EpochTimesId – Aktivis Anti-Islam Inggris, Tommy Robinson bebas setelah menjalani hukuman penjara. Dia sebelumnya dihukum karena siaran langsung di luar persidangan kasus geng grooming yang dibatalkan.
Robinson, yang nama aslinya adalah Stephen Yaxley, awalnya mengaku bersalah atas penghinaan terhadap pengadilan. Dia melanggar batasan liputan dan dipenjara selama 13 bulan. Dia kini menghadapi sidang baru setelah Pengadilan Banding menemukan masalah dengan cara penanganan perkara.
Kasus ini membangkitkan minat di seluruh dunia, dengan pendukung Robinson mengklaim haknya untuk kebebasan berbicara sedang dilanggar oleh sistem hukum. Gerakan kritiknya terhadap Islam yang sedang berlangsung, didukung ratusan ribu orang dalam bentuk tandatangan petisi online. Pendukungnya juga meminta agar dia dibebaskan.
Sementara itu, para ahli hukum mengatakan bahwa dia hanya melanggar perintah. Wibawa pengadilan dinilai tidak jatuh, akibat aksinya.
Putusan pengadilan banding pada 1 Agustus 2018, bagaimanapun, menemukan berbagai masalah dengan cara penanganan kasus itu. Termasuk kesalahan pada perintah pengadilan resmi yang menunjukkan Robinson telah dihukum karena melakukan tindak pidana.
“Kesalahan seperti ini memiliki konsekuensi serius pada klasifikasi tahanan, mengakibatkan perampasan hak istimewa dan pembebasan dengan lisensi,” kata pernyataan dari Pengadilan Tinggi.
Pengadilan banding juga mengatakan bahwa hakim seharusnya tidak menjatuhkan vonis secara singkat kepada Robinson. Keputusan itu dikeluarkan hanya lima jam setelah Dia memulai video live-streaming dari luar pengadilan.
“Ketika hakim berhak untuk berurusan dengan penghinaan itu sendiri, urgensi itu keluar dari masalah ketika pemohon setuju untuk mengambil video dari Facebook,” kata putusan pengadilan banding.
Pengacara Robinson, Carson Kaye, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Aturan hukum dan hak atas sidang yang adil merupakan hal mendasar bagi setiap individu dan keputusan ini adalah contoh dari perlindungan prosedural dari sistem kami, dan potensinya untuk melindungi setiap warga negara secara setara.”
Robinson kini bebas dengan jaminan, sambil menunggu sidang baru dalam dakwaan penghinaan terhadap pengadilan, atau contempt of court.
Geng Grooming Asia dan Kasus Sejarah
Robinson, pendiri Liga Pertahanan Inggris (EDL), telah lama menjadi pengritik Islam dan ‘Islamifikasi’ Inggris. Pandangannya yang blak-blakan sering memberinya label “aktivis sayap kanan” dan “rasis”.
Robinson telah mengikuti dengan seksama kasus-kasus historis pelecehan seksual oleh geng grooming yang didominasi ras pendatang dari Asia, yang diidentifikasi oleh sebagian orang sebagai grooming Muslim. Kondisi yang muncul dalam beberapa tahun terakhir.
Di Inggris, ‘Asia’ sering mengacu pada orang-orang dari Pakistan dan negara-negara islam timur tengah.
Sebuah penyelidikan pada 2014 memperkirakan ada 1,400 korban kekerasan dan eksploitasi seksual di Rotherham antara tahun 1997 dan 2013 oleh sekelompok pria yang didominasi orang Pakistan dan arab.
Beberapa laporan menyimpulkan bahwa geng-geng ini dapat berkembang, diantaranya karena budaya kebenaran politik di dalam kepolisian dan otoritas lokal.
Pada tanggal 26 Juli, menteri dalam negeri Inggris, Sajid Javid memerintahkan penelitian tentang asal-usul etnis geng grooming. Organisasi anti-ekstremisme Quillam melaporkan pada tahun 2017 bahwa 84 persen orang yang dihukum karena pelanggaran geng anak Grooming sejak 2005 adalah orang Asia.
Robinson telah mengikuti perkembangan pengadilan di Leeds Crown Court.
Pada 25 Mei 2018, video live streaming dari luar pengadilan menangkap momen ketika Robinson ditangkap. Video itu secara misterius menghilang beberapa jam kemudian dari Facebook, tetapi sudah keburu dilihat oleh ratusan ribu orang.
Selama keheningan dua hari berikutnya dari media Inggris, media sosial meledak dengan klaim bahwa Robinson telah secara diam-diam dipenjara tanpa pengadilan. Itu ditafsirkan oleh sebagian orang sebagai pembredelan yang kejam terhadap kebebasan berbicara dan pengabaian proses hukum.
Dua hari kemudian, alasan keheningan media terungkap, bersama dengan konfirmasi bahwa Robinson memang dipenjara.
Pengadilan kekerasan seksual tunduk pada perintah pengadilan, yang melarang pelaporan sampai setelah selesainya persidangan. Perintah pengadilan seperti itu tidak biasa, tetapi digunakan dari waktu ke waktu dalam sistem pengadilan Inggris.
Meliput Melebihi Batasan pada Tiga Pengadilan Terkait
Menjelaskan bagaimana live streaming Robinson adalah penghinaan terhadap pengadilan, hakim pada awalnya mengatakan, “Tidak seorang pun dapat menyimpulkan bahwa itu mungkin menjadi hal lain selain sangat merugikan terdakwa dalam persidangan ini. Jika para juri dalam persidangan saya sekarang tahu tentang video ini, saya tidak diragukan lagi akan dihadapkan dengan permohonan untuk mem-bebas-tugas-kan juri.”
Hakim juga memutuskan bahwa media tidak boleh melaporkan hukuman Robinson, karena hal itu akan mempengaruhi persidangan kasus pemerkosaan.
Sidang Leeds adalah yang kedua dari tiga uji coba terkait yang melibatkan 28 pria yang dituduh melakukan pemerkosaan. Hakim telah memerintahkan agar pelaporan media tidak dapat dilakukan sampai selesainya sidang terakhir, yang diharapkan akan dimulai pada bulan September.
Pengadilan mengangkat beberapa pembatasan liputan, setelah ‘badai posting media sosial’, klaim konspirasi, dan laporan media luar negeri yang datang beberapa jam hingga beberapa hari setelah penangkapan Robinson.
Ketika dia ditangkap di Leeds, Robinson sudah menjalani hukuman percobaan 18 bulan (semacam perintah percobaan) karena melanggar perintah pengadilan serupa di pengadilan Canterbury. Pengadilan banding menguatkan putusan penghinaan pengadilan dalam kasus Canterbury.
Pemimpin Partai sayap kanan, Ukip dan pendukung Robinson, Gerard Batten, berkicau di Twitter, “Satu kata penghargaan untuk pengadilan banding hari ini. Mereka mengangkat tradisi terbaik dari hukum Inggris. Adil dan tidak memihak. Tapi perilaku hakim dalam kasus Leeds perlu dilihat. Itu tidak adil atau tidak memihak.” (Simon Veazey/Epoch Times/waa)
Video Rekomendasi :