Li Keqiang ke Jepang, Abe Berjanji Memutus Hubungan Resmi dengan Taiwan

Abe berjanji untuk memutus hubungan resmi dengan Taiwan

Selain kerjasama ekonomi, Tiongkok juga telah membuat Jepang melakukan perubahan pada sikap terhadap Taiwan.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam pertemuan tersebut, Li Keqiang berbicara tentang hubungan Tiongkok – Jepang, sejarah, Taiwan, Laut Timur dan kerjasama ekonomi dan perdagangan.

Di pihak Jepang, Abe menyatakan bahwa Jepang bersedia bersama Tiongkok untuk memperkuat saling percaya politik, mempertahankan saling kontak di tingkat tinggi. Selain itu ia juga membuat pernyataan pada masalah Taiwan, ekonomi, perdagangan dan isu-isu lain.

Abe mengatakan bahwa ia akan mempertahankan hubungan dengan Taiwan sebatas kontak sipil sesuai dengan ketentuan dalam Pernyataan Bersama Jepang – Tiongkok. Ini sangat berbeda dengan sikap Abe sebelumnya.

Gambar menunjukkan ketika Abe berkunjung ke Taiwan pada 6 September 2011 sedang mendengarkan pidato calon presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (CNA)

Ketika Abe bertemu dengan Xi Jinping pada bulan Juli 2017, Xi yang secara pribadi menyinggung soal isu Taiwan mengatakan : “Sejak normalisasi hubungan diplomatik antara kedua negara, Tiongkok dan Jepang telah mencapai kesepakatan 4 dokumen politik dan konsensus tentang 4 prinsip. Pada isu-isu utama yang melibatkan basis politik hubungan antara kedua negara, tidak ada diskon, apalagi kemunduran yang dapat dilakukan.”

Shinzo Abe mengatakan : “Sikap Jepang mengenai isu Taiwan sebagaimana dalam kesepakatan bersama yang dibuat pada tahun 1972 masih tidak berubah”.

Kemudian pada bulan November, Xi Jinping sekali lagi menegaskan bahwa sejarah, isu Taiwan yang dirancang sebagai dasar dan prinsip dalam hubungan politik Tiongkok – Jepang, senantiasa perlu dipertahankan sesuai dengan kesepakatan 4 dokumen politik dan konsensus yang telah dicapai oleh kedua negara. Meskipun pada kesempatan itu Abe tidak mengambil sikap.

Jepang hanya akan berhubungan dengan Taiwan dalam batasan kontak sipil. Ini berarti bahwa Jepang akan memotong pertalian politik dengan Taiwan. Menurut Duo Wei News bahwa sebelumnya pemerintahan Abe sering melakukan trik-trik kecil dalam isu Taiwan, terutama dalam hubungannya dengan presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Pada bulan Oktober 2015, Tsai yang belum menjadi presiden berkunjung ke Jepang, pemerintah Jepang tidak hanya mengatur pasangan dari saudara Abe untuk mendampingi Tsai Ing-wen mengunjungi kampung halaman Abe, dan mempersilakan Tsai Ing-wen mendatangi Kantor Kabinet Jepang, bahkan menjamu makan Tsai Ing-wen di sebuah hotel sehingga ‘secara kebetulan’  bertemu dengan Abe.

Pada bulan Januari 2016, Tsai Ing-wen terpilih menjadi Presiden Taiwan, dan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida memberikan ucapan selamat. Abe juga menyampaikan ucapan selamatnya melalui tanya jawab dalam pertemuan dengan Kongres Jepang.

Pada upacara pelantikan Tsai, Jepang mengirim sebuah delegasi yang terdiri dari 252 orang untuk berpartisipasi. Pada saat pelantikan Presiden Ma Ying-jeou pada tahun 2008, Jepang hanya mengirim 70 orang utusan ke Taiwan untuk merayakan. perhatian lebih besar kepada Tsai Ing-wen ditunjukkan Jepang secara menyolok.

Menurut statistik, dalam tahun 2016, Jepang mengirim 41 deputi, 14 senator, 19 gubernur, dan 9 deputi gubernur untuk mengunjungi Taiwan.

Pada 1 Januari 2017, Jepang mengganti nama Asosiasi Pertukaran di Taiwan menjadi Asosiasi Pertukaran Jepang-Taiwan, menganggap Taiwan seakan sebuah negara merdeka.

Pada bulan Maret tahun yang sama, Jiro Akama, Wakil Senior Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi mengunjungi Taiwan dalam rangka mempromosikan pariwisata Jepang. Ia menjadi pejabat Jepang tertinggi sejak terputusnya hubungan diplomatik Jepang – Taiwan pada tahun 1972 yang mengunjungi Taiwan.

Dua bulan kemudian, jendela pertukaran Taiwan-Jepang yang bernama Asosiasi Hubungan Asia-Timur berganti nama menjadi Asosiasi Hubungan Taiwan – Jepang dan mengadakan upacara peresmian.

Pada bulan yang sama (9 Mei), Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan bahwa pemerintah Jepang senantiasa mendukung Taiwan untuk masuk organisasi World Health Assembly (WHA) sebagai anggota pengamat, dan keputusan tersebut tidak akan berubah. Tsai Ing-wen kemudian mengirim pesan melalui Twitter untuk mengucapkan berterima kasih kepada Jepang atas dukungannya.

Sekarang, Abe secara khusus membuat janji kepada Li Keqiang untuk mengubah perlakuan  terhadap Taiwan, menarik kembali hubungan Jepang dengan Taiwan. Ketika pejabat Amerika Serikat dengan Taiwan sedang berupaya memperluas hubungan resmi mereka, Jepang justru hanya ingin mempertahankan hubungan antar sipilnya saja atau yang non-pemerintahan dengan Taiwan. Mudah diterka bahwa agar Jepang dapat patuh terhadap kehendak Tiongkok, Tiongkok pasti memberikan banyak manfaat kepada Jepang.

Taiwan belum memperoleh undang dari WHA

Pada hari pertemuan Li dengan Abe, bertepatan hari penutupan pendaftaran WHA. Tahun ini Taiwan lagi-lagi gagal memperoleh undangan partisipasi dari WHA. Untuk hal ini,  Departemen Luar Negeri AS menyatakan ketidakpuasannya kepada Tiongkok yang berusaha mengganggu keikutsertaan Taiwan dalam kongres WHA dan akan terus mendesak Organisasi Kesehatan Dunia WHO untuk mengundang Taiwan hadir dalam pertemuan tahun ini.

Menurut laporan Central News Agency bahwa dengan atas nama juru bicara Departemen Luar Negeri AS saat menanggapi surat media pada 8 Mei mengatakan bahwa AS sangat mendukung masuknya Taiwan sebagai anggota pengamat WHA, Amerika Serikat menyatakan sangat kecewa terhadap Tiongkok yang berupaya mengganggu masuknya Taiwan ke WHA.

Juru bicara mengungkapkan bahwa Taiwan yang berkomitmen terhadap kesehatan dan keselamatan global telah membuat banyak kontribusi penting dan Amerika Serikat percaya bahwa Taiwan tidak boleh dikucilkan dari diskusi penting ini.

Wang Qishan Tidak hadir dalam pertemuan Xi-Kim di Dalian akibat kesibukannya di Beijing

Dalam pertemuan kedua Xi Jinping dengan Kim Jong-un di kota Dalian pada 8 Mei, ada sejumlah pejabat yang ikut serta kecuali Wakil Kepala Negara Wang Qishan. Ternyata pada hari itu, Wang Qishan menghadiri acara pembukaan Forum Kerjasama Pemerintah Tiongkok – Afrika Ketiga di Beijing.

Dalam pidatonya Wang Qishan mengatakan : “Di era baru Xi Jinping, di bawah bimbingan sosialisme berkarakteristik Tiongkok, Untuk merealisasikan peremajaan besar bangsa Tionghoa, Tiongkok secara gigih akan mengimplementasikan strategi terbuka bagi dunia luar dengan prinsip yang saling menguntungkan”.

Pada kesempatan itu, Wang telah menemui secara terpisah Perdana Menteri Nigeria Brigi Rafini dan mantan Perdana Menteri Tanzania dan Presiden Asosiasi Persahabatan Tanzania – Tiongkok, Salim Ahmed Salim.

Tak satu pun dari kehadiran di forum ini sebelumnya adalah wakil kepala negara. Seperti yang menghadiri upacara pembukaan forum kerjasama pertama Tiongkok – Afrika adalah PM. Li Keqiang, forum kerja sama kedua dihadiri oleh Yang Jiechi.

Tapi kali ini tampak berbeda, orang nomor dua di Tiongkok yang hadir dalam forum tersebut menunjukkan Tiongkok ingin menarik lebih dekat hubungannya dengan negara Afrika demi menduduki pasaran Afrika setelah hubungan Tiongkok – Amerika Serikat kian memburuk belakangan ini.

Dilihat dari sudut ini, pengatrolan hubungan dengan Taiwan melalui Taiwan Travel Act yang dilakukan Amerika Serikat telah memperburuk situasi ketegangan. Tiongkok menentang tindakan AS tersebut dan berupaya terus-menerus menekan ruang hidup Taiwan di komunitas internasional. Pada isu Taiwan, Tiongkok dan AS pasti akan ada duel besar. (Sinatra/asr)