EpochTimesId – Pemerintah beraliran ‘kiri-tengah’ Spanyol menyetujui sebuah rencana amandemen hukum pada 24 Agustus 2018. Amandemen itu guna memastikan bahwa jenasah mantan diktator Spanyol, Jenderal Francisco Franco akan digali dan dipindahkan dari makam raya (mausoleum) nasional. Kebijakan kontroversial itu diambil untuk menghormati korban perang saudara di Spanyol.
Pemerintah Sosialis minoritas yakin bahwa parlemen akan mendukung amandemen itu. Amandemen mungkin akan dibahas dan memicu perdebatan pada bulan depan, menurut wakil Perdana Menteri, Carmen Calvo kepada wartawan.
Amandemen Undang-Undang Memori Historis Tahun 2007 akan memberi pemerintah kekuasaan kepada pemerintah untuk menggali jasad Franco. Perubahan itu bertujuan untuk menggagalkan upaya hukum di pengadilan oleh keturunan Franco dan pendukungnya, untuk menolak dan menggagalkan penggalian.
Memindahkan jasad Franco dari ‘Valley of the Fallen’, akan menjadi peristiwa penting di Spanyol. Negara yang masih menanggung luka sosial dan politik akibat perang sipil negara pada 1936-1939. ‘Valley of the Fallen’ adalah sebuah mausoleum atau makam raya yang dibangun sekitar 50 kilometer (30 mil) di sebelah barat laut Madrid.
Kompleks lembah yang luas itu adalah warisan publik yang paling mencolok dari pemerintahan Franco. Makam luas yang dibangun oleh diktator itu sebagai penghargaan kepada mereka yang tewas dalam perang ketika dia menggulingkan pemerintahan demokratis Spanyol.
Sekitar 34.000 orang dari kedua belah pihak pertempuran dimakamkan di lokasi itu. Kebanyakan dari mereka tidak pernah diidentifikasi.
“Memiliki kuburan Franco (di kompleks makam raya) menunjukkan kurangnya rasa hormat, untuk para korban yang dikuburkan di sana,” sambung Wakil PM.
Calvo mencatat bahwa delegasi PBB berkunjung ke lokasi makam raya empat tahun lalu. Ketika itu PBB mengatakan bahwa makam yang menghormati memori sejarah Franco tidak sesuai dengan demokrasi.
Selain menggali kuburan Franco, pemerintah juga berencana untuk menggali dan mengidentifikasi 114.000 sisa jenasah lainnya. Mereka adalah korban perang sipil dan korban dari empat dekade kediktatoran yang terjadi di bawah kekuasaan Franco, yang meninggal pada 1975.
Undang-Undang Memori Historis atau peninggalan bersejarah melarang acara publik mendukung rezim Franco. UU itu gagal memenuhi tuntutan luas korban perang saudara dan keluarga korban untuk melakukan penggalian dan reparasi.
Keturunan Franco akan diajak berkonsultasi dan diberi waktu 15 hari untuk memilih lokasi baru kuburan sang diktator. Jika mereka tidak memberi jawaban atau tidak menanggapi, pemerintah akan memilih tempat yang layak.
Francisco Martinez-Bordiu, cucu dari Franco, menggambarkan rencana penggalian pemerintah itu sebagai “perbuatan biadab”. Dia mengatakan kepada Antena-3 pada hari Jumat, bahwa keturunan Franco akan menggunakan pilihan dan hak hukum mereka untuk menghentikan penggalian.
Sebuah penggalian tubuh Franco yang dibalsem, kemungkinan akan digelar pada awal Oktober. Itu akan memperkuat kepercayaan reformis pemerintah, yang berhaluan liberal, setelah mengambil alih kekuasaan Juni lalu.
Memindahkan Franco dari mausoleum, yang dimiliki dan dioperasikan oleh lembaga warisan budaya, badan yang didanai publik, telah lama dibahas di Spanyol. Calvo mengatakan pemerintah ingin mempercepat penggalian karena ingin mengakhiri perbedaan pendapat yang berlarut-larut.
“Pada pertemuan Kabinet Jumat depan pada 31 Agustus, prosedur untuk penggalian akan ditetapkan,” kata wakil PM itu.
Kompleks ‘Valley of the Fallen’ termasuk makam dan basilika dalam gaya neoklasik. Itu merupakan situs ziarah populer bagi orang-orang yang ingin bernostalgia dengan zaman kediktatoran. Makam itu memiliki salib sepanjang 150 meter (500 kaki) yang dapat dilihat dari kejauhan.
Kuburan Franco sendiri berada di sebuah makam di tengah biara basilika. Kuburannya terletak di bawah batu nisan besar. (AP/The Epoch Times/waa)
Video Pilihan :
https://youtu.be/fTKcu82AtsA