Tiongkok setuju untuk memberikan kepada Jepang kuota RQFII sebesar RMB.200 miliar
Pada 9 Mei, Li Keqiang menemui Abe dan sepakat memberikan kepada Jepang kuota RQFII (Qualified Foreign Institutional Investor) sebesar RMB.200 miliar untuk mendukung lembaga keuangan Jepang dalam berinvestasi di pasar modal Tiongkok melalui RQFII dalam rangka membantu internasionalisasi mata uang Renminbi.
Fasilitas RQFII akan memungkinkan investor institusi asing untuk berinvestasi dengan mata uang asing di pasar modal Tiongkok dalam jumlah yang disetujui, termasuk saham, obligasi dan instrumen lainnya.
Pihak Tiongkok akan mengambil sikap positif terhadap pembentukan lembaga kliring RMB di Tokyo.
Para pejabat Tiongkok percaya bahwa RQFII akan dapat mendorong mata uang RMB yang berada di luar negeri untuk mengalir kembali ke Tiongkok, juga akan mendorong perluasan skala dana Renminbi lepas pantai, dapat mempercepat internasionalisasi RMB.
Dalam pertemuan dengan Abe, Li Keqiang menegaskan bahwa kedua negara perlu menggabungkan kebutuhan pembangunan ekonomi masing-masing untuk memperkuat kerjasama di bidang utama seperti konservasi energi, perlindungan lingkungan, inovasi dalam bidang ilmiah dan teknologi, manufaktur high-end, keuangan dan moneter, ekonomi bersama, perawatan medis dan lainnya.
Jika perjanjian jaminan sosial ditandatangani oleh kedua pihak, maka ini akan menyelesaikan masalah pemungutan ganda premi asuransi sosial dan pensiun dari personel yang ditempatkan di kedua negara, dan meringankan beban perusahaan dan personel Jepang yang ditempatkan di Tiongkok.
Kedua pihak sepakat untuk membentuk mekanisme konsultasi dan pemerintah Tiongkok akan melonggarkan pembatasan impor makanan Jepang.
Setelah kecelakaan PLTN Fukushima Daiichi Jepang pada tahun 2011, Tiongkok melarang impor pertanian, kehutanan, produk air dari Miyagi, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Chiba, Tokyo, Niigata, Nagano.
Pertemuan juga dimanfaatkan oleh Tiongkok dan Jepang untuk membahas metode kerjasama di negara ketiga untuk pelaksanaan inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan.
Selama berada di Jepang, Li Keqiang juga mengunjungi Kaisar Jepang Akihito, kepala parlemen Jepang, dan partai yang berkuasa.
Li Keqiang juga mengundang Abe untuk melakukan kunjungan resmi ke Tiongkok pada waktu yang tepat.