oleh Hong Mei
Musim panas tahun ini, bumi tiba-tiba mengalami ‘demam’ sehingga banyak wilayah di dunia menderita suhu tinggi yang tidak normal dan kerugian besar akibatnya. Namun, ini mungkin hanya suatu permulaan.
Sebuah penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa cuaca panas Bumi yang luar biasa akan berlangsung hingga tahun 2022.
Para ilmuwan dari Inggris dan Prancis baru-baru ini menerbitkan sebuah makalah penelitian menunjukkan bahwa pemanasan global disebabkan oleh faktor manusia dan faktor kenaikan alami suhu permukaan Bumi, mulai tahun ini hingga 5 tahun ke depan.
Penelitian itu menyebutkan, bumi akan menyingkirkan kecenderungan pemanasan global rata-rata yang disebabkan oleh ‘variabilitas internal’, sehingga keluar dari kebiasaannya yang memungkinkan terjadinya suhu udara tinggi.
Bahkan, suhu bumi terus melonjak, mengukir rekor baru.
Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA), suhu udara Bumi 4 tahun terakhur telah mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah.
Tahun 2016 merupakan tahun terpanas, sedangkan tahun 2017 dan 2015, diikuti oleh tahun 2014 suhu udara Bumi masih tinggi. Suhu udara Bumi bulan Maret sampai Mei tahun ini lebih tinggi 0,87 derajat dibandingkan dengan suhu rata-rata 1951 ~ 1980.
Ilmuwan dan fisikawan modern yang terkenal alm. Stephen William Hawking pernah memperkirakan bahwa Bumi akan menjadi sebuah bola api.
Hawking melalui pendekatan secara teori memperkirakan bahwa karena kepadatan dan konsumsi energi yang melampaui batas, manusia akan mengubah Bumi menjadi bola api raksasa sebelum tahun 2600. Hal mana menyebabkan Bumi tidak bisa lagi dihuni.
Oleh karena itu manusia perlu hidup di planet lain. Hawking mengatakan bahwa manusia perlu membuka planet lain dalam 100 tahun mendatang atau menghadapi kepunahan. (Sin/asr)