EpochTimesId – Selama 10 tahun terakhir, para ilmuwan telah mengamati cahaya inframerah yang terang dan kembang api yang berasal dari lokasi dua galaksi yang bertabrakan.
Dalam studi yang baru dipublikasikan, para ilmuwan melakukan pemodelan atau ilustrasi proses. Mereka pun meyakini, bahwa para peneliti kemungkinan besar telah mengamati peristiwa gangguan pasang surut (tidal disruption event/TDE), atau peristiwa lubang hitam menelan bintang.
Meskipun pemodelan proses tidak konklusif, itu menunjukkan bahwa lubang hitam supermasif di pusat dua galaksi yang bertabrakan telah melahap bintang dengan ukuran dua kali massa Matahari (galaksi Bimasakti).
Lubang hitam menyedot beberapa materi dari bintang. Hal itu menghasilkan suar atau kembang api yang bersinar terang. Peristiwa ‘menelan’ itu juga menghasilkan aliran partikel yang bergerak ke luar, yang menghasilkan gelombang radio yang terdeteksi oleh teleskop di Bumi.
Observasi ini adalah pertama kalinya para ilmuwan mampu menyaksikan pancaran partikel yang dipancarkan dari TDE.
Galaksi yang bertabrakan, Arp 299, berjarak 150 juta tahun cahaya dari Bumi. Itu adalah jarak yang setara dengan perjalanan sebanyak 9,5 triliun kali dari Bumi ke Matahari, seperti dikutip dari Gizmodo.
Temuan penelitian ini berarti bahwa para ilmuwan mungkin dapat menggunakan emisi gelombang inframerah dan radio untuk mengidentifikasi lubang hitam di masa depan dengan lebih baik.
Para ilmuwan sekarang juga memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana jet yang terkait dengan TDEs terbentuk.
“Terlepas dari bagaimana jet yang berbeda terbentuk, asosiasi jet dengan jenis acara akresi tertentu, gangguan pasang surut bintang, berpotensi meningkatkan pemahaman kita tentang pembentukan jet secara umum,” kata Clive Tadhunter dari Universitas Sheffield kepada Gizmodo. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Simak juga, Pengakuan Dokter yang Dipaksa Panen Organ Hidup :
https://youtu.be/0x2fRjqhmTA