EpochTimesId – Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) 12 Juni antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akan berlangsung di sebuah pulau pribadi di Singapura. Demikian dikatakan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Sanders.
Sanders mengatakan kedua pemimpin akan bertemu di hotel Capella di pulau Sentosa, Singapura. Dia juga berterima kasih kepada warga Singapura atas keramahan mereka.
Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa (5/6/2018) bahwa rencana untuk pertemuan bersejarah berjalan sangat baik.
“Banyak hubungan yang dibangun, banyak negosiasi yang terjadi sebelum perjalanan,” kata Trump. “Kami akan melihat apa yang terjadi. Tetapi itu sangat penting—ini akan menjadi beberapa hari yang sangat penting.”
Sentosa terletak di tepi selatan negara pulau itu. Kurang dari tiga mil, dikenal dengan pantai, hotel, kasino, dan taman hiburan Universal Studios. Sentosa dulunya hanyalah kuburan dan diberi nama ‘Pulau Belakang Mati’ dalam bahasa melayu. Pulau Sentosa kemudian dikembangkan sebagai objek wisata pada tahun 1970-an, dimana ketika itu diperbesar melalui reklamasi.
Pulau ini terhubung ke pulau utama Singapura melalui jembatan tunggal. Meskipun pemerintah setempat menyatakan “bisnis akan berjalan seperti biasa” selama KTT, bisnis lokal dan penduduk setempat diprediksi akan terganggu.
“Sentosa hanya memiliki satu pintu masuk dan jika pintu masuk diblokir sepenuhnya, itu pasti akan menjadi ketidaknyamanan besar,” kata Patricia Siswandjo, seorang warga Sentosa.
Hotel Capella adalah bagian dari perusahaan pengembang real estat Pontiac Land Group. Koglomerasi itu dimiliki oleh miliuner keluarga Kwee Singapura yang membeli merek tersebut dari mantan presiden Ritz Carlton, Horst Schulze tahun lalu.
Hotel itu memiliki 112 kamar, suite, villa, dan manor, termasuk manor kolonial dengan tiga kamar tidur. Harga sewanya adalah 10.000 dolar Singapura (sekitar 100 juta rupiah) per malam. Area ini memiliki tiga kolam renang, lapangan tenis, dan spa.
Walau sudah dikenal sebagai salah satu kota ter-aman di dunia, Singapura diperkirakan akan semakin meningkatkan keamanan selama KTT.
Kedua pemimpin akan membawa tim keamanan mereka sendiri. Akan tetapi, polisi elit Singapura, termasuk Kontingen Gurkha (tentara bayaran Nepal), akan mengamankan tempat KTT, jalan, dan hotel, menurut para diplomat yang akrab dengan keamanan VIP di negara pulau itu.
Sebagai bagian dari persiapan untuk KTT, Singapura telah menetapkan bagian-bagian tertentu dari kota sebagai ‘area acara khusus’ pada 10-14 Juni. Ini termasuk wilayah pusat, yang merupakan rumah bagi kementerian luar negerinya, kedutaan AS, beberapa hotel, dan juga Pulau Sentosa.
Otoritas penerbangan Singapura mengirim pemberitahuan kepada industri penerbangan pada Rabu (6/6/2018) pagi. Mereka mengatakan bahwa ruang udara akan dibatasi pada 11, 12, dan 13 Juni 2018.
“Semua pesawat yang tiba di Bandara Changi Singapura akan diminta untuk mengurangi kecepatan dan menghadapi beberapa pembatasan pada penggunaan landasan pacu untuk alasan keamanan nasional,” kata pemberitahuan itu.
Barang-barang seperti pesawat terbang jarak jauh yang dikemudikan dan sistem alamat publik akan dilarang di area ini selama periode tersebut.
Amerika Serikat sedang mengupayakan denuklirisasi penuh terhadap Korea Utara, pelucutan nuklir yang dapat diverifikasi, dan tidak dapat dibatalkan. Trump dan Menlunya, Mike Pompeo menjanjikan pada Korea Utara masa depan yang cerah dan makmur secara ekonomi, jika pemimpin komunis Kim Jong Un berkomitmen untuk meninggalkan senjata nuklir.
Amerika Serikat dan Korea Utara secara teknis masih berperang, melalui penandatangan bersama dengan Tiongkok dari gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea 1950-53. Trump telah mengindikasikan dia akan mencoba untuk menandatangani dokumen yang secara resmi mengakhiri perang. (Ivan Pentchoukov and Petr Svab/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA