EpochTimesId – Sedikitnya tujuh orang, termasuk tiga anak-anak, tewas ketika letusan hebat terjadi di kawah gunung berapi Fuego di Guatemala, Amerika Tengah, Minggu (3/6/2018) waktu setempat. Selain itu, sekitar 300 orang lainnya terluka dan menjadi korban terbesar dalam 40 tahun terakhir.
Gunung berapi Fuego, yang namanya berarti ‘api’ dalam bahasa Indonesia, memuntahkan aliran lava panas merah sepanjang 8 kilometer. Fuego juga menyemburkan segumpal asap dan abu hitam tebal yang menghujani ibu kota dan daerah sekitarnya.
Jenasah korban yang hangus tampak diletakkan di atas sisa-sisa sisa aliran piroklastik yang masih mengepul. Sementara penyelamat lebih mengutamakan mengevakuasi para korban yang terluka parah.
“Ini adalah sungai lava yang meluap dan mempengaruhi desa El Rodeo. Ada orang-orang yang terluka, terbakar dan meninggal,” ujar Sekretaris Jenderal badan manajemen bencana nasional Guatemala (CONRED), Sergio Cabanas, di radio.
“Kami telah mengkonfirmasi 7 orang tewas, 4 orang dewasa dan 3 anak-anak, yang sudah dibawa ke kamar mayat,” kata Mario Cruz, juru bicara korps relawan pemadam kebakaran.
WTF… This is what people in #Guatemala 🇬🇹 saw after the Fuego volcano erupted less than an hour ago.
Deaths have already been reported. pic.twitter.com/9DbToOQl5z
— Thomas van Linge (@ThomasVLinge) June 3, 2018
Cabanas mengatakan salah satu dari mereka yang tewas adalah seorang pekerja CONRED. Dia menambahkan bahwa 3.100 orang telah mengungsi dan dievakuasi.
Puluhan video bermunculan di media sosial dan TV lokal usai letusan. Video tersebut menggambarkan tingkat kehancuran yang sangat parah.
Satu video yang diterbitkan oleh outlet berita Telediario, yang konon diambil di desa El Rodeo, menunjukkan tiga mayat berserakan di atas aliran lava. Tim penyelamat tiba untuk mengobati dan mengevakuasi seorang lelaki tua yang berlumuran darah dari kepala sampai kaki, serta diselimuti abu dan lumpur.
“Sayangnya El Rodeo terkubur dan kami belum dapat mencapai desa La Libertad karena lava dan mungkin ada orang yang meninggal juga di sana,” sambung Cabanas.
Dalam video lain, seorang wanita tampak kelelahan dan mengatakan bahwa dia telah melarikan diri dari lahar panas yang membanjiri ladang jagung.
“Tidak semua orang berhasil lolos, saya pikir mereka terkubur (abu dan awan panas),” kata Consuelo Hernandez kepada media lokal, Diario de Centroamerica dalam sebuah video.
Lava yang mengepul mengalir di jalan-jalan desa ketika kru darurat memasuki rumah-rumah warga. Mereka datang untuk mencari dan mengevakuasi penghuni yang terperangkap, seperti tampak dalam video lain di media lokal yang lain.
Presiden Guatemala, Jimmy Morales mengatakan sudah memanggil para menteri dan sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat di departemen Chimaltenango, Escuintla dan Sacatepequez.
Letusan itu memaksa bandara internasional La Aurora di Guatemala City untuk menutup landasan satu-satunya. Sebab abu vulkanik beterbangan di sekitar kawasan bandara. Penghentian operasional bandara juga dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang dan pesawat terbang, otoritas penerbangan sipil Guatemala mengatakan dalam sebuah Tweet.
Gunung berapi ini terletak sekitar 25 mil (40 km) barat daya ibu kota Guatemala. Gunung api bersebelahan dengan kota kolonial Antigua, yang populer di kalangan wisatawan dan dikenal dengan perkebunan kopinya.
Pekerja dan wisatawan pun dievakuasi dari klub golf La Reunion dekat Antigua. Rekaman video menunjukkan awan hitam dan abu mengguyur kawasan klub golf. Walau sungai lahar panas mengalir di sisi lain gunung berapi.
Gumpalan asap besar yang bisa dilihat dari berbagai bagian negara dan abu yang jatuh di empat sisi mata angin Guatemala menimbulkan kekhawatiran di antara penduduk.
“Suhu dalam aliran piroklastik dapat melebihi 700 derajat (Celcius) dan abu vulkanik mengguyur pada radius 15 kilometer (9.32 mil). Itu bisa menyebabkan lebih banyak aliran lumpur dan sungai terdekat, sehingga berpotensi menjadi banjir bandang yang menyapu pemukiman mereka,” kata Eddy Sanchez, direktur lembaga seismologi, vulkanik dan meteorologi Guatemala.
David de Leon, seorang juru bicara CONRED, mengatakan perubahan angin adalah penyebab abu vulkanik jatuh di beberapa bagian ibukota. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Video Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA