Perang dagang AS – Tiongkok nyaris pecah membuat pihak Tiongkok agak kualahan dalam menghadapinya.
Pada 16 Maret lalu, Presiden Trump menandatangani Taiwan Travel Act yang membuka pintu lebih lebar bagi pertukaran kunjungan di semua tingkatan antara Amerika Serikat dengan Taiwan.
Atas aksi AS itu, Otoritas Beijing bereaksi cukup gencar seperti 2 kali pertemuan dengan Kim Jong-un dalam waktu 40 hari. Menarik lebih dekat hubungan dengan PM India Modi yang bergaris keras. Melonggaran pembatasan perdagangan dan perjalanan ke Korea Selatan. PM. Li Keqiang mengunjungi Jepang dan menandatangani serangkaian perjanjian kerjasama ……
Hubungan antara Tiongkok dengan negara-negara tetangga ini tiba-tiba berubah secara dramatis. Semua ini terjadi setelah Trump menandatangani Travel Act Taiwan.
Kerjasama strategis antara Tiongkok dengan Amerika Serikat yang telah dibangun sejak 1971 telah berakhir, dan ‘titik infleksi’ hubungan bilateral telah muncul pada tahun 2018. Dalam 30 tahun ke depan, konfrontasi antara Amerika Serikat dengan Tiongkok akan mendominasi pola internasional dan situasi dunia.
 oleh Jida – EpochWeekly
Menyelesaikan masalah Taiwan dalam 15 tahun ?
Namun, dalam laporan resmi Tiongkok, kerjasama adalah satu-satunya jalan keluar bagi Tiongkok dan Amerika Serikat telah menghilang selama tiga bulan.
Sebenarnya hal yang paling menarik perhatian para politisi global pemerhati masalah Tiongkok adalah bagaimana dan dengan alasan apa Xi Jinping meyakinkan 204 orang anggota Komite Sentral PKT ke-19, 174 orang anggota alternatifnya serta 2.987 orang anggota Kongres Rakyat Nasional untuk mengamandemen konstitusi mengenai penghapusan batas waktu jabatan kepala negara ?
Pada bulan September 2017, departemen analisis intelijen pemerintah AS telah membuat penilaian mengenai hal berikut : Tiongkok akan menggunakan segala cara termasuk serangan militer untuk menyelesaikan masalah Taiwan dalam 10 tahun.
Dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah tahun 2016, pengerahan dan tindakan militer Tiongkok pada dasarnya mengarah pada prinsip tersebut.
Rudal jarak menengah darat ke darat Tiongkok, serta sebagian besar rudal jarak pendek dan menengah darat ke udara pada dasarnya ditempatkan di daerah pesisir di bagian tenggara Tiongkok.
Pasukan Khusus Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (mantan brigade pasukan khusus yang ditempatkan di Xiangfan, Hubei), pada akhir tahun 2017 dipindahkan ke Guangdong.
Baca Juga : Titik Infleksi Muncul, Konfrontasi AS – Tiongkok Tentukan Pola Dunia Mendatang (1)
Pesawat tempur canggih SU-35 yang dibeli dari Rusia ditempatkan di daerah Zhanjiang, Guangdong. Tiongkok melakukan restrukturisasi militer dan mengubah sepertiga Angkatan Darat menjadi Korps Marinir, sebagian besar dari mereka berbasis di pangkalan korp marinir Guangdong dan Fujian.
Terutama di bagian Angkatan Laut, armada angkatan laut Tiongkok sekarang tidak lagi dibatasi oleh wilayah Laut Utara, Laut Timur dan Laut Selatan. Armada dibentuk dalam kesatuan.
Kelompok kapal induk Liaoning telah berulang kali melintasi Selat Taiwan. Pesawat Angkatan Udara Tiongkok sering terbang di sekitar Pulau Taiwan dan jumlahnya bertambah dari tadinya satu, dua menjadi belasan pesawat tempur. Bahkan jalur penerbangan pesawat udara sipil Tiongkok pun mengalami penggeseran hingga mendekati garis tengah Selat Taiwan.
Tiongkok telah meningkatkan pemasangan peralatan militernya di pulau-pulau di Laut Selatan, mereka telah memasang radar jarak jauh paling canggih pada 3 pulau terumbu, membangun landasan pesawat terbang pada 4 pulau, dan melengkapi ketujuh pulaunya dengan rudal darat-udara dan rudal jarak menengah anti-kapal.
Pada tahun 1971, Presiden Nixon dan Menlu Kissinger memutuskan untuk mencairkan hubungan Washington – Beijing untuk bersama-sama menghadapi Uni Soviet yang agresif. Kedua belah pihak membentuk pemahaman yang lengkap tentang strategi internasional.
Salah satu prasyarat untuk pemahaman diam-diam ini adalah bahwa Amerika Serikat mengakui bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok. Setelah pembentukan hubungan diplomatik dengan Tiongkok, Amerika Serikat tidak lagi mempertahankan hubungan resmi dengan Taiwan.
Tiongkok menjanjikan bahwa selama Taiwan tidak merdeka, ia tidak akan menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan masalah Taiwan. Sikap orang Amerika sangat jelas, jika ada serangan militer terhadap Taiwan, Amerika Serikat “hampir pasti” akan melibatkan militer.
Tiongkok menjanjikan bahwa selama Taiwan tidak independen, ia tidak akan menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan masalah Taiwan. Sikap orang Amerika sangat jelas, jika ada serangan militer terhadap Taiwan, Amerika Serikat hampir dapat dipastikan akan melibatkan militernya.
Meskipun hubungan Tiongkok – AS sempat mengalami kemerosotan pada tahun 1989 akibat peristiwa pembantaian mahasiswa di Tiananmen pada 4 Juni, dan Amerika Serikat menarik kerjasama militer dengan Tiongkok, tetapi kerjasama strategis bilateral dalam perdagangan, politik, ekonomi terus berlanjut.
Namun, kerjasama strategis ini sepenuhnya dihentikan pada tahun 2018.