Penasihat Ekonomi Gedung Putih : Perang Dagang atau Tidak Tergantung Kepada Keputusan Tiongkok

oleh Fang Xiao

Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pada 18 Juli mengatakan bahwa dalam perselisihan perdagangan AS – Tiongkok, bola berada di pihak Tiongkok. Apakah Tiongkok memiliki keinginan untuk mencari solusi yang lebih baik dalam penyelesaian masalah, sehingga Amerika Serikat mencabut kembali tarif atas komoditas impor asal Tiongkok.

Menurut laporan Voice of America (VOA) bahwa ucapan Kudlow tersebut disampaikan dalam konperensi Delivering Alpha yang diselenggarakan bersama oleh CNBC (NBC Bisnis Channel) dan majalah Institutional Investor. Ia mengatakan bahwa akibat Amerika Serikat dan Tiongkok gagal mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dalam perdagangan, dan tanggung jawabnya terletak di pihak Tiongkok.

Larry Kudlow juga menjadi salah satu anggota delegasi negosiasi AS di Beijing beberapa waktu lalu, ia juga menghadiri diskusi saat makan malam dan duduk di sebelah Liu He dan asistennya.

Kudlow mengatakan, Presiden Trump merasa tidak puas terhadap hasil negosiasi dengan pihak Tiongkok. Oleh karenanya ia tidak akan mengendurkan tekanan kepada Tiongkok.

Ia menambahkan bahwa sebenarnya Tiongkok berkehendak untuk mencapai sebuah kesepakatan, tetapi Xi Jinping belum memiliki rencana seperti itu. “Saya pikir dia (Xi Jinping) membutuhkan tindakan. Kami semua menunggunya. Bola ada di lapangan Tiongkok,” katanya.

Kudlow juga mengatakan bahwa jika Tiongkok bersedia memberikan solusi yang memuaskan, masalahnya akan segera teratasi. Dia mengatakan, program tersebut adalah menurunkan tarif impor. Hilangkan hambatan non-tarif. Menghentikan pencurian kekayaan intelektual. Memungkinkan orang Amerika, Inggris, Jerman, siapa saja warga asing untuk membuka anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki pihak asing.

Belakangan ini, eskalasi perang dagang antara Tiongkok – AS meningkat. Pada 6 Juli lalu AS berberlakukan tarif tambahan 25 % terhadap komoditas Tiongkok senilai USD. 50 miliar dengan kenaikan yang USD. 34 miliar dijalankan terlebih dahulu. Pada hari yang sama Tiongkok juga mengenakan tarif tambahan 25 % terhadap komoditas AS senilai USD.34 miliat.

Pada 10 Juli, AS mengumumkan lagi daftar rencana kenaikan tarif untuk komoditas asal Tiongkok sebesar USD. 200 miliar. Keputusan eksekusinya sedang menanti audiensi publik yang akan diakhiri pada akhir bulan Agustus.

Terhadap kenaikan tarif 10% pada kumpulan komoditas Tiongkok ini. Tiongkok akan tidak mampu untuk melakukan pembalasan karena total ekspor barang Tiongkok ke AS hanya berjumlah USD. 130 miliar.

Wakil Presiden AS Mike Pence pada 16 Juli menghadiri pertemuan di Kementerian Perdagangan, dalam kesempatan itu ia lebih banyak membicarakan soal pekerjaan dan masalah perdagangan.

Pence memperingatkan, jika Tiongkok menolak untuk menerapkan perdagangan yang adil, bahkan masih ingin balas dendam terhadap petani dan produsen kita. Perlu diketahui oleh pimpinan mereka adalah, AS tak akan mundur, tekad AS tak akan runtuh dan Amerika Serikat akan terus mengambil langkah-langkah solid untuk melindungi tenaga kerja Amerika Serikat sampai Tiongkok secara total mengubah arahnya.

Pence juga mengatakan bahwa Amerika Serikat telah lama menderita kerugian dari transaksi perdagangan dengan Tiongkok. Era ekonomi AS menyerah kalah telah berakhir dan AS akan terus memperjuangkan suatu transaksi perdagangan yang bebas, adil dan berimbal balik. (Sin/asr)