dan sangat konkrit. Berita buruknya adalah bahwa kita saat ini memiliki perbedaan pandangan yang cukup jauh”