EpochTimesId – Seorang sumber yang mengetahui masalah memberikan informasi kepada Bloomberg bahwa Tiongkok akan membeli batubara Amerika Serikat. Rencana itu untuk mengurangi defisit perdagangan dengan AS. Tiongkok dikabarkan melirik batubara dari negara bagian Virginia Barat.
Amerika juga menghasilkan batubara dari negara bagian lain. Namun, kemungkinan bahwa Tiongkok juga akan membeli batubara yang dihasilkan oleh negara bagian lainnya, masih belum mencapai keputusan akhir.
Menurut data yang dikumpulkan oleh pabean Tiongkok, tahun 2017 Tiongkok telah mengimpor batubara sebanyak 271 juta ton. Impor terbanyak dari Indonesia, yang jumlahnya mencapai 109 juta ton, diikuti oleh Australia 79,9 juta ton berat dan dari Amerika Serikat sebanyak 3,2 juta ton.
Pada pertengan bulan Mei, negosiasi perdagangan putaran kedua diadakan di Washington DC. Pada 19 Mei kedua belah pihak mengeluarkan pernyataan bersama yang isinya mengenai Tiongkok berjanji akan memperbesar jumlah pembelian komoditas ekspor Amerika Serikat.
Tiongkok akan membeli produk pertanian dan produk-produk energi, dalam rangka mengurangi defisit perdagangan AS. Defisit itu kini jumlahnya mencapai 375 miliar Dolar AS. Janji Tiongkok sekaligus demi meredakan konflik perdagangan antara kedua negara.
Kebutuhan akan batubara dalam struktur energi Tiongkok masih tetap tinggi. Menurut Energy Information Administration (EIA) AS bahwa, pembangkit listrik tenaga batubara Tiongkok menyumbang 72 persen dari kapasitas listrik negara tersebut pada tahun 2015. EIA memperkirakan bahwa proporsi ini akan terus menurun hingga di bawah 50 persen pada tahun 2040.
Andrew Cosgrove, seorang analis dari Bloomberg Intelligence mengatakan, jika harga rata-rata batubara AS ditetapkan sebesar 122 Dolar AS per ton sebagai dasar perhitungan, maka ekspor batubara AS ke Tiongkok tahun lalu (2017) bernilai sekitar 395 juta Dolar AS. Sekitar 90 persen batubara metalurgi digunakan untuk industri besi dan baja.
Menurut statistik EIA, pada tahun 2017 ekspor batubara AS ke negara-negara Asia meningkatkan lebih dari dua kali lipat jumlahnya menjadi 32,8 juta ton. Sementara volume ekspor global meningkat 61 persen dibandingkan tahun sebelumnya. India adalah eksportir terbesar.
Presiden Trump berjanji untuk merevitalisasi industri batubara selama kampanyenya pada tahun 2016. Dan setelah menjabat, ia menandatangani surat instruksi yang menghapus peraturan tentang perlindungan sungai dari penambangan batubara pada bulan Februari 2017.
Pada Oktober 2017, administrasi Trump mengusulkan penghapusan American Clean Energy and Security Act (Undang-Undang Energi Bersih dan Keamanan Amerika Serikat). Undang-undang tersebut bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 dari pusat pembangkit listrik di AS.
Menurut statistik EIA, produksi batubara Virginia Barat menyumbang 11 persen dari total produksi AS. Batubara yang diproduksi di Virginia Barat sebagian besar merupakan batubara bitumen dengan berbagai kandungan sulfur. Sekitar 75 persen batubara Virginia Barat dijual ke negara bagian bagian AS lainnya, dan juga diekspor ke negara lain. (Wu Ying/ET/Sinatra/waa)
https://youtu.be/fTKcu82AtsA