Epochtimes.id- Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak ditangkap oleh Komisi Antrikorupsi Malaysia Selasa (03/07/2018) malam.
Melansir dari Reuters, penangkapan tersebut bersamaan kekalahan mengejutkan pada Pemilu Mei lalu di tengah tuduhan korupsi besar-besaran dan penyelewengan dana negara.
Sejak reputasinya hilang di tempat pemungutan suara setelah dikalahkan mentornya Mahathir Mohamad, Najib telah dilarang meninggalkan negara tersebut. Dia memiliki jutaan dolar barang yang disita dari rumah dan apartemennya dari penyelidikan skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Mahathir (92) mengatakan dalam wawancara dengan Reuters pada bulan lalu mengatakan penggelapan dan penyuapan uang negara termasuk di antara tuduhan yang ingin dilakukan Malaysia terhadap Najib dikarenakan terjerat “kasus yang hampir sempurna” terhadapnya.
Penangkapan Najib terkait dengan penyelidikan ke SRC International, mantan unit 1MDB, satuan tugas yang menyelidiki dana tersebut. Ia dijadwalkan akan dituntut di pengadilan pada Rabu (04/07/2018) pagi.
Sumber yang dekat dengan masalah itu mengatakan dia mungkin menghadapi beberapa tuduhan.
Agen anti-korupsi menangkap Najib dari rumahnya setelah melayangkan surat perintah penahanan seperti disampaikan sumber-sumber yang dekat dengan keluarga.
Seorang juru bicara Najib tidak berkomentar dan Najib secara konsisten membantah melakukan kesalahan.
Najib berkuasa pada 2009 dan mendirikan 1MDB yang sedang diselidiki di setidaknya enam negara karena dugaan pencucian uang dan korupsi.
Skandal 1MDB membuat runyam masa jabatan kedua Najib yang akhirnya mengarah pada tersingkirnya koalisi yang telah memerintah Malaysia sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1957 silam.
Follow The Money
Tuntutan hukum perdata yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS menuduh bahwa hampir $ 4,5 miliar dari 1MDB menjadi pencucian uang melalui berbagai transaksi dan perusahaan shell.
Tiga tahun lalu hingga hari ini, Wall Street Journal melaporkan bahwa penyelidik Malaysia melacak hampir $ 700 juta uang 1MDB ke dalam rekening bank pribadi Najib.
Najib bersikeras bahwa dana itu adalah sumbangan dari kerajaan Saudi.
Mantan kepala bank sentral Malaysia mengatakan bahwa pada tahun 2015 Najib memintanya untuk mengeluarkan pernyataan yang mengatakan “dia tidak melakukan kesalahan terkait rekening pribadinya” yang dia tolak. (asr)