EpochTimesId – Jurnalis Jerman, Mesale Tolu, dibebaskan dari penjara Turki pada bulan Desember. Akan tetapi, dia dilarang meninggalkan negara hingga akhir pekan kemarin.
Setelah larangan meninggalkan Turki dicabut, Tolu kembali ke Jerman pada 26 Agustus 2018. Namun, dia bersumpah akan terus berjuang bagi kebebasan rekan-rekannya yang masih dipenjara secara tidak wajar, dalam tindakan keras Turki setelah kudeta yang gagal pada tahun 2016.
Tolu dituduh dan didakwa menjadi anggota organisasi teroris dan mempublikasikan propaganda teroris. Warga negara Jerman itu adalah salah satu dari puluhan ribu pegawai sipil dan wartawan yang ditahan setelah upaya untuk menggulingkan Presiden Tayyip Erdogan gagal.
“Saya mungkin berada di sini hari ini, tetapi ratusan kolega, aktivis oposisi, pengacara, mahasiswa. Sekitar 70.000 orang masih di penjara, masih belum bebas,” katanya kepada wartawan di bandara Stuttgart, setelah tiba dari Istanbul.
“Jadi saya tidak bisa benar-benar senang meninggalkan negara tempat saya berada di penjara. Karena saya tahu tidak ada yang berubah di sana,” sambungnya.
Tolu menggambarkan bagaimana polisi bersenjata bertopeng menyerbu rumahnya di tengah malam pada bulan April tahun lalu. Penggrebekan itu membangunkan putranya yang sedang tidur. Polisi menggeledah seisi apartemen sebelum menangkapnya.
Suaminya, Suat Corlu, masih berada di penjara Turki karena dakwaan terorisme, yang diajukan setelah kudeta. Dia mengatakan akan kembali ke negara itu untuk tampil di pengadilan, meski ada kekhawatiran bahwa dia mungkin akan ditangkap kembali.
Jerman telah menuntut pembebasan beberapa warganya. Sebagian memiliki darah Turki atau dinaturalisasi dari WN Turki. Upaya diplomatik itu sebagai langkah yang diperlukan untuk meningkatkan hubungan dengan Turki.
Hubungan antara dua mitra NATO itu memburuk setelah Jerman mengecam penangkapan Turki terhadap sekitar 50.000 orang. Krisis diplomatik juga dipicu penangguhan atau pemecatan 150.000 aparatur negara lainnya, termasuk guru, hakim, dan tentara.
Hubungan mulai membaik kembali dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah Turki melepas jurnalis Jerman-Turki, Deniz Yucel pada Februari 2018. (Reuters/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA